"Mengetahui nama-mu adalah inginku"
-Muezzacuanteq
Selesai mandi, Muezza hanya duduk dimeja riasnya tanpa merias wajahnya dengan sedikit bedakpun.
Ia malas berdandan, apalagi hanya sekedar untuk menyambut tamu.
Suara bel yang dibunyikan dari bawah terdengar hingga kekamarnya yang berada dilantai dua.
"Tamunya udah dateng?". Tanyanya pada diri sendiri.
Tamunya sudah datang, tetapi Siezza belum terlihat juga batang hidungnya, padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
Muezza sedikit mengintip dari atas kearah bawah siapa gerangan teman papa nya itu.
Ia terlonjak kaget setelah melihat salah satu lelaki yang berada diruang tamunya.
Lelaki yang duduk di samping teman papanya.
Apa lelaki itu anak dari teman papanya?.
Bagaimana bisa?.
"Astagfirullah, jantung gue ngga bisa dikontrol". Muezza memperhatikan ritme jantungnya yang berdetak lebih cepat.
Lelaki itu
Lelaki yang membuatnya jatuh hati, kini berada dirumahnya.
Apa yang harus ia lakukan?
Dan...
Apa tujuan lelaki itu datang kerumahnya?.
Muezza memutuskan untuk masuk kembali kedalam kamarnya dan melihat pantulan dirinya dicermin.
"Dandan ngga ya? Malu dong kalo ketemu gue nya kucel gini". Muezza menimbang-nimbang antara dandan atau tidak.
"Dandan aja deh". Muezza mulai memoles wajahnya dengan make up natural, hanya foundation, bedak, lipcream dan sedikit blush on agar wajahnya terkesan lebih segar.
"Aduh, kenapa jadi gugup gini sih? Kaya mau dinikahin aja". Gumamnya.
Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk pelan, Muezza membukakan pintu kamarnya dengan perlahan dan melihat bundanya yang tengah tersenyum padanya.
"Ada apa bun?".
"Turun yuk nak, Teman papa kamu udah datang". Ajak bunda.
"Tapi bun, Ka Siezza kan belum pulang".
"Ngga apa-apa, kamu dulu aja". Muezza mengekor bundanya, Ia benar-benar sangat gugup untuk bertemu lelaki itu, apalagi dihadapan kedua orangtuanya.
"Ini anak kamu?". Tanya Teman papanya.
"Hai om". Muezza mencoba untuk mengontrol dirinya agar terlihat biasa saja.
"Siapa nama kamu nak?". Tanya teman papanya.
"Aku Muezza om". Jawabnya tersenyum ramah.
"Oh iya kenalin ini anak om". Teman papanya menunjuk lelaki itu. Dan benar saja dugaan Muezza, ternyata lelaki itu adalah anak dari teman papanya.
"Saya Dion". Ucap Lelaki itu dengan senyum tipis yang muncul diwajahnya.
Ada rasa senang menyelimuti dirinya karena Muezza telah mengetahui nama lelaki itu dan akhirnya juga, dirinya bisa menatap Dion secara langsung.
Ah Dion, tidak tidak, Mas Dion.
Dia terlihat tampan sekali malam ini.
Muezza benar-benar telah jatuh hati pada lelaki bernama Dion didepannya.
Muezza berharap setelah pertemuan ini ia dan Dion bisa saling mengenal satu sama lain.
Saat mereka sedang asyik berbincang tiba-tiba seseorang masuk kedalam sana, tidak usah ditebak siapa yang masuk karena sudah pasti itu Siezza.
"Assalamualaikum". Salamnya.
"Walaikumsalam". Jawab semua penghuni rumah.
"Ini anak kamu yang pertama?". Tanya teman papanya.
"Iya Om, saya Siezza". Balas Siezza ramah.
"Sekarang kamu mandi dulu ya nak, setelah itu kita makan malam bersama". Ucap bunda lembut.
"Iya bun, Siezza permisi dulu ya". Lagi-lagi Muezza dibuat cemberut karena tatapan Dion jatuh pada kakaknya.
'Daritadi gue yang disini, tapi ngga diliatin sampe segitunya'. Batin Muezza bergejolak.
Menunggu hampir limabelas menit akhirnya Siezza turun bergabung bersama yang lain yang sudah menunggunya diruang makan.
Acara makan malam terasa sangat khidmat, hingga akhirnya selesai.
"Kalian berdua kuliah?". Tanya teman papanya.
"Aku engga om". Jawab Muezza pelan.
"Loh? Kenapa? Papa kamu om rasa masih bisa biayain kamu".
"Emang dari diri aku sendiri sih ngga ada keinginan untuk kuliah, lagipula jalan seseorang itukan beda-beda".
"It's okey, kalo kamu Siezza?". Tanyanya pada Siezza yang terlihat tengah bermain ponsel.
"Aku kuliah om".
"Jurusan apa?".
"Bahasa indonesia om". Jawab Siezza ramah.
"Semoga kamu sukses ya, oh iya kedatangan saya dan Dion kesini juga bermaksud untuk berkenalan dengan salah satu putri kalian". Teman papa itu berbicara dengan sesekali melirik Muezza dan Siezza yang terlihat bingung.
"Wah maksud yang bagus itu, saya sih silahkan". Jawab papa.
"Bagaimana Dion?". Tanyanya pada Dion yang sedari tadi terdiam.
"Maksud saya kesini mau berkenalan atau lebih dekat dengan Siezza". Ucap Dion.
Deg.
Apa maksudnya ini?.
Muezza terdiam, berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa ini mimpi.
"Mau kenalan sama aku?". Tanya Siezza yang dijawab anggukan oleh Dion.
"Boleh kan?".
"Emm boleh aja sih,".
"Pah, Bun, Muezza pamit kekamar ya, ngantuk banget nih". Muezza berakting seolah dirinya mengantuk didepan semua orang yang ada disana.
"Yaudah kamu istirahat ya". Bunda mengelus rambut muezza pelan.
"Aku permisi".
KAMU SEDANG MEMBACA
DIEZZA (Sudah Terbit)
RomanceBerhenti atau bertahan? Ketika lelaki yang kamu cintai, memiliki rasa untuk kakakmu sendiri? Ingin bertahan tapi tak mungkin Harus mundur tapi tak ingin ... Aku tidak pernah memilih kepada siapa aku jatuh cinta, tidak pernah ingin cinta menjadi hal...