Tiga hari kemudian, Apatermen 09.00 KST.
Vee keluar dari apatermen dengan langkahnya terburu-buru, menunduk sembari membenarkan antingnya yang terlepas.
Baru beberapa langkah, vee menabrak seseorang hingga terjatuh namun tak sepeuhnya tubuhnya jatuh kelantai. Karena seseorang menangkap pinggang rampingnya dengan tangan kekarnya.
Cukup lama saling menatap, vee tersadar jika namja ini menahan berat tubuhnya. Tangan kekarnya menarik pinggang vee hingga berdiri di depannya. Vee dengan cepat terbangun dan menunduk sopan.
"Aaah terima kasih, maaf tadi"...
"Tak apa, kau baik-baik saja? "
Vee mengangguk tersenyum melihat namja dengan masker hitamnya, perlahan namja itu menurunkan maskernya dan tersenyum.
"Jungkook????? "
Jungkook hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"Kenapa kau berada disini? " vee menatapya heran.
Belum sempat jungkook menjawab, vee melihat taehyung yang sudah berdiri di belakang jungkook tanpa menggunakan masker. Vee melebarkan matanya panik melihat ke sekeliling memastikan tidak ada seseorang yang melihatnya. Vee dengan cepat menarik tangan taehyung dan juga jungkook masuk ke dalam apatermennya.
"Yak taehyung! Kenapa kau ceroboh sekali hah! Kenapa kau tak memakai masker, kalau wartawan tau bagaimana? "" Sewot vee menatap taehyung dengan berkacak pinggang.
Taehyung dan juga jungkook hanya tertawa kecil melihat ekspresi vee, vee tidak tau jika wilayah sekitar apatermennya adalah wilayah bebas dari media.
Gie yang sedang duduk di sofa menganga tidak percaya melihat vee membawa masuk dua lelaki ke apatermennya, gie berjalan mendekat.
"Kalian??? " ucap gie menunjuk
Vee menghembuskan nafas kasar menarik tangan taehyung dan jungkook menuju ruang tengah untuk duduk.
"Kalian mau minum apa? " vee melihat taehyung kemudian juga jungkook.
" apa aja".
"Susu pisang" jungkook dengan semangatnya.
"Tidak ada" ketus vee dengan wajah yang sedikit kesal.
" eoh, kalau begitu orange jus" jungkook tersenyum melihatkan gigi kelincinya.
Vee berjalan menuju dapur untuk membuatkan dua gelas orange jus, sedangkan gie yang duduk disamping taehyung bertanya-tanya.
"Kenapa kalian bisa disini? "
" oh tadi kami hanya ingin berjalan-jalan sebentar, dan aku lupa tak memakai masker jadi seperti sekarang ini" bohong taehyung.
Gie hanya mengangguk-,tidak lama vee datang membawa dua gelas orange jus. Di sela-sela perbincangan mereka terpotong karena bunyi dari perut gie yang belum terisi makanan. Gie menunduk malu memegang perutnya dan yang lain hanya tertawa melihatnya.
"Kalian sudah makan? " tanya vee satu persatu.
Taehyung dan jungkook hanya menggeleng gemas melihat ke arah vee yang berdiri di sampingnya.
"Baik kalau begitu akan aku buatkan makanan", belum sempat pergi tangan vee di tarik.
"Persediaan kita habis kau belum sempat membelinya" bisik gie sepelan mungkin tetapi taehyung dan juga jungkook masih bisa mendengarnya dan mereka menahan tawanya.
"Jangan khawati, hyung sudah memesan makanan, tunggu beberapa menit lagi".
Vee dan gie langsung menoleh ke arah jungkook tersipu malu dan mengangguk.
"Aku akan ke kamar sebentar " vee beranjak menuju kamarnya.
Beberapa menit vee keluar dari kamar mereka sudah berada didapur, terlihat gie yang sedang menyiapkan makanan yang telah di pesan, sedangkan taehyung dan jungkook duduk di meja makan. Vee segera membantu gie tak lupa ia mengikat rambutnya tinggi-tinggi hingga memamerkan leher jenjangnya. Tanpa vee sadari taehyung terus memerhatikannya tanpa henti.
" kenapa kalian tidak memanggilku "oppa"?" taehyung memangku dagunya dengan satu tangannya.
"Karena kita seumuran" ucap gie membuka kemasan makanan.
" kau ingin aku panggil oppa? " vee menaikan alisnya ke arah taehyung.
" nee"
" tapi aku lebih tertarik memanggil jungkook dengan sebutan "oppa"??" ucap vee selembut mungkin mengigit kemasan jelly di bibirnya.
" yak nonaa jangan menggodaku seperti itu! ".=======
Bersambung.......
aku bingung nih mau ke gimana ceritanya takut udah pada bosan, kasih masukan ke...
Jangan lupa vote and vomment yak kak
KAMU SEDANG MEMBACA
Whats Wrong
Short StoryWanita mana yang tidak bahagia bisa menjadi seorang kekasih dari idolanya. Namun di balik kebahagiaan itu ia harus rela menyembunyikan identitasnya demi melindungi orang-orang yang ia cintai. Ia sangat bingung keputusan mana yang harus ia ambil, Ci...