"Kamu mau ajak aku kemana sih Mue?". Entah ini pertanyaan Kelisa yang keberapa dan masih saja dijawab dengan kata 'kamu ikut aku aja'.
"Mue jawab dulu, aku takut kamu ngelakuin hal yang aneh".
"Kelisa, aku masih waras kok kamu tenang aja ya". Jawab Muezza yang masih berkutat dengan alamat diponselnya.
"Kasih tau dulu kita mau kemana? Ini udah lumayan jauh loh".
Saat ini mereka mengendarai motor yang dibawa oleh Kelisa dengan Muezza yang dibonceng.
"Sebentar lagi sampe kok dan nanti aku jelasin semuanya sama kamu". Akhirnya Kelisa mengangguk nurut dan berhenti pada alamat yang Muezza tuju.
"Alamatnya sih sama, yaudah kita coba dulu yuk". Kelisa mengekor dibelakang Muezza.
Memencet bel yang ada di pagar besar dan berharap sang empunya membukakannya.
Dari kejauhan sudah terlihat pria berpakaian satpam berjalan kearahnya.
"Cari siapa neng?". Tanya satpam.
"Maaf pak, apa benar ini rumahnya pak Wisnu Pratama?". Tanyanya sopan.
"Iya benar, ada keperluan apa ya?".
"Saya cuma mau ketemu pak Wisnu Pratama bisa?".
"Aduh, kalo siang teh pak Wisnu kerja".
"Kerja dimana ya pak kalo boleh saya tau?". Tanyanya lagi.
"Dirumah sakit Pratama, ngga jauh dari sini kok".
"Yaudah kalo gitu makasih ya pak".
Mereka berdua memutuskan untuk mencari keberadaan rumah sakit Pratama.
Disisi lain Dion mengajak Siezza untuk bertemu ditaman.
"Tumben banget kamu ajak ketemu ditaman?".
"Iya, aku pikir disini udaranya lumayan sejuk". Dion memberikan senyum manisnya pada Siezza, berharap Siezza akan bercerita tanpa harus ia tanya.
"Ada yang mau kamu ceritain?". Tanya Dion.
"Aku?". Dion mengangguk.
"Kayanya semuanya udah aku ceritain deh sama kamu".
"Semalem aku ketemu Muezza, dia beli obat untuk kamu kan?". Raut wajah Siezza langsung berubah seketika Dion melontarkan pertanyaan seperti itu.
"I-iya trus?". Jawabnya gugup.
"Kamu sakit apa?". Tanya Dion lembut dengan menyentuh bahu Siezza.
"Aku ngga papa, aku sehat".
"Aku mohon sama kamu Sie, kamu jujur sama aku". Ucapnya memohon.
"Dion, sekarang aku ada didepan kamu, seperti yang kamu liat aku baik-baik aja". Jawabnya kekeuh.
"Aku harap, ngga ada kebohongan dalam hubungan kita". Siezza menyembunyikan wajahnya dari Dion dan meminta Dion untuk mengantarkannya pulang.
"Kamu jangan berpikir aku nutupin sesuatu dari kamu ya, aku cuma butuh waktu". Dion mengangguk mengerti dan menyuruh Siezza untuk beristirahat.
Saat ingin menghidupkan motornya untuk pulang, Dion melihat Muezza dan seorang teman perempuannya yang baru saja pulang.
Dion melihat wanita itu mengucapkan terimakasih kepada temannya dan beranjak ingin masuk kedalam rumahnya.
"Mas Dion?". Tegurnya.
"Kenapa ngga masuk? Atau lagi nunggu ka Siezza?". Tanyanya.
"Engga, Siezza baru aja saya antar pulang. Kamu... dari mana?".
"Emm, tadi aku habis cari tau tentang pemilik kartu nama itu".
"Trus gimana?". Tanya Dion.
"Ternyata Wisnu Pratama itu anak dari pemilik rumah sakit Pratama, dan informasi yang aku dapat ternyata dia juga seorang dokter". Jelasnya yang membuat Dion semakin berusaha untuk memecahkan teka-teki ini.
"Tadi habis pergi sama ka Siezza?". Tanya Muezza.
"Saya coba buat minta penjelasan tentang obat itu, tapi dia bilang dia sehat dan setelah saya cari tau ternyata itu obat untuk penderita penyakit ginjal". Muezza menutup mulutnya tidak percaya, apa iya kakaknya menderita penyakit seperti itu?.
"Mungkin dia butuh waktu buat cerita semuanya, saya minta sama kamu, tolong jaga dia, saya ngga mau dia kenapa-napa".
"Saya pamit pulang dulu ya". Muezza mengangguk dan masuk kedalam rumahnya dengan perasaan yang bercampur aduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/203169793-288-k927276.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIEZZA (Sudah Terbit)
RomanceBerhenti atau bertahan? Ketika lelaki yang kamu cintai, memiliki rasa untuk kakakmu sendiri? Ingin bertahan tapi tak mungkin Harus mundur tapi tak ingin ... Aku tidak pernah memilih kepada siapa aku jatuh cinta, tidak pernah ingin cinta menjadi hal...