Keheningan menyergap seluruh penjuru ruang tempat Eliza dirawat. Meskipun ada Amelia yang menemani Eliza, namun gadis itu enggan membuat suara⸺meski hanya suara kecil sekalipun⸺takut menganggu ketenangan istirahat Eliza. Sebenarnya, Amelia sangat ingin melihat Eliza terbangun, agar ia bisa lebih banyak bercengkrama dengan gadis itu, sayangnya, kondisi lemah Eliza, membuat Amelia iba. Ia sedih melihat Eliza terbaring lemah tak berdaya seperti sekarang ini. Yang membuat Amelia jauh lebih sedih ialah, ketika melihat Eliza kehilangan rambut cantiknya. Mahkota yang harusnya menjadi daya tarik perempuan, kini malah habis rata dan digantikan oleh rambut palsu. Keadaan Eliza saat ini cukup membuat Amelia merasa pilu.
Begitu melihat gerakan kecil dari jemari Eliza, Amelia langsung tergerak untuk semakin mendekat ke arah ranjang Eliza, berjaga-jaga, siapa tahu Eliza membutuhkan sesuatu.
“Eliza? Kau sudah bangun?” tanya Amelia begitu melihat Eliza mngerjapkan kelopak matanya. Tampak jelas sekali kedua mata Eliza yang sayu.
Eliza tidak langsung menjawab. Ia menghela napas terlebih dahulu. Kentara sekali ia sulit bernapas, lantaran alat yang terpasang disekitar hidungnya.
“Tidak apa-apa, Eliza. Pelan-pelan saja.” ujar Amelia, begitu melihat Eliza yang bungkam dan kesulitan untuk mengontrol seluruh sarafnya.
Cukup lama terdiam, Eliza lalu menoleh, menatap Amelia. “Amelia?” sahutnya dengan suara parau. “Sejak kapan disini?”
Amelia tidak langsung menjawab, gadis itu lebih dulu membantu menaikkan ranjang rawat Eliza, begitu melihat pergerakan gadis itu seolah ingin menegakkan tubuh untuk duduk.
“Aku baru tiba kemarin, lalu diajak oleh Carlos menginap di rumahmu, bersama Jonathan.” sahut Amelia Chloe, menjelaskan.
Eliza menghela napas, jengah. “Aku benar-benar minta maaf sudah merepotkan kalian.”
“Sama sekali tidak, Eliza. Jangan berkata begitu.” Amelia langsung menggenggam tangan Eliza erat. “Kau harus sembuh ya.” Pinta gadis itu dengan mata berkaca-kaca.
“Kami semua benar-benar merindukanmu, Eliza. Bahkan ibuku juga sangat merindukanmu. Jadi kumohon kau cepat sembuh ya.” Amelia memberikan semangat melalui senyumnya, meskipun saat ini air mata gadis itu sudah menetes dan bibirnya bergetar kala melihat kondisi Eliza saat ini. Amelia sangat menaruh harap pada kesembuhan Eliza, karena Eliza merupakan satu-satunya teman yang ia punya saat ini.
Semenjak Amelia mengenal Eliza, ia merasa hidupnya tidak sesepi dulu. Yeah, walaupun ia punya Carlos sang pacar dan Jonathan teman yang selalu ada kapan saja ia butuh, nyatanya Amelia membutuhkan sosok teman perempuan untuk ia ajak bertukar pikiran dan mengobrol obrolan para perempuan.
Amelia baru merasa punya teman ketika bersama dengan Eliza. Maka dari itu, Amelia benar-benar merasa kehilangan Eliza, ketika gadis itu meninggalkan New York. Kebersamaan yang singkat, namun, punya makna mendalam.
“Dan kuharap kau tahu bahwa bukan hanya aku yang menginginkan kau berada disisi kami. Semua orang sangat berharap kau sembuh, Eliza. Terutama Jonathan. Dia sangat mencintaimu Eliza. Jadi, kuharap kau bisa sembuh dan segera berpacaran dengan Jonathan.” ujar Amelia sedikit berseloroh ditengah isakan tangisnya. Berusaha menghibur Eliza dan mencairkam suasana.
“Bertahanlah untuk kami, Eliza. Atau jika bukan untuk kami, kau harus bertahan demi dirimu sendiri.”
Eliza balas menggenggam tangan Amelia. Kemudian ia tersenyum tipis. “Aku akan berusaha untuk sembuh” sahut Eliza dengan suara parau. “Bagaimana kabar toko bungamu?” Tanya Eliza mengalihkan pembicaraan.
Amelia menghapus jejak air matanya dengan sebelah tangan yang tidak menggenggam tangan Eliza. “Akhir-akhir ini toko bungaku cukup ramai. Aku dan ibuku cukup kewalahan menghadapi banyaknya pesanan.” Katanya. “Nanti saat kau sudah benar-benar sembuh, jangan lupa mampir ke toko bungaku lagi ya.” ujar si gadis sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard But Easy
FanficJonathan Darrel pertama kali bertemu dengan Eliza Fern di studio lukis milik temannya. Jonathan tahu kalau Eliza menyembunyikan sesuatu darinya; lebih tepatnya dari semua orang. Sama seperti dirinya. Jonathan kira dia adalah satu-satunya orang yang...