Eliza terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. Dia baru saja melakukan kemoterapi dan langsung menjalani rawat jalan. Sejak kemarin sore, Eliza memang sudah menjalani rawat jalan. Begitu diantar oleh Carlos ke rumah sakit, dokter langsung menyiapkan ruangan khusus untuk Eliza, karena kondisi Eliza yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dirawat di rumah. Tubuh kurusnya yang ringkih menandakan bahwa ia tidak baik-baik saja.
Carlos masih menemani Eliza dan berada di samping gadis itu, tanpa melepas pandangan dari sang adik. Sementara, keluarga Eliza baru saja pulang pagi tadi. Seusai perayaan malam natal berakhir, keluarga Eliza langsung pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Eliza. Dan pagi tadi, Carlos menyuruh keluarga Eliza bersiap-siap pergi ke gereja, sementara Carlos akan menjaga Eliza. Katanya ini merupakan tanggung jawab Carlos karena sudah lalai dalam menjaga adik sepupunya.
Eliza masih terbaring dengan mata tertutup. Gadis itu baru saja menjalani kemoterapi dan efek sampingnya membuat Eliza tertidur. Dokter mengatakan sekarang ini Eliza harus banyak beristirahat. Carlos sempat berbicara sebentar dengan dokter sebelum akhirnya mereka berdua meninggalkan ruangan. Carlos berniat untuk membeli makanan untuk dirinya. Yeah, sejak pagi tadi dia belum sarapan, karena dia kepikiran soal Eliza.
Carlos pikir kantin rumah sakit sepi⸺karena saat ini hari natal, ternyata semuanya diluar dugaan. Antrian kasirnya sangat panjang. Membuat Carlos khawatir, ia khawatir pada Eliza yang sedang terbaring sendiri di ruangan. Dengan berat hati Carlos harus mengikuti antrian ini untuk mendapatkan makanan. Setelah mengantri selama kurang lebih dua puluh menit, Carlos akhirnya kembali ke ruangan Eliza.
Carlos berhenti sebentar di depan ruang rawat Eliza. Dari balik kaca kecil pada pintu, dapat Carlos lihat Eliza yang saat ini sudah terbangun dan duduk di atas ranjang rawatnya sambil menyisir rambut. Perlahan gadis itu menurunkan sisiran rambutnya dan melihat sisir di tangannya kini dipenuhi dengan helaian rambut rontok.
Carlos dapat melihat gadis itu langsung menunduk lesu, seolah tak punya semangat untuk hidup lagi. Tanpa membuang waktu, Carlos langsung mendorong pintu guna memasuki ruangan tempat Eliza dirawat. Sontak Eliza langsung terkesiap dan menoleh ke arah sang kakak yang kini menghampirinya perlahan.
"Carlos?" sahut Eliza begitu kaget, karena Carlos tiba-tiba memeluknya erat.
"Carlos." panggil Eliza sekali lagi, namun Carlos tak kunjung bersuara. Laki-laki itu malah makin mengeratkan pelukannya. "Carlos aku tidak bisa bernapas." Rintihan Eliza sontak membuat Carlos melepaskan pelukannya pada sang adik.
"Kau tidak apa-apa?" tanyanya khawatir.
Eliza menggeleng. "Aku baik-baik saja."
"Maaf, aku tidak sengaja."
Eliza mengangguk. "kau habis darimana?"
"Dari kantin." Jawab Carlos, laki-laki itu meletakan makanan yang dia beli diatas meja kemudian duduk di pinggir ranjang Eliza. "Kau belum makan, kan?"
"Aku tidak nafsu makan. Rasanya mau muntah."
"Kau harus makan, sedikit saja."
Eliza menggeleng. "Nanti saja. Perawat juga belum datang membawakan makanan."
Saat akan beranjak dari ranjang Eliza, Carlos tiba-tiba teringat sesuatu. Ia kembali mendudukan diri disebelah Eliza.
"Ini tentang Jonathan." Katanya dan dibalas helaan napas oleh Eliza. "Apa kau tetap tidak mau memberitahunya tentang keadaanmu?"
"Rencananya aku tidak mau memberitahunya, tapi rasanya tidak mungkin." Lirih Eliza.
"Setidaknya beri dia kabar. Dia pasti khawatir padamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Hard But Easy
FanfictionJonathan Darrel pertama kali bertemu dengan Eliza Fern di studio lukis milik temannya. Jonathan tahu kalau Eliza menyembunyikan sesuatu darinya; lebih tepatnya dari semua orang. Sama seperti dirinya. Jonathan kira dia adalah satu-satunya orang yang...