5. Haphephobia

1.9K 205 7
                                    


Pintu lift terbuka, bersamaan dengan dengan bunyi 'ting'. Jaehyun keluar dari dalamnya dengan tatapan nanar seperti sedang banyak pikiran. Sambil berjalan agak sempoyongan, Jaehyun terus melangkah memasuki ruangannya kembali. Ruangan yang hampir seluruhnya terbuat dari tembok kaca, dan hanya ditutupi gorden otomatis yang bisa menutup dan membuka sendiri dengan bantuan remote.

Sesaat setelah ia duduk diatas kursinya, Jaehyun menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi lalu tertegun melamun. Beberapa saat yang lalu ia hendak akan pulang ke apartemennya, namun kejadian barusan membuat kepalanya semakin pening, ada sesuatu yang mengganjal yang ia rasa tidak biasa terjadi padanya akhir-akhir ini.

Sembari memandangi kedua telapak tangannya, ia bergumam,

"Ada apa denganku akhir-akhir ini?"

'Apa kau tidak tahu magic word?'

'Maaf, Tolong, dan Terimakasih. Katakan maaf jika kau melakukan kesalahan. Meminta tolong ketika kau membutuhkan bantuan. Dan ucapkan terimakasih saat kau menerima bantuan orang lain.'

'Itu adalah etika dasar. Seberapa pun tinggi derajatmu, kau tidak boleh melupakannya.'

"Siapa wanita itu? Apa ia benar-benar membopongku dan mengobati lukaku?" Jaehyun bertanya pada diri sendiri. Ia lantas menyentuh dahinya yang terbalut perban.

'Disini aku bekerja sebagai pelayan, tidak lebih.'

"Dia karyawan baru? Kenapa Dio tidak memberitahuku?"

Dengan cepat Jaehyun pun segera merogoh sakunya untuk mengambil sebuah benda persegi panjang miliknya. Ponsel. Ia lantas menekan angka satu cukup lama kemudian nama Do Kyungsoo tertera di tampilan layar.

"Ne, Sajangnim?"

"Dio ssi, bisakah kau datang ke klub? Ada yang ingin aku bicarakan."

"Kau belum pulang sajangnim? Ini sudah pagi. Aku baru hendak bangun tidur."

"Jangan banyak tanya. Cepatlah kesini."

Tanpa menunggu jawaban, Jaehyun pun memutus sambungan sepihak. Dio atau Do Kyungsoo adalah sekretarisnya sekaligus dokter pribadinya. Mereka sebenarnya berteman sejak sekolah menengah, dan kini pertemanan mereka berlanjut sebagai rekan kerja. Bisa dikatakan Dio ini satu-satu nya teman yang dekat dengannya dan bisa ia percayai.

Sejak dulu Jaehyun dikenal sangat introvert oleh teman-temannya, ia enggan sekali berteman dengan siapapun. Jaehyun seorang yang penyendiri. Ia tidak pernah barang sekali pun terlihat berjalan bersama seseorang kecuali Dio, itu pun hanya sesekali saja.

Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 15 menit saja Dio sudah sampai dan kini tengah duduk di hadapannya.

"Ck lama sekali.." dengus Jaehyun.

"Ya! Aku padahal tidak sempat mandi untuk bisa cepat-cepat sampai kesini." Dio berkata datar.

"Jorok sekali.." hardik Jaehyun.

Apartemen Dio memang tidak terlalu jauh dari klub. Hanya 15 menit saja, itu pun jika Dio menjalankan mobilnya dengan kecepatan mengebut.

"Ada apa pagi-pagi begini kau Memanggilku?" Tanya Dio.

"Kau mempekerjakan karyawan baru? Kenapa tidak memberitahuku?" Tanyanya sinis.

Dio menghembuskan napas jengah,
"Jadi kau memanggilku kesini hanya untuk menanyakan hal itu?"

"Kalau saja kau masuk kemarin, aku tidak akan memaksamu kesini. Jawab saja!" Jaehyun nampak tersinggung.

"Ada apa denganmu sajangnim? Biasanya juga kau tidak pernah memperdulikan siapa karyawan yang masuk atau mengundurkan diri. Mengapa mendadak kau jadi bos yang perhatian?" Tanya Dio dengan nada penuh sindiran.

MY HAPHEPHOBIA BOSS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang