Side Story : About Her Feeling

49 3 1
                                    

Gema pemberitahuan untuk para penumpang terus berkumandang bersamaan dengan riuhnya pemandangan orang-orang yang kini memenuhi bandara J.F. Kennedy. Hari ini suasana bandara sangat ramai, karena sebentar lagi hari natal, jadi semua orang berbondong-bondong untuk melakukan perjalanan dan menghabiskan libur natal hingga akhir tahun di tempat tujuan mereka.

Siang itu, Eliza, Carlos, dan Jonathan tiba di bandara setelah sebelumnya mereka janjian untuk bertemu di apartemen Amelia. Yeah, sebelum pergi Carlos dan Jonathan berpamitan dengan Amelia juga ibunya, mereka juga minta maaf karena tak bisa ikut acara natal tiap tahun yang selalu  digelar di tempat Amelia.

Mereka bertiga langsung menarik koper menuju antrian check in dalam bandara. Setelah melalui panjangnya rangkaian prosedur check in, kini mereka duduk di sebuah kafe untuk istirahat sebentar sebelum menuju gate masing-masing. Pembicaraan tentu saja didominasi oleh Carlos dan Jonathan sementara Eliza sejak tadi hanya terdiam, sesekali termenung. Jujur saja, Eliza masih memikirkan kejadian kemarin, saat Jonathan mengungkapkan perasaannya pada Eliza. Dan Eliza yang tidak mampu memberikan kejelasan pada Jonathan. Gadis itu justru menolak Jonathan, padahal jelas-jelas Eliza mulai menyimpan rasa pada laki-laki itu.

Eliza merasa bersalah pada dirinya, karena sejatinya Eliza telah mengingkari janji pada dirinya sendiri untuk tidak jatuh cinta.

"Jadi kalau kau ke Los Angeles, kau harus mengunjungi The Grove. Banyak yang pergi kesana ketika natal." Eliza sedikit tertegun begitu mendengar suara Jonathan. Gadis itu langsung menoleh menatap dua laki-laki yang saat ini sedang asyik bicara.

"Aku sering dengar tempat itu. Tapi aku tidak tahu kalau itu di LA." Ujar Carlos sambil tertawa.

"Sebelum kembali ke New York, kau bisa mampir ke tempat ku."

"That's good idea!" celetuk Carlos sambil menjentikkan jarinya, "aku bisa hemat biaya tinggal, tahu sendiri kan LA itu sangat mahal."

Jonathan menoyor kepala Carlos pelan. "Dasar tukang memanfaatkan!"

"Loh? Tapi aku benarkan!?" protes Carlos tidak terima, "lagipula punya teman itu harus dimanfaatkan, benarkan Eliza?" laki-laki itu kini menoleh ke samping, meminta pendapat Eliza yang sejak tadi hanya diam saja.

Eliza yang sejak tadi menyimak pembicaraan mereka, langsung salah tingkah begitu dua laki-laki itu menatapnya bersamaan. Sementara Eliza memasang wajah bingungnya, karena tiba-tiba diikutsertakan dalam perbincangan Carlos dan Jonathan.

"Jangan hasut orang lain. Memang pada dasarnya kau orang yang tidak tahu malu!"

"Yang menawarkan siapa?"

Jonathan langsung berdecak, sebal.

Eliza tertawa melihat pertengkaran kecil dua laki-laki itu. Dan sejenak dia melupakan kejadian yang terjadi antara dirinya dan Jonathan, sama halnya dengan Jonathan.

"LA kedengarannya menyenangkan, ayo kapan-kapan kita main kesana." Usul Eliza sambil menatap Carlos dengan senyum yang terukir di wajah. Eliza bicara seolah tak terjadi apapun pada dirinya saat itu.

Jonathan awalnya terkejut dengan kata-kata Eliza, karena dia tidak berekspetasi kalau gadis itu akan membalas gurauannya. Padahal jelas-jelas kemarin Eliza terlihat menghindari Jonathan setelah kejadian di arena seluncur itu.

"Nah, Eliza saja setuju. Bagaimana Jonathan?" celetuk Carlos. Dan lagi-lagi Jonathan tidak menyangka kalau Eliza akan menatap juga melemparkan senyum ke arahnya. Gadis itu memang tidak bicara, tapi dengan senyum itu saja Jonathan bisa berdebar dibuatnya.

Sejenak, Jonathan hampir dibuat lupa diri, kemudian dia menepis pikiran dalam dirinya dan beralih pada Carlos yang masih mendesak supaya bisa tinggal di tempat Jonathan kalau dirinya pergi ke LA.

Hard But EasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang