20

3.9K 207 4
                                        

Seharusnya Muezza sudah terbiasa dengan momen romantis antara dua sejoli itu, tidak perlu lagi repot-repot sakit hati. Lagipula, ia yakin perlahan tapi pasti ia bisa menghapus Dion dari hidupnya.

"Jangan bengong, udah mendidih tuh pudingnya". Tegur bunda.

"Hmm? Iya Bun yaampun aku kelupaan". Cengirnya.

"Puding buat siapa sih Mue? Tumben banget buat puding mangga". Heran bunda.

"Buat seseorang Bun, mau aku kenalin?".

"Aduh, siapatuh?". Goda bundanya.

"Nanti deh aku ajak kesini".

"Sekarang kalo bisa, bunda penasaran nih". Bundanya terlihat antusias menyambut siapa yang datang nanti.

"Siap deh kalo gitu, aku kekamar dulu ya". Muezza menaruh puding itu pada mesin pendingin dan pergi kekamarnya.

Ia memberitahu dokter Wisnu untuk membawa Inggit kerumahnya, ah bundanya pasti senang sekali bertemu gadis kecil itu.

Dan tepat sekali, pukul 15.00 dokter Wisnu dan Inggit sampai dirumahnya.

"Assalamu'alaikum". Salam dokter Wisnu menyalimi tangan bundanya.

"Walaikumsalam, dokter Wisnu?". Kaget bundanya.

"Iya Bu, emm... Muezza nya ada?".

"Yaampun ada kok, silahkan masuk dokter".

"Makasih Bu".

"Anaknya ikut?". Tanya bundanya setelah melihat ada gadis kecil yang mengekor dibelakang dokter Wisnu.

"Oh ini keponakan saya namanya Inggit".

"Siapa Bun? Eh Inggit udah Dateng? Sini sayang".

"Halo Kaka cantik, kita ketemu lagi". Ucapnya dengan cengiran khasnya.

"Yaudah yuk masuk". Muezza membawa Inggit dan dokter Wisnu keruang tamu.

"Bunda masih kaget loh, ternyata yang mau kamu kenalin ke bunda itu dokter Wisnu?".

"Bukan mas dokter, tapi Inggit".

"Bunda seneng sih, tapi lebih seneng lagi kalo kamu kenalin dokter Wisnu sebagai calon menantu bunda". Goda bundanya.

"Bunda apaansih, malu tau". Balasnya malu-malu menatap dokter Wisnu.

"Maaf ya mas dokter, bunda kadang emang suka gitu".

"Iya ngga papa".

"Yaudah bunda tinggal dulu ya, kalian nikmatin deh pacarannya". Goda bundanya sambil berlari meninggalkan ruang tamu.

"Bundaaaaaa rese deh". Teriak Muezza.

"Maaf ya sayang, emm...kalo gitu Kaka ambil puding mangganya dulu trus kita makannya ditaman belakang aja gimana?". Inggit mengangguk antusias.

...

Mereka bertiga benar-benar menikmati hari ini, semilir angin yang terus berhembus mampu membuat mereka merasanya nyaman berada di taman belakang.

"Kamu pinter masak ya?". Tanya dokter Wisnu.

"Ah engga kok, cuma suka bikin kue aja".

"Pudingnya enak banget loh, Inggit aja sampe nambah terus daritadi".

"Puding inikan dibuat dengan penuh cinta, karena untuk Inggit". Ucap Muezza menatap gadis kecil yang tengah melahap pudingnya.

"Bukan untuk saya?". Tanya dokter Wisnu.

"Bukan". Jawabnya tertawa pelan.

"Hmm...jadi yang spesial cuma Inggit?".

"Martabak juga spesial kok". Jawab Muezza.

"Saya serius". Geram dokter Wisnu.

"Hush ah jangan serius-serius, saya tau belum ada yang mau diseriusin kan?". Muezza tertawa terbahak, ia membalikkan omongan dokter Wisnu kala itu.

"Kalo kamu aja gimana?". Muezza berhenti tertawa mendengar ucapan dokter Wisnu.

"Saya?". Ulang Muezza menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu, mau?". Ucap dokter Wisnu dengan suara yang terdengar serius.

"Jangan bercanda deh mas dokter". Elak Muezza.

"Saya ngga suka main-main soal perasaan".

"Udah deh mending sekarang kita ajak Inggit nonton film aja yuk, kayanya dia udah bosen ditaman".

"Saya paham, Mungkin sekarang kamu belum bisa jawab, tapi yang pasti saya akan tunggu kamu sampai kamu siap". Muezza menatap bola mata dokter Wisnu, berusaha untuk mencari kebohongan disana, tapi tidak ia temukan, hanya tatapan ketulusan yang ada disana.

Muezza bingung harus berkata apa, ia dan dokter Wisnu baru saja kenal, ya walaupun Muezza tau dokter Wisnu adalah orang yang baik, tapi tetap saja pertimbangan harus tetap ada.

"Setelah ini, setelah kamu tau perasaan saya, saya harap kamu ngga menjauh dari saya". Timpalnya.

"I-iya, saya rasa untuk sekarang lebih baik kita menjadi sahabat, sahabat untuk Inggit juga". Mereka berdua tersenyum mengerti.

Dari dokter Wisnu kita belajar, bukan seberapa lama kita mengenal seseorang untuk jatuh cinta tetapi rasa nyaman yang timbul ketika bersama walaupun baru bertemu tidak menutup kemungkinan untuk jatuh cinta.

Semangat memperjuangkan cinta Muezza, dokter Wisnu.

Aku padamu❤️

DIEZZA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang