Happy Reading!
"Krystal?"
"Kenapa?"
Seulgi bertanya cemas pada Krystal yang tiba-tiba menghambur ke pelukannya usai Seulgi membukakan pintu apartemennya. Krystal menggeleng lemah beberapa kali terisak, tak kuat menahan tangis yang ia tahan sejak tadi.
Masih memeluk Krystal, Seulgi membawa temannya itu masuk ke dalam. Apapun itu yang membuat Krystal menangis, pasti bukanlah masalah kecil, sebab Krystal bukan tipe orang yang cengeng. Krystal adalah orang yang selalu menahan dan mengatur emosi di setiap masalah.
"Kau selalu tenang jika meminum teh lemon hangat. Biar kubuatkan." Tanpa menunggu jawaban, Seulgi segera melesat menuju dapur usai mendudukkan Krystal di sofa.
"Minum pelan-pelan."
Krystal mendongkak mendapati sebuah mug berwarna ungu pastel kini sudah berada di genggamannya. Krystal lantas mendekatkan mug itu ke mulutnya lalu menyeruput isinya pelan-pelan. Rasanya cukup menenangkan.
"Jadi?" Seulgi membuka suara.
Libido krystal sepenuhnya terfokus pada wajah Seulgi yang menunjukkan raut penuh penasaran.
"Entah.. aku tidak tahu.." Krystal tidak melanjutkan kalimatnya. Air matanya luruh. Kata-katanya terasa sulit untuk diungkapkan.
"Krystal.."
"Aku belum bisa bicara sekarang Seulgi-a.." kata-kata Krystal menggantung lagi. Melihat itu, Seulgi segera menggenggam lengan Krystal dan mengusap-usapnya untuk menguatkan.
"Izinkan aku tinggal sementara lagi disini. Tidur di sofa pun tidak apa-apa." Kata Krystal. Apartemen Seulgi hanya mempunyai satu kamar, satu ruang tamu, dapur yang bergabung dengan ruang makan, dan satu kamar mandi.
"Memangnya aku gendut ya, sampai satu tempat tidur pun kita tidak cukup?"
Seulgi terkekeh pelan, begitupun Krystal yang akhirnya menyeka air matanya sembari tersenyum masam.
"Tunggu disini, aku akan menyiapkan tempat tidur. Habiskan minumannya." Ucap Seulgi seraya bangkit dari sofa dan melangkah menuju kamarnya.
Sembari memandang mug yang masih di tangannya, Kepala Krystal berputar lagi pada sosok Jaehyun. Ingatannya berkelebat kembali ke masa-masa ketika ia bersama Jaehyun. Dimana pertama kalinya Krystal merasa tenang dan terlindungi di dekapan Jaehyun, menyiapkan makanan dan berangkat bekerja bersama-sama. Krystal merasa sakit ketika mengingatnya. Mendadak Ia sangat ragu apakah ini keputusan yang benar.
Tanpa sadar kini air matanya berlomba-lomba membasahi pipinya sampai tangannya sendiri pun merasa lelah untuk menghapusnya dan memilih untuk membiarkannya.
-
Flashback
Jaehyun tertidur pulas. Lelaki itu belum mengganti bajunya. Guratan di wajahnya menunjukkan kelelahan dan lingkar hitam di matanya jelas terlihat karena Krystal tahu Jaehyun akhir-akhir ini kurang istirahat.
Krystal menghela napasnya. Jam menunjukkan pukul 3 dini hari dan ia belum kunjung pergi tidur. Pikirannya kacau, ia sangat bingung apakah keputusannya untuk pergi adalah hal yang tepat?
Krystal beringsut duduk disisi ranjang milik Jaehyun agar lebih dekat memandangi wajah Jaehyun untuk terakhir kalinya. Raut Jaehyun sesekali menampilkan kerutan cemas dan takut lalu mengigau kata-kata yang tidak jelas.
"Apa dia bermimpi buruk?" Gumam Krystal pelan. Ia pun merebahkan diri di sisi Jaehyun, menggeser tubuhnya hingga kini kepala Jaehyun berada di depan dadanya. Krystal mengusap-usap kepala dan punggung Jaehyun untuk menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HAPHEPHOBIA BOSS
Romance[COMPLETED] Aku tidak bisa bersentuhan dengan orang lain. Aku mengidap Haphephobia sebelum akhirnya dia datang dalam hidupku dan menjadi satu-satunya orang yang bisa menyentuhku. - "Manusia itu butuh sentuhan. Kau hanya perlu menemukan cara agar bis...