15. Maaf

1.6K 188 15
                                    

Berterimakasihlah pada hujan diluar yang telah membuat ideku mengalir deras 😋

Happy Reading!


"Bagaimana keadaannya?" Jaehyun berseru panik usai mendapati seorang Dio keluar dari ruang UGD.

"Dia masih pingsan. Aku belum tahu pasti apa penyebabnya, tapi.." ucapan Dio terpotong.

"Sebelum memakan makanan itu, Krystal baik-baik saja. Aku yakin, ada racun di dalam makanan itu." Kata Jaehyun bersungut-sungut.

"Memangnya kau sudah memastikannya?" Tanya Dio.

"Aku sudah mengirimkan sampel makanan ke lab. Tapi aku yakin ada yang salah pada makanan Krystal." Jaehyun berbicara dengan nada serius.

"Sebaiknya kita tunggu hasil dari mereka, dan aku akan memeriksa Krystal lebih lanjut setelah dia sadar."

Jaehyun manggut-manggut seraya mendudukkan diri diatas kursi panjang dekat koridor. Sedari tadi genggaman tangganya tak lepas dari sebuah ponsel. Ia terus menunggu hasil tes meski ia menyadari malam sudah sangat larut dan ia harus menunggu hingga esok pagi.

"Aku yakin Krystal akan baik-baik saja." Imbuh Dio sembari menyentuh bahu Jaehyun, menguatkan.

Sebenarnya sedari tadi Dio tidak bisa berkata apa-apa saat menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, seorang Jaehyun tengah membopong tubuh Krystal. Ia sungguh tak percaya Jaehyun bisa bertindak demikian. Selama berteman dengannya, belum pernah barang sekalipun Dio mendapati Jaehyun bersentuhan dengan orang lain, termasuk dengannya. Bahkan Dio sudah putus asa setiap kali melihat Jaehyun seperti itu.

Tapi kini, keadaan berangsur-angsur berubah. Dio memperhatikan kehidupan Jaehyun semakin berwarna. Senyum cerah kerap kali ia temui di wajah lelaki dingin dan datar itu. Bahkan akhir-akhir ini Dio menjuluki Jaehyun sebagai manusia paling bawel. Terutama jika sudah bercerita tentang Krystal.

Maka dari itu, kali ini Dio merasa Jaehyun sedang merasa terpuruk melihat Krystal kesakitan. Barangkali Jaehyun tidak ingin menghilangkan kesempatan untuk menyembuhkan phobianya. Ya minimal untuk sebatas itu. Dio belum berani berspekulasi lebih.

"Kalau begitu aku akan kembali ke ruanganku. Lebih baik kau sempatkan waktu untuk beristirahat. Ini sudah hampir pagi. Krytsal aman bersamaku." Pamit Dio menepuk bahu yang baru saja ia sentuh kemudian dibalas anggukkan dari Jaehyun.

Selepas itu, bukannya menuruti kata Dio, Jaehyun malah tertunduk lesu. Beberapa kali ia membuang napas yang terasa menyesakkan. Rasa bersalah bergemuruh kencang di hatinya. Sudah dua kali ia menyebabkan Krystal seperti ini. Pertama, karena ia menuntut denda hingga Krystal bekerja keras sampai mengalami drop kemarin. Kedua, karena sifat kekanak-kanakannya untuk menghindari seorang Yerin dan melibatkan Krystal.

'Bodoh! Tolol!' Geramnya dalam hati.

Selanjutnya tiba-tiba dalam sekejap Jaehyun mengernyit, setelah itu ekspresi tajam tercipta di wajahnya. Dengan tangan yang terkepal, Jaehyun beranjak dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan rumah sakit.

-

Jaehyun menatap tajam Yerin, seolah sorot matanya dapat menembus, melubangi kepala wanita di hadapannya itu lalu kembali berujar,

MY HAPHEPHOBIA BOSS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang