"setiap kegagalan bukan berarti akhir, karena masih ada usaha, usaha dan usaha".
Hari ini Siezza meminta Muezza untuk mengajarinya memasak.
Semua bahan masakan telah tersedia dimeja dapur.
"Yang gampang aja ya, gue ngga bisa kalo yang berat-berat". Keluh Siezza.
"Inikan mau belajar supaya Lo bisa, niat ngga sih?". Sindir Muezza.
"Iyaiya, yaudah mau masak apa?".
Wortel, kol, kentang, tahu, tempe, ayam dan banyak bumbu masakan.
"Ayam cabe ijo, tahu tempe sama sayur sup, gimana?". Tawar Muezza setelah melihat bahan yang ada.
Siezza mengangguk dan mulai mengikuti instruksi yang Muezza berikan.
"Ini langsung masukin semuanya?". Bahan sayur sup sudah ditangan Siezza untuk siap dimasukkan kedalam panci.
"Nanti, tunggu airnya mendidih".
"Lama tau kalo tunggu airnya mendidih, keburu ngantuk gue nya". Muezza menggeleng pelan mendengar celotehan kakaknya.
"Lo niat kan jadi istrinya mas Dion?". Celetuk Muezza.
"Ya niat lah, kalo ngga niat ngapain gue rela belajar masak? Mending tidur".
"Lagian ya Mue gue heran deh, gue mau nikah tapi disuruh belajar masak sama bunda, kan bisa cari pembantu". Ucap Siezza sarkastik.
"Lo kuliah doang sih ka, punya otak itu dipake sebentarrrrr aja buat mikir, emangnya mas Dion nanti mau makan apa? Lo rela gitu dia makan diluar setiap hari atau makan masakan oranglain? Emangnya Lo pernah ngeliat papa makan diluar kalo bunda masak?". Mereka terus berargumen dengan Muezza yang tengah membuat bumbu dan Siezza yang menunggu air dipanci itu matang.
"Jaman sekarang itu kalo ada yang gampang kenapa harus cari yang ribet sih? Gue ngga bisa ngebayangin kalo setiap hari gue didapur, bisa gosong muka gue". Balas Siezza yang mulai memasukkan sayuran tadi kedalam panci.
"Ngga usah nikah, ribet Lo". Bisik Muezza tepat ditelinga Siezza yang membuat gadis itu cemberut.
Suara bel pintu terdengar hingga dapur, sehingga Muezza berniat untuk membukakan pintu rumahnya.
"Gue liat dulu siapa yang Dateng". Muezza berjalan sedikit cepat untuk sampai didepan pintunya dan membukakan pintu untuk siapa yang datang.
"Siezza nya ada?". Muezza tersenyum menyambut tamunya dan mempersilahkan nya masuk.
"Ka Siezza ada didapur, masuk aja". Dion mengekor Muezza untuk sampai didapur.
"Kamu? Kok ngga bilang sih mau kesini?". Tegur Siezza pada Dion.
"Aku telpon kamu tapi hp kamu ngga aktif".
"Oh iya aku lupa, hp aku mati lagi dicharge dikamar". Cengirnya.
"Ini semua kamu yang masak?". Tanya Dion melihat banyak masakan didepannya.
"Lagi belajar masak sih". Jawabnya pelan yang membuat Dion mengacak rambut Siezza pelan.
Muezza yang berada diantara mereka berdua hanya bisa melihat kemesraan mereka dengan wajah kesal.
"Garem jangan sampe lupa ". Celetuknya.
"Huft, untung Lo ingetin gue".
Sekitar menunggu lima belas menit akhirnya semua masakan sudah matang dan tersedia dimeja makan.
"Kalian makan duluan aja, aku mau mandi dulu". Ijin Siezza yang diangguki Muezza dan Dion.
"Mau aku sendokin nasinya?". Tawar Muezza.
"Biar saya sendiri".
Muezza menatap lelaki didepannya penuh senyum, masakannya dimakan oleh Dion dan sepertinya lelaki itu sangat menikmati masakannya.
"Kamu suka sama masakan ini?". Tanyanya pada Dion.
"Masakan Siezza yang mana?". Balik tanya Dion.
"Sayur sup".
Dion mencicipi sayur itu dan terlihat seperti ada rasa yang lebih dari sayur itu.
"Asin". Gumamnya.
Muezza yang melihat raut wajah Dion seperti itu ikut mencicipi sayur sup yang dimasak Siezza.
"Asin". Gumamnya.
"Kamu jangan bilang Siezza kalo masakan dia kurang enak". Ucap Dion.
"Kenapa? Kan biar dia bisa belajar lagi".
"Hari ini, kita hargai usaha dia". Balas Dion.
"Ngga gitu juga caranya, biarin dia tau rasa masakannya gimana, setiap kegagalan bukan berarti akhir, karena masih ada usaha, usaha dan usaha". Jelas Muezza.
"Tapi setiap usaha perlu untuk dihargai".
"Kalo hasil yang kurang kamu puji trus hasil yang maksimal kamu kasih penghargaan?". Kesal Muezza.
"Kalian kenapa ribut?". Tegur Siezza yang sudah duduk disamping Dion.
Muezza memilih untuk melanjutkan makannya tanpa memperdulikan dua manusia didepannya.
"Ributin apa sih? Masakannya ngga enak?". Tanya Siezza.
"Ah engga kok, masakan kamu enak, aku suka". Siezza terlihat senang sekali masakannya dipuji oleh Dion.
"Coba aku mau cicipin sayur nya".
"Jangan, sayurnya buat aku aja, kamu makan yang lain aja". Awalnya Siezza cemberut tapi dia terlihat mengikhlaskan sayurnya untuk Dion, dia pikir Dion sangat menyukai masakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIEZZA (Sudah Terbit)
RomanceBerhenti atau bertahan? Ketika lelaki yang kamu cintai, memiliki rasa untuk kakakmu sendiri? Ingin bertahan tapi tak mungkin Harus mundur tapi tak ingin ... Aku tidak pernah memilih kepada siapa aku jatuh cinta, tidak pernah ingin cinta menjadi hal...