Maaf kemalaman ;)
Happy Reading!
Krystal menatap nanar. Tatapannya begitu kosong. Di dalam kepalanya memikirkan seorang Jaehyun yang ia temukan dalam keadaan berlumuran darah semalam. Ia sungguh takut akan kemungkinan buruk yang bisa terjadi pada Jaehyun yang tak kunjung sadarkan diri.
"Krystal.. lebih baik kau pulang dulu. Istirahatkan badanmu. Semalaman kau tidak tidur." Ucap Dio yang sepertinya tidak Krystal dengar. Krystal duduk mematung menghadap tubuh Jaehyun yang masih terbaring diatas ranjang rumah sakit dengan kabel-kabel yang terpasang di tubuhnya.
"Jaehyun baik-baik saja. Dia sudah melewati masa kritisnya. Sekarang dia belum sadar karena obat yang ku berikan. Obatnya sedang bereaksi."
Krystal belum juga merespon. Matanya terasa berat dan panas. Ia memejam lagi, mengheningkan pendengaran serta pengelihatannya. Ia mencari sosok Jaehyun disitu, membayangkan lelaki itu tengah memeluknya erat dan menghilangkan seluruh kekhawatirannya. Jaehyun, Krystal sungguh merindukannya.
Air matanya kembali mengalir. Membasahi kedua matanya yang masih terpejam. Rasanya pedih sekali, hatinya bagai teriris pisau tajam mendapati Jaehyun terluka seperti ini. Jika saja Tempo hari ia tidak memutuskan untuk pergi, mungkin keadaannya tidak seperti ini. Krystal benar-benar merasa bersalah, dan terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri.
"Aku mengerti. Tapi berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Aku yakin Jaehyun pun tidak akan menyalahkanmu." Ucap Dio seraya menyentuh bahu Krystal.
"Aku akan menunggu sampai dia terbangun."
Hanya itu kalimat yang keluar dari bibir pucat Krystal membuat Dio menghela napas panjang entah untuk ke berapa kalinya.
"Baiklah kalau begitu. Jika ada apa-apa, aku ada di ruanganku. Oh ya begitu Jaehyun sadar, kau jangan langsung menanyakan apa yang terjadi semalam dan sebab apa Jaehyun bisa terluka. Aku khawatir dia shock dan.." Dio menggantung kalimatnya.
"Dan apa?" Tanya Krystal penasaran.
"Tidak, hanya itu saja. Ya sudah aku permisi," pamit Dio mengabaikan ekspresi penuh tanya yang Krystal tampilkan di wajahnya.
Dio belum terlalu yakin ia bisa menceritakan segalanya pada gadis itu. Perihal phobia Jaehyun saja rasanya berat sekali untuk memberitahu Krystal. Bukannya apa-apa, Dio hanya bersikap hati-hati.
-
"Aku minta maaf telah membuatmu khawatir karena tidak memberi kabar, Seulgi. Tapi kau tenang saja, aku baik-baik saja disini. Ya, aku belum bisa cerita sekarang, mungkin nanti jika aku pulang. Baiklah, sampai jumpa nanti ya."
Usai menutup panggilan di ponselnya, Krystal segera menyalakan keran air kemudian membasuh wajah dan tangannya. Ya sekarang ia sedang berada di kamar mandi, beberapa menit yang lalu Krystal baru saja kembali dari kantin setelah selesai mengisi perutnya yang keroncongan. Sebetulnya Krystal sama sekali tidak nafsu makan, tapi menunggu Jaehyun sadar juga ternyata butuh tenaga.
Krystal memandang raut mukanya sendiri melalui pantulan cermin di dalam kamar mandi. Sembab di sekeliling matanya belum hilang, juga lingkar hitamnya malah bertambah. Ia benar-benar terpuruk dan lupa mengurus diri.
"Kamu memang yang terburuk Krystal." Gumamnya frustasi.
Rasanya kepala Krystal nyaris meledak hanya untuk memikirkan Jaehyun. Lelaki itu belum kunjung sadar, bahkan kini hari sudah menjelang sore. Setelah dirasa cukup untuk mendinginkan pikirannya, Krystal segera merapikan dirinya lalu berniat kembali ke ruangan Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HAPHEPHOBIA BOSS
Romance[COMPLETED] Aku tidak bisa bersentuhan dengan orang lain. Aku mengidap Haphephobia sebelum akhirnya dia datang dalam hidupku dan menjadi satu-satunya orang yang bisa menyentuhku. - "Manusia itu butuh sentuhan. Kau hanya perlu menemukan cara agar bis...