"Pertemuan dan sorot mata yang indah, dua hal yang membawa saya ke dalam ruang kerinduan"
-Muezzalaira
Pagi hari yang cerah tidak menutup kemungkinan para remaja seperti dirinya untuk bermalas-malasan dikasur.
Ya, pergi kepasar adalah rutinitasnya setiap pagi.
Menghirup udara pagi yang masih segar tanpa polusi.
Berjalan kaki
Bersenandung ria
Menaiki angkutan umum dengan senang hati.Ini salah satu kegemarannya jika pergi kepasar, bertemu para penjual dan pembeli, dimana mereka saling menebar senyum.
"Cabai udah, bawang udah, tomat juga udah, apa yang belum gue beli?". Gumamnya memastikan seluruh belanjaan yang tengah dipegangnya.
Setelah gadis itu rasa belanjaannya sudah dibeli semuanya, ia menaiki angkutan umum untuk sampai dirumahnya.
Cukup jauh berjalan
Ia hampir sampai didepan rumahnya.
Tetapi sebentar
Tunggu...
Sosok lelaki yang tengah duduk dimotor ninja hitam, dengan bentuk wajah yang kecil mengalihkan perhatiannya.
"Selama tinggal disini, gue ngga pernah liat yang beginian deh". Gumamnya.
Lelaki itu merasa seperti diperhatikan oleh seseorang, lantas melihat siapa yang memperhatikannya.
Disitu
Disini
Mata mereka bertemu
Sirat mata yang sayu menyalurkan kehangatan didalamnya
Mereka saling terdiam dalam tatapan
Satu menit
Dua menit
Tiga menit
Melepas tatapan
Dan itu menjadi pertemuan pertamanya
Pertemuan yang membuat hati gadis itu bergetar hebat
Sosok lelaki yang baru diliatnya, mampu membawanya secepat ini hanya dengan sirat matanya.
Sampai gadis itu tidak sadar, jika sosok sang kakak telah berada didepannya.
"Astagfirullah Ka Siezza, ngagetin gue aja". Gadis itu terlonjak kaget saat dirinya menabrak Siezza Faira, kakaknya.
"Lagian lo ngapain berdiri didepan gerbang?". Curiga Siezza.
"Ngga, lo udah mau berangkat kuliah ya?". Tanya gadis itu.
"Iya, bunda udah nunggu, sana cepet". Balas Siezza.
"Iyaiya". Gadis itu berjalan pelan masuk kedalam rumahnya tanpa memperdulikan kakaknya yang masih mematung disana.
"Muezza Laira, ngga ada sopan-sopannya sama gue". Siezza menatap nyalang adiknya yang berhenti dengan wajah polosnya.
"Apalagi sih?". Siezza menyodorkan tangannya didepan adiknya.
Muezza terlihat menepuk jidatnya pelan dan teringat sesuatu.
"Ehehe, gue lupa". Muezza menyalimi tangan kakaknya dan beranjak masuk kedalam rumahnya setelah melihat siezza telah melangkahkan kakinya keluar rumah.
"Pasti gara-gara mas-mas didepan nih, gue jadi gini". Gumamnya.
"Kok tumben kepasarnya lama?". Tegur sang bunda.
"Eh? Maaf bun, tadi aku jalannya agak lama".
"Yaudah, kamu bantu bunda buat pesenan catering ya".
"Siap bun".
Muezza Laira, gadis yang baru saja lulus dari sekolahnya, tidak ada niatan untuk kuliah seperti Siezza. Ia pikir menjalani bisnis yang ia buat bersama bundanya lebih menyenangkan ketimbang kuliah, lagipula jalan seseorang itu berbeda-beda dan ini jalan yang seorang Muezza Laira tempuh. Menjalani bisnis catering bersama bundanya, dirinya sangat suka belajar memasak walaupun tidak bisa, tetapi dirinya lihai dalam hal membuat kue.
Mungkin kisah ini bisa menghibur kalian kedunia yang nyata, Muezza dan Siezza akan menemani hari-hari kalian berikutnya.
See you soon
KAMU SEDANG MEMBACA
DIEZZA (Sudah Terbit)
RomanceBerhenti atau bertahan? Ketika lelaki yang kamu cintai, memiliki rasa untuk kakakmu sendiri? Ingin bertahan tapi tak mungkin Harus mundur tapi tak ingin ... Aku tidak pernah memilih kepada siapa aku jatuh cinta, tidak pernah ingin cinta menjadi hal...