3. Pintu Terlarang

1.7K 210 10
                                    

"Siapa kau?" Ujar pria itu dengan nada mengerikan, sedang tangan kanannya terulur ke depan menodongkan sebuah pistol tepat di kening Krystal.

Kontan Krystal bergerak mundur hingga mengenai dinding, ia sungguh panik setengah mati, namun pria tersebut semakin mendekat sembari menatapnya tajam.

"A a ak aku hanya disur ruh me mengantarkan minuman itu." Ucapnya tergagap setelah sepersekian detik tadi hanya bungkam.

"Siapa yang menyuruhmu?"

Krystal meringis ketakutan, apalagi pistol itu masih terus mengarah padanya.

"Katakan!" Desak pria itu lagi.

"A aaku tidak tahu. Aku karyawan baru disini." Jawab Krystal memejamkan kedua matanya, khawatir pria itu akan menembaknya. Tetapi saat Krystal membukanya kembali yang ia dapati adalah raut pria di depannya yang mulai berubah. Tatapannya sedikit melunak seperti memikirkan ucapan yang baru saja Krystal lontarkan.

"Karyawan baru?"

Mengerti akan situasi, diam-diam Krystal menyusun strategi untuk melawan. Tanpa aba-aba ia pun menginjak kaki orang tersebut dan memelintir tangannya yang sedang memegang pistol hingga pistol itu terjatuh keatas lantai. Tatap geram diarahkan si gadis pada pria yang kini tersungkur di hadapannya. Ada rasa ragu yang tiba-tiba menghinggapi hatinya usai melihat respon kesakitan dari pria itu. Padahal Krystal tidak terlalu keras melakukannya.

Tak punya pilihan lain, Krystal akhirnya memilih lari dan kabur membawa rasa bersalah karena meninggalkan pria tersebut dalam keadaan kesakitan. Terlebih karena ulahnya.

Dengan langkah yang terasa berat, napasnya pun terdengar melemah seakan kehilangan kekuatan. Apa yang baru saja ia alami sungguh aneh untuk dapat dicerna akal sehatnya. Mendadak ia teringat mimpi semalam, ia rasa persis sekali dengan kejadian ini. Apalagi tatapan tajam yang ia dapati, benar-benar sangat mirip orang yang ada di mimpinya. Oh ini sungguh berada diluar dugaannya!

"Hei sedang apa kau disini?"

Krystal tersentak ketika suara familiar menelusup indera pendengarannya. Hampir saja ia terjatuh ke belakang jika sebuah tangan tidak menahannya. Haechan.

"Ah maaf. Aku mengagetkanmu ya?"

Krystal mengulas senyum canggung sebelum kemudian menggelengkan kepala pelan.

"Kau belum mengganti bajumu?" Tanya Haechan dengan raut heran.

Refleks Krystal membekap mulut Haechan karena telah berbicara cukup keras, ia khawatir orang tadi dapat mendengarnya dan mengejarnya. Krystal lantas menyambar lengan Haechan yang menguntai lalu menyeretnya. Haechan pun memberi pandang penuh tanya, tapi tungkainya ikut bergerak mengikuti kemana Krystal membawanya pergi.

-

"Apa? Siapa yang menyuruhmu mengantarkan minuman kesana?"

Rentetan tanya menguar dari bibir Haechan dengan ekspresi dan nada syok. Seperti memendam amarah sekaligus meredakannya.

"Aku tidak tahu siapa dia. Yang pasti dia juga karyawan disini karena memakai seragam yang sama denganmu." Jelas Krystal.

"Tapi bukan itu fokus utamaku saat ini." Krystal menjeda kalimatnya,

"Siapa orang itu? Mengapa dia menodongkan pistolnya padaku? Dan mengapa rautmu seperti aku baru saja keluar dari kandang macan?"

Haechan mengangguk-angguk sembari membenarkan posisi duduknya. Saat ini mereka sedang berada di lantai dua di dekat ruang persediaan, tempat yang cukup sepi dan jarang dilewati orang.

"Pantas saja dia menodongkan pistol padamu.." katanya membuat Krystal mengernyit kemudian memfokuskan diri menunggu penjelasan Haechan selanjutnya.

"Dia itu tidak suka siapapun memasuki ruangannya. Dan memang sebelumnya ruangan itu belum pernah dimasuki karyawan manapun. Kecuali sekretarisnya."

Krystal masih terdiam. Membiarkan Haechan melontarkan banyak penjelasan padanya sejelas mungkin.

"Dan asal kau tahu. Pintu itu kami, para karyawan juluki sebagai pintu terlarang." Lanjut Haechan. Ia memandangi Krystal yang tampak bingung.

"Bisakah kau bicara lebih jelas? Memangnya itu ruangan apa? Sampai karyawan pun tidak berani memasukinya?" Meskipun kedengarannya belum masuk diakal, tapi Krystal perlu tahu hal apa yang mengganjal di tempat kerja barunya ini.

"Itu ruangan sajangnim. Jung Jaehyun sajangnim." Jawab Haechan.

"Lantas? Aku rasa predikat boss terlalu berlebihan jika dijadikan alasan kita untuk takut seperti itu padanya."

Ada nada kesal ketika Krystal mengatakannya membuat Haechan terkekeh geli karena raut Krystal kali ini sungguh menggemaskan. Baru kali ini ia melihat raut marah yang malah membuatnya geli.

"Pokoknya yang pasti, jika kau tidak mau kejadian tadi terulang, kau jangan pernah lagi memasuki ruangan sajangnim. Ingat. Itu pintu terlarang."

Haechan lalu beranjak berdiri dan hendak mengajak Krystal mulai bekerja, namun ia melupakan sesuatu,

"Satu lagi, Jaehyun Sajangnim datang satu jam sebelum klub buka dan ia akan pulang satu jam setelah klub tutup. Kau jangan pernah melewati waktu. Mengerti?"

Krystal mematung. Dunia aneh apa yang baru saja ia masuki? Dan Jaehyun Sajangnim, ada apa dengannya? Apa dia vampir? Atau alergi manusia?

-

Jaehyun Sajangnim ;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun Sajangnim ;)

MY HAPHEPHOBIA BOSS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang