Mumpung masih anget di otak, jadi aku akan update terus.
Series ini belum ada jadwal tertentu. Sementara ini aku update sesuai mood aja dulu yaaa! Doakan supaya mood nya bagus terus biar tiap hari update 😁
Happy Reading Chingudeul!>>>>><<<<<
Krystal kembali menginjakkan kakinya di sebuah klub malam bernama Bello yang terletak di kawasan mewah dengan keamanan yang cukup ketat. Itu semua terlihat dari Bodyguard yang berjaga membusungkan dada di depan. Orang-orang yang masuk pun tidak boleh sembarangan. Mereka harus mempunyai id card sebagai pengunjung ataupun pegawai.
Seperti sekarang ini, usai mesin barcode berbunyi bip, Krystal segera masuk ke dalam gedung. Setelah sampai di dalam, ia disuguhkan pemandangan yang sudah mulai ramai oleh pengunjung. Beberapa di antara mereka ada yang sedang minum, ada yang menari diiringi musik DJ, bahkan ada yang terang-terangan beradegan dewasa.
Krystal mengumpat kesal, benar kata Seulgi, seharusnya ia tidak pernah berada di tempat ini. Mendengarkan dentuman musik terlalu lama bisa-bisa membuat gendang telinganya pecah. Krystal memang norak, kampungan. Ia jarang sekali pergi ke klub, jika bukan seorang Seulgi yang mengajaknya, itu juga hanya sekedar minum. Jujur saja, melihat perempuan berlalu lalang dengan pakaian seksi seperti rok mini dan V neck itu membuatnya geli.
"Lebih baik aku membersihkan lantai atas saja."
Krystal memutuskan untuk naik ke lantai atas usai mengganti bajunya dengan seragam yang cukup sopan bagi seorang pelayan klub. Rok diatas lutut, kemeja yang tidak terlalu ketat dan sebuah pita untuk karyawan wanita.
"Ahh mengapa pakai pita segala? This is not my style." Decaknya sebal.
Dengan helaan napas panjang Krystal pun segera mulai membersihkan lantai lima. Mulai dari menyapu dan mengepel hingga terlihat bersih. Sebetulnya ia merasa gelisah sejak tadi, ketika kedua netranya sesekali mengekor ke arah pintu merah padam yang senantiasa tertutup rapat, seperti tidak berpenghuni.
Setelah mendengar cerita dari Haechan kemarin, Krystal menjadi lebih hati-hati untuk bekerja di dunia barunya ini. Bahkan saat ia melewati pintu tersebut, ia mengendap-ngendap seperti pencuri, sampai-sampai ia sempat menahan napasnya sendiri. Ia sungguh gugup setengah mati apalagi saat sebuah pistol bersarang di dahinya kemarin. Benar-benar menakutkan.
Selesai membersihkan lantai ia pun berniat untuk membersihkan tempat lain, namun sebelum itu ia akan memindahkan sampah dan membuangnya. Tetapi kedua matanya membelalak seketika saat didapatinya di dalam tong sampah, beberapa barang antik dan mewah yang sempat ia kagumi kemarin.
"Kenapa barang-barang mewah ini ada disini?" Ujarnya kemudian ia tiba-tiba teringat sesuatu yang sajangnimnya sempat katakan kemarin,
'Berani-beraninya kau menyentuh barang-barang itu!'
Mulut Krystal menganga lebar,
"Jangan-jangan dia membuangnya?"
Ia lalu memandang tidak suka ke arah pintu merah padam itu.
"Aku merinding." Ucapnya merasa tertohok.
-
"Aku rasa kau harus membantuku membersihkan klub. Aku sedang tidak enak badan."
"Tapi aku sudah membersihkan klub ini tadi."
"Tapi ruangan bagian belakang belum dibersihkan dan gelas-gelasnya belum dicuci."
Mendesah pelan, Krystal tidak berniat menjawab rekan kerjanya yang menyebalkan itu. Ia tahu mereka sedang mempermainkannya lagi setelah kemarin menyuruhnya mengantarkan wine kepada sajangnim nya. Padahal semua sudah teratur sesuai jadwal, tapi karena Krystal tidak mau memperumit keadaan, dengan terpaksa ia pun mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HAPHEPHOBIA BOSS
Romance[COMPLETED] Aku tidak bisa bersentuhan dengan orang lain. Aku mengidap Haphephobia sebelum akhirnya dia datang dalam hidupku dan menjadi satu-satunya orang yang bisa menyentuhku. - "Manusia itu butuh sentuhan. Kau hanya perlu menemukan cara agar bis...