Muezza mendapat tatapan dingin dari Dion sesampainya di rumah sakit.
"Gimana keadaan Lo ka? Udah mendingan?". Siezza mengangguk.
"Udah kok Mue, besok juga gue udah boleh pulang". Balas Siezza dengan nada senangnya.
"Oh iya tadi katanya kamu ada urusan, Muezza kan udah Dateng". Siezza beralih menatap Dion.
"Aku tinggal dulu ya, kamu jaga diri baik-baik". Dion mengecup pelan kening Siezza dan pergi meninggalkan rumah sakit.
"Dion kesini sendiri, emangnya Lo abis dari mana?". Tanya Siezza.
"Gue barusan dari luar, jadi langsung kesini".
"Gue istirahat ya Mue, ngantuk banget".
"Iya ka".
Ting.
Satu pesan masuk diponsel Muezza.
MasDion
Saya tunggu kamu ditaman.Ada apa sih?. Batin Muezza, tapi tanpa pikir panjang Muezza langsung menuju taman rumah sakit meninggalkan Siezza yang sudah tertidur.
Muezza duduk disamping Dion dan menatap kearah lelaki itu.
"Ada apa?". Tegurnya.
"Kamu ngejauhin saya?". Tanya balik Dion.
"Emangnya...sejak kapan kita Deket?".
Muezza tertawa pelan."Mas, kamu tuh aneh, dari kemarin dingin banget sama aku, ada masalah sama aku?". Tanya Muezza menatap dalam mata Dion.
"Saya cemburu". Muezza terdiam mendengar penuturan Dion.
"Cemburu? Sama siapa? Emangnya ka Siezza lagi Deket sama cowo lain?".
"Kamu kenapa engga peka sih?". Kesal Dion menjambak rambutnya pelan.
"Kok aku?".
"Arghh". Dion meninggalkan Muezza sendiri ditaman dengan beribu pertanyaan yang menghampiri pikirannya.
"Bener-bener aneh, masa ka Siezza lagi sakit dicemburuin sih". Muezza menggeleng tidak percaya.
Muezza memutuskan untuk kembali keruangan Siezza dan menemani kakaknya yang masih tertidur.
Tiba-tiba saja dokter Wisnu dan Inggit masuk kedalam ruangan Siezza.
"Inggit, kamu mau kemana?".
"Aku mau temenin om dokter periksa Kaka yang lagi bobo". Inggit mendekat kearah Muezza dan duduk di pangkuannya.
"Kamu kenapa ngga istirahat aja? Emangnya engga cape?". Inggit menggeleng.
"Aku bosen dikamar terus, aku main disini ya". Muezza mengangguk mengiyakan.
"Yaudah, kamu disini sama Kaka cantik ya, om mau periksa Pasien yang lain dulu". Timpal dokter Wisnu.
"Siap Om".
"Saya titip Inggit ya".
"Kaka cantik besok jadikan buatin aku puding mangga?". Tanya Inggit.
"Iya sayang, kamu tuh keliatan cape, tidur sama Kaka aja yuk, sini". Muezza memberikan pahanya untuk dijadikan bantal Inggit, mengelus-elus pelan rambut anak kecil itu sampai ia tertidur pulas.
...
Karena keadaan Siezza yang berangsur membaik, esok ia sudah diperbolehkan untuk pulang tetapi Muezza merasa ia pasti akan jauh dari Inggit, padahal ia ingin terus bersama gadis kecil itu.
"Kapanpun kamu bisa ketemu Inggit, bahkan kalo bisa saya ajak dia setiap hari untuk ketemu kamu". Ucap dokter Wisnu yang diangguki Muezza.
"Malem ini, saya boleh tidur sama Inggit?". Tanya Muezza yang membuat dokter Wisnu tersenyum.
"Inggit pasti seneng kalo ada kamu".
"Makasih ya".
"Saya yang makasih sama kamu, semenjak kamu disini, kamu bener-bener ngebuat Inggit ngerasa punya orangtua, yaudah sekarang kita kekamar Inggit ya". Muezza meminta waktu sebentar untuk mengabari Siezza jika dirinya tidak tidur diruangannya.
Ka Siezza.
Ka, gue ngga tidur diruangan Lo, ngga usah khawatir, gue aman kok."Yuk".
Diruangannya Siezza merasa aneh dengan sikap Dion hari ini, lelaki itu terlihat banyak pikiran.
"Kamu kenapa? Dari tadi aku liat kaya orang banyak pikiran gitu?". Tegurnya.
"Ngga papa kok".
"Dion". Panggilnya terdengar serius, Dion beralih menatap Siezza seakan menunjukkan kata 'ada apa?'.
"Kamu udah tau penyakit aku, aku tau kebohongan aku kemarin udah buat kamu kecewa, aku ngerti aku bukan lagi wanita yang layak buat ada disamping kamu, aku bukan wanita yang sempurna, aku rela kamu cari wanita lain". Ucapnya terdengar asing ditelinga Dion, tetapi ini aneh bagi Dion, ia merasa biasa saja saat didekat Siezza, tidak seperti biasanya.
"Aku ngga tau kedepannya akan gimana, tapi aku cuma mau yang terbaik untuk kita". Balas Dion.
"Kamu itu sempurna Dimata orang yang mencintai kamu". Dion mengelus pelan rambut Siezza dan menyuruh gadis itu untuk beristirahat untuk menyambut hari esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIEZZA (Sudah Terbit)
RomansBerhenti atau bertahan? Ketika lelaki yang kamu cintai, memiliki rasa untuk kakakmu sendiri? Ingin bertahan tapi tak mungkin Harus mundur tapi tak ingin ... Aku tidak pernah memilih kepada siapa aku jatuh cinta, tidak pernah ingin cinta menjadi hal...