Eliza Fern menelusuri seluruh galeri guna mencari sosok sang kakak. Sejak turun dari kamarnya, Eliza tidak menemukan Carlos dimanapun, bahkan dia juga tidak ada ditempat persembunyiannya. Terlintas dipikiran Eliza kalau kakaknya itu sedang pergi mengantar lukisan pada pelanggan, yeah, akhir-akhir ini Carlos memang sibuk sekali. Orderan lukisannya mulai padat menjelang natal.
Omong-omong hari ini Eliza akan berkunjung ke tempat Amelia, makanya dia mau minta ijin untuk pergi. Kemarin sebelum Amelia pulang, Eliza diminta untuk datang berkunjung ke toko bunga Amelia, supaya ia punya teman ngobrol⸺menjaga toko sendirian terkadang sangat membosankan katanya.
Tepat pada saat Eliza melangkahkan kaki ke ruangan depan, Carlos memasuki Studio. Eliza pun langsung menghampiri Carlos yang sudah duduk dibalik meja resepsionis.
"Hai, Carlos!" Sapa Eliza dengan senyum sumringah, "darimana?" tanyanya.
Carlos ikut tersenyum menatap Eliza. "Yeah, biasa... habis dari klien." Katanya. Dugaan Eliza memang benar.
"Sibuk sekali akhir-akhir ini." Gumam Eliza.
"Begitulah." Carlos menjawab sambil mengangkat kedua bahu, kemudian dia melanjutkan, "sebentar lagi kan hari natal. Oh, ya omong-omong kau ada janji saat malam natal atau dihari natal?"
"Hm.. kemarin Jonathan mengajakku main ice skating. Dia juga mengajakmu dan Amelia ikut."
"Sayang sekali aku punya acara dengan Amelia. Kami akan ke Broadway." Terlihat raut menyesal diwajah Carlos.
Mendengar kata Broadway, Eliza Fern langsung bungkam. Sudah lama sekali ia tidak mendengar nama daerah itu. Rindu kini menjalar dalam diri Eliza, tapi ia tidak memungkiri kalau tidak ada alasan baginya untuk kembali ke kehidupan lamanya. Sejak memutuskan untuk pergi ke New York, Eliza Fern tidak mau mengingat lagi kenangan lamanya. Bukan apa-apa, hanya saja, keadaan memaksanya untuk menelan dalam-dalam impiannya.
"Kau mau ikut?" Pertanyaan dari Carlos membuat Eliza mendongak, dia tanpa sadar menundukkan kepala. "Aku yakin kau pasti merindukan teman-temanmu." Timpal Carlos.
Eliza menggeleng. "Tidak, mereka pasti tidak akan ingat padaku. Aku sudah lama berhenti menari."
"Kau adalah aktris yang hebat, mana mungkin mereka lupa padamu." Jawab Carlos dengan enteng.
Bukan. Bukan masalah lupa, tapi ini masalah 'masih sanggupkah Eliza bertemu dengan teman-temannya itu?' Mendengar Carlos membicarakan tentang Broadway membuat Eliza kembali memikirkan tentang hal mengejutkan yang ia katakan waktu itu. Hal yang membuatnya harus rela pergi sejauh-jauhnya dari San Fransisco dan melanjutkan hidupnya di New York. Sayangnya, New York bukanlah tempat pelarian yang bagus untuk Eliza, Eliza lupa kalau di New York dekat dengan Broadway.
"Kurasa aku akan memikirkannya." Gumam Eliza pelan.
Well, Carlos tahu kalau Eliza Fern berhenti bermain teater di San Fransisco, tapi Carlos tidak tahu apa yang menjadi penyebab adiknya berhenti. Carlos tahu sejak kecil adiknya sangat menyukai dunia seni, karena keluarga mereka memang keturunan keluarga seni. Berhentinya Eliza dari dunia teater dan memutuskan untuk tinggal di New York, menjadi tanda tanya besar bagi seluruh keluarga. Bahkan sampai sekarang pun Carlos tidak tahu alasan Eliza meninggalkan teater dan pergi ke New York.
Carlos mengangguk pelan menangapi gumaman Eliza sembari menghembuskan napas pasrah. "Oke, itu keputusanmu, kalau mau kau bisa datang dengan Jonathan. Aku tetap akan carikan tiket, lumayan kau bisa kencan dengan Jonathan." Katanya sedikit berseloroh.
"Aku tidak berkencan!" Protes Eliza.
"Sekarang tidak, mungkin nanti."
"Carlos!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hard But Easy
FanfictionJonathan Darrel pertama kali bertemu dengan Eliza Fern di studio lukis milik temannya. Jonathan tahu kalau Eliza menyembunyikan sesuatu darinya; lebih tepatnya dari semua orang. Sama seperti dirinya. Jonathan kira dia adalah satu-satunya orang yang...