21

3.6K 203 9
                                        

Siezza meminta Muezza untuk menemani Dion  pergi kebutik siang ini, tetapi hal ini membuat Muezza sedikit bingung, padahal kondisi Siezza bisa dibilang sudah cukup baik untuk melakukan aktivitas.

"Plis Mue, mau ya temenin Dion kebutik". Mohon Siezza pada Muezza yang masih menolak, bukan apa-apa, ia tidak enak saja jika harus berpergian dengan lelaki yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya.

"Kenapa ngga Lo aja sih?".

"Gue ngga bisa, banyak tugas kampus yang ketinggalan". Melas Siezza.

Muezza menghembuskan nafasnya dan mengangguk pelan.

"Lo siap-siap sana, Dion udah otw".

Muezza mengganti bajunya dan memoles wajahnya dengan sedikit bedak.

"Makasih ya Mue". Muezza mengiyakan dan turun kebawah saat suara deru motor Dion terdengar ditelinganya.

"Have fun Mue". Gumam Siezza.

Didepan rumah Dion sudah menunggu Muezza yang berjalan menghampirinya.

"Mau ketemu ka Siezza dulu?". Tanya Muezza.

"Nanti aja". Muezza mengerti dan naik keatas motor Dion.

Letak butik tidak terlalu jauh sehingga tidak memakan waktu lama dan dalam waktu 10 menit mereka sudah sampai.

"Kamu pilih gaunnya". Ucap Dion saat mereka baru saja memasuki butik.

"Aku? Aku ngga paham".

"Saya lebih ngga paham, yang bagus menurut kamu aja". Muezza memilah gaun-gaun cantik yang berjejer rapi.

Satu gaun yang menarik perhatiannya, gaun yang sangat simple tetapi terlihat mewah dan anggun.

Muezza berpikir apakah Siezza akan menyukai gaun yang dipilihnya?.

"Gimana? Kamu udah dapet gaunnya?". Tanya Dion yang membuat Muezza menunjuk kearah gaun yang dipilihnya.

"Gaun ini sepertinya cocok ditubuh Kaka, mari saya bantu coba". Ucap pegawai butik.

"Saya yang coba?". Tunjuk Muezza pada dirinya sendiri.

"Iya, calon pengantinnya". Muezza menatap Dion bingung.

"Coba dulu ya". Muezza mengangguk pasrah, ia pikir ia hanya menemani Dion dan tidak ada acara coba-mencoba seperti ini.

Dibantu pegawai butik, kini gaun pengantin itu terlihat sangat indah ditubuh Muezza, bahkan Dion menatap kagum pada gadis itu.

"Kamu berdiri disitu sebentar". Dion mengambil ponsel di kantung celananya dan menghidupkan kameranya.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

"Kamu foto aku ya? Ih jangan aku malu". Dion menatap hasil fotonya dengan decakan kagum.

"Cantik". Muezza tersipu malu saat mendengar pujian Dion.

"Saya ambil gaun yang ini ya mba". Ucap Dion.

...

"Saya minta maaf sama kamu".

"Karena apa?".

"Karena sifat saya yang terlalu berlebihan sama kamu kemarin". Ucapnya dengan nada menyesal.

"Kalo boleh aku tau, kenapa kok bisa dingin gitu ke aku?". Tanyanya sembari menyuap es krim yang berada didepannya.

"Kamu ada hubungan sama dokter Wisnu?". Tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa emangnya? Aku tanya kok malah balik tanya sih?".

"B-bukan gitu, saya cuma penasaran aja".

"Aku jawab pertanyaan kamu, tapi kamu harus jawab pertanyaan aku juga ya". Dion sedikit menimbang lalu mengangguk.

"Aku sama dokter Wisnu temenan dan kita suka sharing tentang penyakit ka Siezza. Kalo kamu kenapa tiba-tiba dingin gitu kemarin? Lagi ada masalah? Atau aku ada salah?".

"Saya jatuh cinta sama kamu". Ucap Dion yang membuat Muezza sedikit kaget.

"Maksudnya? Aku masih ngga paham". Timpal Muezza dengan raut wajah bingung nya.

"Saya jatuh cinta sama kamu". Ulangnya, Muezza menatap Dion tidak percaya.

"Saya tau perasaan ini salah, tapi saya cuma manusia biasa, saya ngga bisa ngelak perasaan ini". Dion menatap Muezza serius.

"Ngga, mungkin perasaan kamu itu cuma....perasaan sayang sebagai adik, iya kan?". Dion menggeleng mengelak perkataan Muezza.

"Saya cinta sama kamu".

"Ngga mungkin". Ia berlari meninggalkan Dion, mencari tempat untuk mencerna segala ucapan Dion.

Walaupun Muezza menaruh rasa pada lelaki itu, tetapi Muezza tidak mungkin berbuat jahat merebut Dion dari kakaknya.

Bahkan pernikahan mereka akan digelar sebentar lagi.

Muezza tidak mengerti dengan apa yang Dion mau, bagaimana dengan perasaan Siezza jika tau hal ini?.

Ini lebih sakit dari sekedar mengikhlaskan, kembali pada hati yang pernah menyia-nyiakan dan pasti berujung pada sakit hati banyak orang.

DIEZZA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang