16

3.5K 199 0
                                    

"Siezza cari kamu". Muezza menoleh kearah belakangnya.

"Ka Siezza udah sadar?". Dion mengangguk.

Muezza berdiri dari duduknya dan mengekor Dion untuk keruangan dimana Siezza berada.

"Mue, sini". Suruh Siezza.

"Ka, maafin gue". Lirihnya memeluk tubuh lemah Siezza.

"Gue yang minta maaf, gue udah ngecewain Lo". Siezza mengusap rambut adiknya lembut.

"Janji sama gue ya ka, jangan pernah ada yang Lo sembunyiin lagi, sekecil apapun masalah Lo". Ucap Muezza.

"Iya, makasih udah jadi adik yang baik".

"Oh iya, papa bunda kemana?". Tanya Muezza setelah menyadari tidak ada nya keberadaan papa dan bundanya.

"Papa sama bunda udah pulang, biarin mereka istirahat, Lo juga mau pulang?". Muezza menggeleng cepat.

"Gue nemenin Lo disini".

"Yaudah mumpung belum terlalu malem, mending Lo makan sana, gue tau lo belum makan kan?". Muezza mengiyakan dan pamit untuk kekantin rumah sakit sebentar.

"Sama Dion, ngga baik Lo pergi sendirian". Ucap Siezza.

"Ngga usah, biarin mas Dion temenin Lo disini, gue berani kok". Tolak Muezza.

"Bukan masalah Lo berani atau engga, nanti kalo tiba-tiba diculik Kunti gimana Lo?". Ancam Siezza.

"Ka, plis deh ngga usah nakutin gue".

"Yaudah saya temenin aja". Timpal Dion yang sudah berdiri dari duduknya.

"Tuh, udah sana". Akhirnya Muezza pergi kekantin ditemani Dion yang berada sedikit jauh dibelakang nya.

Muezza menghentikan langkahnya menunggu Dion.

"Kamu temenin ka Siezza aja, takutnya nanti dia butuh sesuatu".

"Kamu berani?". Keadaan rumah sakit memang sepi, hanya suster lewat yang dari tadi Muezza liat.

"Emm, gini aja deh kalo tiga puluh menit aku belum balik keruangan ka Siezza, mas telpon aku aja". Dion mengangguk setuju.

"Kalo ada apa-apa telpon saya aja". Dion berbalik arah dan Muezza melanjutkan perjalanan nya menuju kantin.

Ia memesan mie instan dan es teh manis.

Mencari tampat duduk yang kosong, hanya ada beberapa orang saja disana.

Menunggu cukup lama akhirnya mie instan dan es teh sudah berada di mejanya.

"Saya duduk disini ya". Muezza menyadari siapa yang duduk didepannya dan menghembuskan napas kasar.

"Tempat yang kosong kan banyak, kenapa disini?". Jutek Muezza.

"Saya maunya disini".

Dokter Wisnu menarik mangkuk mie instan yang baru saja ingin dilahap Muezza.

"Kok diambil?". Melotot Muezza.

"Ngga baik makan mie instan, apalagi anak kecil kaya kamu".

"Apaansih, siniin".

Dokter Wisnu membuang semangkuk mie instan itu ketempat sampah dan memesan makanan lain untuknya dan juga Muezza.

"Nih, harus banyak makan sayuran, kamu mau sakit kaya kakak kamu?". Dokter Wisnu meletakkan salad sayur didepan Muezza.

"Duh, mas dokter tuh ganggu saya makan aja sih". Kesal Muezza.

"Udah ngga usah bawel, makan atau saya suapin?". Ancam dokter Wisnu.

Muezza lantas memakannya dengan wajah cemberut dan memicingkan matanya kearah dokter Wisnu.

'rese'. Batinnya.

                                       ...

Sudah hampir sejam Muezza belum balik keruangan Siezza, tentu saja hal itu membuat dua sejoli ini khawatir dibuatnya.

"Ponselnya ngga aktif". Ucap Dion yang masih berusaha untuk menelpon Muezza.

"Kemana sih anak itu? Yaudah biar aku cari aja deh". Siezza bersiap untuk turun dari brankar rumah sakit tetapi ditahan oleh Dion.

"Kamu disini aja, biar aku yang cari Muezza".

"Aku mau ikut".

"Kamu istirahat, tunggu sini dan jangan kemana-mana". Siezza mengangguk nurut.

"Hati-hati ya". Dion keluar dari ruangan dan berjalan menuju kantin rumah sakit, siapa tau Siezza masih berada disana.

Dari sedikitnya orang, Dion bisa memastikan tidak ada Muezza disana.

Ia berbelok kearah taman rumah sakit, Muezza suka menyendiri pikirnya pasti gadis itu tengah berada ditaman.

Hanya ada seorang dokter, anak kecil dan tunggu, Gadis yang bersama dokter itu seperti Dion kenali, dan benar saja semakin dekat Dion yakin jika gadis itu adalah Muezza.

"Makasih ya om dokter, Kaka cantik udah temenin aku main malem ini". Suara anak kecil itu terdengar sangat riang.

"Sama-sama adik cantik". balas Muezza mencubit gemas pipi anak itu.

"Kamu janji sama om, kamu harus semangat untuk sembuh, oke?".

"Iya om dokter, aku janji". Anak kecil itu menautkan tangan mungilnya dengan tangan dokter Wisnu.

"Terus jadi anak baik ya, Kaka yakin kamu pasti sembuh". Ucap Muezza dengan senyum tulusnya, anak kecil itu mengangguk dan memeluk Muezza sebentar.

"Sekarang Om anter kamu keruangan ya". Dokter Wisnu dan Muezza menggandeng lengan anak kecil itu.

Belum sempat melangkah Muezza sudah mendapati Dion disana.

Ia menepuk jidatnya lupa dan hanya cengiran tanpa dosa yang ia tunjukkan pada Dion.

DIEZZA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang