Karena cinta tidak butuh penjelasan mengapa bisa jatuh?.
-author
...
Muezza memandang langit malam yang begitu cerah, kerlap kerlip bintang seakan tidak mendukung hatinya yang galau.
Bukan galau memilih tambatan hati, tetapi galau mencerna apa yang terjadi,disaat dua orang lelaki hampir secara bersamaan mengutarakan perasaan padanya dan hatinya tidak yakin bisa memilih.
Dion, lelaki yang masih ia cintai dan harus ia relakan demi kakaknya tetapi lelaki itu bilang jika dia mencintai Muezza.
Dokter Wisnu, lelaki yang baru ia kenal, lelaki yang menurut Muezza ngeselin tapi ada baiknya juga, dan lelaki itu bilang jika dia menyukai Muezza.
"Kemarin, dia lebih memilih ka Siezza dan disaat gue berusaha untuk rela, dia dengan sifatnya dinginnya akhir-akhir ini bilang cinta sama gue". Ucap Muezza sarkastik.
"Gue ngga ngerti, kenapa juga dokter Wisnu bisa bilang suka sama gue? Gue tau, cinta datang sendirinya bahkan cinta ngga butuh alasan, tapi kenapa harus gue yang ada ditengah-tengah mereka?". Monolognya.
"Gue juga ngga dipaksa buat memilih, tapi hati gue bisa memilih..... memilih seseorang yang ngga mungkin bisa gue miliki".
"Gue ngga mungkin ngerebut mas Dion dari kakak gue sendiri". Muezza seorang diri disana, ditengah jalan yang sepi.
"Hati gue sakit, hati gue ngga bisa bohong kalo gue juga mau bahagia sama orang yang gue cinta". Muezza menjambak rambutnya sendiri.
"GUE BENCI SITUASI INI, GUE BENCIII". teriaknya dipinggir jalan yang sepi.
"Bahkan gue benci perasaan gue sendiri". Lirihnya.
Muezza pergi dari rumahnya tanpa membawa ponsel dan apapun, ia hanya ingin mengutarakan perasaannya pada langit malam.
Dicintai oleh lelaki yang ia cintai pun tidak mungkin untuk bersama, apalagi dicintai oleh lelaki yang tidak ia cintai, mana mungkin ia bahagia.
Muezza membuang napasnya kasar.
"Gue ngga boleh bego, masa gara-gara cinta gue jadi bego". Muezza menghapus air matanya kasar.
"Ini apalagi air mata? Pake segala nangis". Ucapnya yang membuat air matanya semakin meluruh.
"Ayo pulang". Lengannya tiba-tiba saja ditarik oleh seseorang.
"Apaansih, lepas". Muezza berjalan menjauh dari lelaki itu setelah lengannya dilepas.
"Muezza, tunggu". Dion mengejar Muezza yang berurai air mata, ia menarik Muezza kedalam pelukannya.
"Maafin saya". Muezza berontak dalam pelukannya.
"Kamu jahat Mas, bisa-bisanya kamu bilang cinta sama aku disaat kamu udah milih kakak aku".
"Saya memang jahat, tapi saya ngga bisa bohong kalo yang saya cinta itu kamu, bukan Siezza". Ucapnya lembut.
"Maafin saya". Dion menghapus air mata Muezza.
"Sebentar lagi kamu akan menjadi milik ka Siezza seutuhnya, dan itu artinya....". Muezza menatap mata Dion dalam.
"Semesta ngga merestui kita". Lirihnya.
"Sampai sini seharusnya kamu paham mas, buang cinta kamu jauh-jauh". Muezza sedikit menjauh dari Dion.
"Dan percuma, kamu mau bilang cinta seribu kalipun, ngga ada yang bisa denger selain aku, itu semua udah ngga berarti apa-apa lagi". Muezza semakin menjauh dari Dion.
Seperti mendukung perasaan Muezza, langit malam yang tadi terang berubah menjadi gelap dengan air hujan yang ikut deras seperti air mata Muezza.
Lagi-lagi Dion menarik gadis itu.
"Semesta bukan ngga merestui kita, tapi semesta sedang menguji, sampai mana perjuangan kamu untuk saya Mue? Kamu cinta kan sama saya? Jangan berhenti Mue, saya mohon". Wajah Dion terlihat begitu memohon, ia membawa Muezza kedalam pelukannya lagi.
"Ngga ada orang yang milih untuk jatuh cinta sama siapa, begitupun saya".
"Aku mohon sama kamu mas, buang jauh-jauh perasaan kamu, balik ke ka Siezza,dia butuh kamu, aku ngga mau egois". Muezza mendorong Dion agar menjauh darinya.
"Saya bisa bersikap seperti mencintai Siezza, tapi saya mau kamu terima cinta saya, kita jalani ini secara diam-diam, hanya saya dan kamu. Sampai semesta tau seberapa besar cinta kita untuk disatukan".
KAMU SEDANG MEMBACA
DIEZZA (Sudah Terbit)
RomanceBerhenti atau bertahan? Ketika lelaki yang kamu cintai, memiliki rasa untuk kakakmu sendiri? Ingin bertahan tapi tak mungkin Harus mundur tapi tak ingin ... Aku tidak pernah memilih kepada siapa aku jatuh cinta, tidak pernah ingin cinta menjadi hal...