24. Janji dan Sumpah

1.4K 172 13
                                    

Happy Reading!



Jaehyun terlihat melamun sembari menopang dagunya sendiri. Pikirannya sedang menerawang jauh. Ia benar-benar tak menyangka hidupnya berubah dengan cepat seperti ini. Bahkan rasanya hari-hari kemarin seperti mimpi baginya. Kehadiran Krystal sungguh mustahil untuk bisa dipercaya karena hatinya sekarang sudah kosong, hampa sekaligus hancur.

Kini Jaehyun harus menata hidupnya kembali ke sedia kala sebelum Krystal hadir di hidupnya dan pernah memberinya harapan untuk sembuh.

"Jaehyun?"

Lelaki itu terkesiap ketika namanya dipanggil oleh seseorang yang baru saja datang kemudian duduk di sebelahnya.

"Kau melamun?"

Jaehyun tidak menjawab. Tatapannya kembali pada posisi semula. Dio dengan tangan yang sibuk membereskan beberapa barang bawaannya pun hanya melihat jengah ke arah teman, pasien sekaligus sajangnimnya itu.

"Katamu kau yakin akan memulainya dari awal. Baru melangkah satu kaki saja kau sudah begini." Sindirnya.

Jaehyun mendelik tajam. Ia lalu mengalihkan perhatiannya pada ponselnya dan melakukan kegiatan yang tidak berarti.

"Aku akan bertanya sekali lagi Jae.." Ucapannya terpotong.

"Ah kau ini banyak sekali bertanya." Decih Jaehyun.

Dio memasang wajah sebalnya seraya kembali melanjutkan kata-katanya,

"Beberapa detik lagi kita akan berangkat. Kau yakin akan pergi kali ini?"

Jaehyun akhirnya menoleh dan libidonya terfokus untuk menjawab pertanyaan Dio.

"Makannya dengarkan dulu. Siapa juga yang mau bertanya hal yang sama. Sampai mulutku berbusa pun kau tidak akan mendengarkan saranku tentang Krystal." Ketus Dio.

Jaehyun menghela napas berat. Jujur, mendengar Dio terus-terusan menyebut nama Krystal membuat hatinya tercabik-cabik. Jaehyun benar-benar ingin melupakannya, meski yakin ia memerlukan proses yang lama.

"Ya aku yakin. Hanya tiga hari kan? Sekalian liburan." Jawabnya kemudian kembali menatapi jendela pesawat.

Malam ini Jaehyun ditemani Dio, akan melakukan perjalanan bisnis ke London. Sebelumnya Jaehyun tidak pernah pergi, mengingat phobianya akan menghambat seluruh aktifitasnya nanti. Biasanya ia akan menyuruh pegawainya yang terpercaya untuk menggantikannya sebagai perwakilan. Tapi berbeda kali ini, ia akan melakukannya sendiri. Selain untuk bisnis, ia juga berniat untuk sekedar mendinginkan pikirannya dan sedikit melupakan masalah yang menimpanya akhir-akhir ini.

"Pakai Seat Belt nya. Pesawat akan segera take of." Imbuh Dio sembari memasang Seat belt nya sendiri.

-

Jaehyun memicingkan matanya karena silau cahaya matahari yang masuk melalui jendela cukup besar yang entah sejak kapan gordennya sudah terbuka. Jaehyun berusaha mengumpulkan kesadarannya. Ia hampir tidak ingat bahwa kini ia sedang berada di luar Korea. Ia kini berada di sebuah hotel yang semalam ia sewa.

Jaehyun bangun dari tidurnya lalu menggeliat. Ia menyapu pandang untuk mencari dimana jam dinding berada. Belum terlalu siang. Meeting akan dimulai pukul 12 siang nanti. Sebenarnya ia baru akan kembali membaringkan tubuhnya karena semalam kurang tidur, tapi tiba-tiba rungunya dikagetkan dengan satu suara yang ia kenali sedang memanggilnya dan menghampirinya.

'Apa aku bermimpi?' Batinnya.

Dengan jelas Jaehyun melihat sosok gadis yang selalu membuat dadanya berdetak cepat tengah berjalan mondar-mandir di hadapannya, dengan langkah terburu-buru sedang membawa sebuah kemeja dan handuk.

MY HAPHEPHOBIA BOSS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang