Happy Reading!Jaehyun mengubur dirinya dalam kesibukan pekerjaan selama seminggu terakhir. Bisa seharian dia berada di kantor dan pulang ke mansion hanya untuk membersihkan diri dan mengganti baju. Setelah itu ia kembali ke kantor, kecuali jika ada meeting di luar atau sekedar bertemu dengan klient.
Tetapi hal itu bukan berarti akhir-akhir ini Jaehyun banyak pekerjaan, ia hanya tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan setelah Krystal, kekasihnya pergi meninggalkannya. Ia melakukan ini semua untuk melupakan semua masalah yang terjadi. Ditambah kasusnya yang belum selesai dan sore ini ia harus menghadiri sidang.
"Aku dengar dari pengacara Yang, bahwa Paman Park dan bibi Jung akan menuntut balik jika bukti yang kita punya tidak kuat Jae." Ujar Dio usai mereka berpamitan dengan klient lalu kembali duduk di kafe.
Sebelum bersuara, Jaehyun terlebih dahulu melonggarkan dasinya kemudian menyeruput coffee panasnya.
"Bisa apa mereka? Tenang saja Dio. Aku sudah berhasil mengumpulkan data penggelapan dana perusahaan nenekku pada tahun 2005 lalu. Itu akan menguatkan alasan bahwa dari dulu mereka ingin merebut perusahaan yang nenek pernah wariskan pada orang tuaku. Dan tentu ini berkaitan dengan tujuannya membunuh mereka."
Dio manggut-manggut seraya mengikuti apa yang Jaehyun lakukan. Menyeruput coffeenya.
"Jadi kau tetap tidak akan menyertakan bukti CCTV itu? Nanti nya kan ayah Krystal akan mengakui bahwa malam itu dia disuruh oleh Lucas dan ayahnya. Jaehyun, kau harus memikirkan ini lebih matang lagi." Bujuk Dio.
Jaehyun menghembuskan napasnya. Mendengar nama Krystal lagi, hati Jaehyun mencelos. Seperti ada sesuatu yang sedang melubangi hatinya. Apalagi di kepalanya kini kembali tergambar bagaimana cantik dan anggunnya wanita yang sempat menjadi kekasihnya dan nyaris menjadi istrinya.
"Tidak usah kujawab lagi." Imbuhnya sembari merapihkan diri dan beranjak dari duduknya lalu melangkah pergi.
"Hei tunggu aku. Aku tidak bawa mobil Jaehyun." Teriak Dio menyusul.
Ada mungkin puluhan kalinya Dio berusaha membujuk Jaehyun untuk menyertakan bukti CCTV itu. Tapi lagi dan lagi jawaban lelaki itu adalah tidak. Dio bukannya meragukan keprofesionalan Jaehyun yang tidak bisa menempatkan masalah ini diatas perasaannya. Tapi, yang Dio sayangkan adalah, Jaehyun telah menantikan saat-saat seperti ini. Dimana ia ingin sekali membalas kematian ayah dan ibunya.
"Awas saja jika kau melakukan itu tanpa sepengetahuanku."
Dio yang ada di belakang Jaehyun hanya menunduk sambil terus berjalan mengekorinya.
-
Di ruang persidangan...
Sudah dua puluh menit berlalu sejak dimulainya persidangan. Jaehyun beberapa kali berdecak kesal karena sejak tadi pengacara dari pihak lawan, banyak mengulur waktu dengan spekulasi-spekulasi yang sebenarnya hanya berputar di topik yang sama. Hatinya menggeram gemas, ia tahu mereka melakukan itu karena mereka tidak punya cukup bukti yang kuat untuk membantah bukti yang ada.
"Sialan. Membuang waktu saja!" Dengus Jaehyun membuat Dio yang duduk di sampingnya menoleh dan menepuk-nepuk bahunya pelan.
"Baik, pengacara Yang. Silahkan untuk menghadirkan saksi selanjutnya." Ucap hakim.
Kening Jaehyun kontan mengkerut dalam. Ia beradu tatap dengan Dio, khawatir dan curiga jika diam-diam Dio bertindak sesuatu di belakangnya.
"Aku bersumpah Jae!" Dio menggumam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HAPHEPHOBIA BOSS
Romance[COMPLETED] Aku tidak bisa bersentuhan dengan orang lain. Aku mengidap Haphephobia sebelum akhirnya dia datang dalam hidupku dan menjadi satu-satunya orang yang bisa menyentuhku. - "Manusia itu butuh sentuhan. Kau hanya perlu menemukan cara agar bis...