14

59 11 0
                                    

Angin berhembus kencang membuat bunga dan dedaunan pisah berguguran jatuh dimana-mana. Cuaca cukup berangin, orang-orang mulai memakai baju hangatnya.

Tapi tidak berlaku pada seseorang yang tengah berdiri di trotoar memegangi roknya yang tertiup angin. Hingga membuat syal yang melilit lehernya terlepas dari lilitannya.

"Eoh".  , ,,syalku?? ".. Ucap gie pasrah.

Seseorang yang baru saja menapakan kakinya di sebrang jalan, diam menunduk memejamkan matanya dikala angin kencang menerpa tubuhnya, ia yakin sesuatu mendarat di wajah maskulinnya.

Ia melepas sesuatu yang menutupi wajahnya, sebuah syal berwarna navy diujung jahitan terdapat nama pemilk berada di genggamannya. Ia mengerutkan keningnya melihat kesekeliling mencari sang pemiliknya.

Gie dibuat frustasi tangannya masih Setia memegangi roknya, ia bingung harus bagaimana, menelfon vee untuk membawakan mantelnya pun percuma, pasalnya vee sedang pergi bersama taehyung.

"milikmu??? " entah dari mana datangnya, sebuah tangan kekar tepat didepannya,

Gie mendongakkan kepalanya menghadap seseorang yang berdiri didepannya terkejut.

"Jimin-ssi? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jimin-ssi? "......

Yang di sebut namanya hanya tersenyum melihatkan bulan sabit dimatanya.

Gie terdiam baru saja tangannya terbebas, angin menerpa tubuhnya kencang membuat roknya terangkat tinggi.

"Uh! " reflek gie memegangi roknya malu.

Jimin menahan tawa memasangkan syal di leher gie, angin seakan ingin menggodanya beberapa kali ia menerpa tubuh mereka berdua. Jimin melepas mantelnya, ia memakaikannya di punggung gie.

"Pakai ini,  kau aman "...

"Tapi...  Bagaimana dengan kau? " gie menatapnya khawatir.

"Jangan pikirkan,  apa kau rela aku terus melihat pemandangan Indah disini? " goda jimin.

"YAK JIMIN!! "

" kau ingin kemana? "

" aku ingin membeli buku" jawab gie membenarkan mantel yang menyender di punggungnya.

" biar aku antar"

"Tapi????! "...

~

~

Jimin dan gie saling bertatapan, gie yang menatapnya khawatir sedikit memohon untuk membatalkan memasuki gramedia karena terlihat sangat ramai. Lagi-lagi jimin melihatkan bulan sabit di matanya, meskipun memakai masker gie yakin kini jimin sedang tersenyum kearahnya sembari menarik tangannya yang bebas menggantung.

"Kajja!? "

Gie menahan tangannya menggelengkan kepalanya memohon.

" Bagaimana kalau mereka tau jika kau berada disini " ucap gie lemah.

Whats WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang