Maaf aku tidak bisa, karena aku tidak sempurna.
Setidaknya itulah yang Jonathan dengar dari Eliza tadi. Kalimat itu terus terngiang dalam benaknya. Bukan itu saja yang dikatakan Eliza, gadis itu bahkan mengatakan kalau Jonathan terlalu sempurna untuknya. Alasan klasik macam apa itu?
Sebenarnya Jonathan tidak mempermasalahkan kalau Eliza menolaknya, hanya saja, alasan gadis itu untuk menolaknya terlalu klasik, dan Jonathan merasa sedikit risih.
Bukan apa-apa, memangnya manusia ada yang sempurna?
Tapi, yeah, Jonathan akui mungkin caranya menyatakan perasaan salah. Karena sampai saat ini Eliza tidak kunjung bicara padanya, gadis itu secara perlahan menjauhinya. Jonathan pikir mungkin saja Eliza tidak siap untuk mengubah status yang mereka sandang saat ini. Atau mungkin Eliza punya nama lain yang selama ini ada dalam hatinya.
Tidak ada yang tahu dalamnya isi hati seseorang, kan?
Saat ini mereka sedang menonton pertunjukkan teater di St, James Theater, Broadway. Ketika riuh suara tepuk tangan mendominasi sekitar, Jonathan dan Eliza memilih untuk diam, kaku. Terlalu canggung untuk melakukan sesuatu ketika berada dalam jarak yang cukup intens begini.
Ketika pergantian adegan, seluruh lampu tiba-tiba padam. Seketika suasana menjadi hening. Seluruh penonton yang tadinya riuh, tiba-tiba langsung senyap⸻menanti adegan selanjutnya dari cerita The Little Girl and the Winter Whirlwinds. Bersamaan dengan padamnya lampu, tiba-tiba Eliza menegakkan tubuh, hingga membuat Jonathan yang berada disebelahnya langsung mendongak.
"Mau kemana?" tanya laki-laki itu.
"Ke toilet." Jawab Eliza singkat, lalu gadis itu beranjak dari tempatnya.
Setelah melihat Eliza berlalu, Jonathan memutuskan untuk mengikuti Eliza secara diam-diam. Takut jika sesuatu terjadi pada gadis itu⸻misalnya dia kabur dan memilih pulang sendiri. Yang ada nanti Jonathan yang akan dimarahi habis-habisan oleh Carlos, karena dianggap lalai menjaga adik kesayanganya itu.
Setelah keluar dari pintu teater yang besar itu, Jonathan memang melihat Eliza masuk ke dalam toilet perempuan. Dia bernapas lega, namun laki-laki itu tidak langsung berbalik ke dalam teater. Dia memilih menunggu Eliza keluar dari toilet.
Jonathan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong coat coklat tebalnya, kemudian bersandar pada dinding yang berada tidak jauh dari toilet⸻tempat Eliza masuk tadi. Laki-laki itu cukup lama menunggu, dan mulai khawatir karena Eliza belum keluar juga. Saat Jonathan akan pergi menyusul Eliza⸻guna melihat keadaan gadis itu, tiba-tiba saja Eliza keluar⸻dengan wajah pucat.
Merasa ada sesuatu yang janggal, Jonathan segera menghampiri Eliza. Namun ditengah jalan, Jonathan melihat seorang laki-laki menghampiri Eliza⸻laki-laki itu bukan Carlos, wajahnya khas orang barat. Jonathan dapat melihat dengan jelas pemandangan itu, termasuk keterkejutan gadis itu ketika melihat sosok yang ada dihadapannya.
Jonathan menyurutkan langkahnya, ketika melihat laki-laki diujung sana menggiring Eliza keluar dari area pertunjukan. Jonathan sebenarnya ingin menyusul Eliza dan laki-laki itu, takut jika sesuatu yang buruk terjadi. Tapi melihat senyum Eliza yang begitu lebar, membuat Jonathan mengurungkan niatnya dan memilih untuk keliling disekitar gedung teater⸻sembari menunggu Eliza selesai bicara dan muncul lagi dihadapannya.
-οΟο-
Vian Gabrielle⸻salah satu teman Eliza Fern ketika masih berada dalam sanggar teater⸻secara tidak sengaja bertemu kembali dengan laki-laki itu di St. James, Broadway⸻katanya dia baru selesai gladi resik untuk pertunjukkan besok, di ruang teater lain. Eliza tak menutup diri kalau drinya saat ini sangat senang bisa bertemu teman lama. Bahkan gadis itu terlihat banyak berbincang dengan Vian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard But Easy
FanficJonathan Darrel pertama kali bertemu dengan Eliza Fern di studio lukis milik temannya. Jonathan tahu kalau Eliza menyembunyikan sesuatu darinya; lebih tepatnya dari semua orang. Sama seperti dirinya. Jonathan kira dia adalah satu-satunya orang yang...