EPILOG

8.7K 413 4
                                    

DISCLAIMER:MILIK SENSEI MASHASHI KISHIMOTO

******************

SPESIAL POV SASUKE

   Bagiku hidup bersama Sakura adalah hal yang sangat patut disyukuri.Ia seharusnya pantas jika bersanding dengan orang yang lebih baik daripada diriku namun masalahnya aku tak ingin ia menjadi milik orang lain.

Susah memang.

Saat ini aku tengah menatap wanita yang selama lima tahun ini menemani hidupku setelah pernikahan kami.Tangan putihnya terulur untuk mengambil kain yang ada dikening putri kecilku yang tengah demam.

Ia memasukkan kainnya kemangkuk air hangat lalu memerasnya dan kembali meletakkannya dikening Sarada.

Ia tak tahu bahwasanya aku berdiri dibelakangnya.Mungkin ia fokus pada malaikat kecilnya?

Bagiku Sakura adalah mama dan istri yang hebat.Ia mampu merubah sifat posesifku menjadi sifat positifku lalu ia juga bisa membuatku luluh dan mulai mengurangi tempramenku.

Sakura juga bisa mengurus segala hal secara bersamaan.Misalnya saat pagi dihari minggu.Ia bisa mencuci memasak dan menyapu dalam satu waktu.

Ia juga adalah mama yang ingin selalu ada disamping anaknya jika sakit namun tak melupakan pekerjaan rumah.

Sakura bagiku adalah mama yang kuat.

Aku benar-benar berterima kasih pada kami-sama karena telah mempertemukanku dengannya walau dengan cara yang sangat buruk.

Aku mendekatinya kemudian langsung memeluknya.

  "Astaga Sasuke-kun!" Ucap Sakura seraya mencubit lenganku.

  "Ittai mama."

Sakura tersenyum lalu melepas cubitannya.

Padahal sih tidak sakit.

  "Ini sudah hari ketiga Sarada demam.Apa kita bawa saja kerumah sakit?" Sakura menatapku meminta pendapat namun sebelum kujawab suara Sarada sudah menginterupsiku.

   "Lie mama.Aku baik-baik saja.Aku yakin akan sembuh besok." Jawab Sarada tersenyum lemah.

  "Iya sayang.Mama tahu tapi mama khawatir."

Sarada menggeleng lalu mengambil tangan Sakura dan menggenggamnya."Ini hanya demam ma.Aku punya mama disini yang bisa merawatku agar cepat sembuh.Aku yakin kalau mama sudah ada didekatku selama tiga hari pasti besoknya sembuh."

Sakura merona sedangkan aku mengacak gemas surai hitam Sarada.

  "Pintar sekali hm.Agar tidak disuntik." Ucapku dan langsung membuat Sarada meringis.

Memang anak itu takut dengan suntikan sama sepertiku dimasa lalu.Sepertinya🤔🤔

Dan entah kenapa aku penasaran apakah dulu Sakura takut dengan suntikan?

  "Mama.Apakah dulu kau takut dengan suntikan?"

Sakura memiringkan kepalanya lalu menggeleng.

  "Wah sugoi!!" Ucap Sarada bersemangat karena tahu mamanya lebih kuat daripada diriku-papanya."Kenapa ma?"

Sakura menoleh padaku yang tengah pundung dipojok ruangan karena merasa tersaingi.Sakura tertawa pelan lalu menggeleng.

  "Tidak apa-apa sayang.Tidak takut saja." Jawabnya.

  "Sungguh?"

  Sakura mengangguk."Tidurlah lagi.Agar cepat sembuh dan menemani mama memasak.!"

Sarada mengangguk.Hatiku menghangat ketika Sakura mencium kening Sarada dan dibalas kecupan dipipi oleh anakku itu.

Aku pun bangkit dan mencium pipi serta kening anakku tak lupa aku juga mengeruk keningnya dengan jari tengah dan telunjukku.

  "Ittai papa." Pekik Sarada.

Aku terkekeh."Tidur ya."

Sarada kembali mengangguk dan memejamkan matanya.

*******

Aku turun kelantai bawah untuk menyusul Sakura yang ada didapur untuk membuat ocha yang biasanya kunikamti disore hari.

Aku memeluknya dari belakang lalu menghirup aroma sampo yang tak pernah berubah dari lima tahun lalu.

  "Sasuke-kun.Lepaskan.Aku susah bergerak." Ucap Sakura.

  "Hn."

Sakura menghela nafas lalu mencium pipiku yang mampu membuatku merona.

Ahh selalu saja seperti ini.

  "Kenapa kau tidak takut pada suntikan?" Tanyaku iseng agar ada pembicaraan.

  "Karena aku pernah merasakan hal yang lebih menyakitkan."

Aku menegang mendengar jawaban Sakura.Tiba-tiba saja perasaan bersalah itu hinggap dihatiku.

  "Gomen."

  "Lie Sasuke-kun.Bukan karena dirimu tapi ketika aku tahu bahwa aku bukanlah anak kaa-san dan tou-san."

Jawaban Sakura sedikit membuatku lega namun perasaan bersalah itu masih belum bisa hilang sepenuhnya.

Aku mematikan kompor kemudian mengangkat Sakura dan mendudukkannya dimeja pantry.

Aku mencium keningnya dan memeluknya erat."Aku mencintaimu."

Aku benar-benar menunggu jawaban dari pernyataanku.

  "Aku juga mencintaimu Sasuke-kun."

Tak seperti dulu.....(jawabannya)

Dulu aku harus menunggu lama tapi kini ia akan langsung menjawabnya.

Aku mengecup bibirnya dan mulai melumatnya perlahan Sakura pun melakukan hal yang sama.

Nafas kami terengah-engah setelah berciuman dan sepertinya rona merah muncul diwajah kami berdua.

  "Arigatou sudah menjadi mama yang kuat untuk Sarada dan istriku.Mungkin kau mau menjadi mama dari anak-anakku?"

Sakura terdiam ia masih belum paham perkataanku lalu tiba-tiba saja dia memukul lenganku.

  "Aww."

  "Tentu saja aku mau." Jawab Sakura dengan wajah merona hebat.

    "Terimakasih Sakura." Ucapku.'Terima kasih kami-sama.'

  
                                   👍👍👍

NOTE:NAH EPILOG KAN UDAH

MAAF KALAU KURANG MEMUASKAN DAN PENDEK😢😢

JADI TUGAS KU DI CERITA INI DAH KELAR  Y😁😁

SAMPAI JUMPA DICERITA LAIN😘😘






STRONG MOM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang