4

4.5K 241 0
                                    

"Jangan sok misteris kalo akhirnya kamu itu jodoh saya!!"

-Muezzahalu

Muezza benar-benar merasakan hari-harinya kini kian berbeda, Apa dirinya sudah jatuh hati pada lelaki yang belum dikenalnya itu?
Apa secepat ini datangnya cinta?.

"Akhir-akhir ini kamu sering melamun, mikirin apa sih?". Sang bunda yang tengah memasak pesanan catering terganggu dengan sikap putri keduanya yang sering melamun akhir-akhir ini.

"Bun, Muezza mau tanya deh". Muezza beralih menatap bundanya dan siap untuk mengeluarkan pertanyaannya.

"Kalo misalnya, Muezza suka sama seorang lelaki dan lelaki itu suka sama Ka Siezza, menurut bunda apa yang harus aku lakuin?". Tanyanya pelan.

"Siapa lelaki itu?". Balik tanya Bunda.

"Bunda jawab aja, Kan misalnya bun, aku ngga mau hal kaya gini terjadi beneran". Ucap Muezza.

"Muezza sayang, sejauh apapun kamu kejar kalo lelaki itu bukan jodoh kamu ya ngga akan dapet, begitupun sebaliknya, jika lelaki itu jodoh kamu, tanpa kamu kejar dia akan datang ke kamu". Jawab bunda.

"Kalo lelaki itu bukan jodohnya aku, emangnya ngga bisa gitu bun aku tikung lewat sepertiga malam?". Tanyanya lagi yang membuat sang bunda tersenyum kearahnya.

"Kamu ngga boleh terlalu memaksakan kehendak, semua sudah Allah yang menentukan, bunda pikir-pikir anak bunda lagi pada jatuh cinta ya?". Sang bunda tertawa pelan.

"Ngga apa-apa kan bun, kalo aku jatuh cinta?".

"Ngga apa-apa dong sayang, berarti kamu normal, tapi ingat pesan bunda, jangan terlalu memaksakan kehendak, oke?". Muezza mengangguk pelan pertanda setuju akan ucapan sang bunda.

Entah mengapa dirinya tengah diliput oleh rasa galau yang menyerang hatinya.

Ini sudah seminggu setelah ia bertemu dengan lelaki itu, tapi sampai sekarang ia masih belum mengetahui nama lelaki itu.

Setiap pagi

Setiap malam

Muezza selalu keluar di jam yang sama ketika awal mereka bertemu hanya untuk bertemu lagi dengan lelaki itu.

Walaupun tidak saling menyapa.

Walaupun tidak saling bertegur sapa.

Tetapi...

Lewat tatapan mata, seharusnya lelaki itu paham jika Muezza telah jatuh hati padanya.

Lewat tatapan mata, seharusnya lelaki itu paham jika Muezza menginginkannya.

"Oh iya, tadi bunda ditelpon papa, katanya nanti malem ada temannya yang mau dateng kesini". Beritahu bunda pada Muezza yang terlihat melamun lagi.

"Muezza? Kamu dengerkan?". Sang bunda mencoba untuk membuat kesadaran Muezza kembali lagi.

"Eh? Iya bun kenapa?". Kaget Muezza.

"Nanti malem ada temen papa mau dateng kesini, kamu bantu bunda buat makanan ya". Ulang bunda.

"Oh iya bun, mau aku bikinin cake atau apa?". Tawar Muezza.

"Kamu buat puding aja". Balas bunda.

"Oke siap bun".

Muezza menyiapkan semua bahan-bahan untuk membuat puding, kebetulan sekali Muezza sangat menyukai warna hijau dan kali ini ia akan membuat puding rasa greentea kesukaannya.

...

"Kalian dandan yang cantik ya, soalnya nanti temen papa mau bawa anaknya kesini". Ucap papa saat melihat istrinya dan putri keduanya yang baru selesai berkutat dengan dapur.

"Bunda mah ngga perlu dandan, yang harusnya dandan Siezza sama Muezza". Balas bunda.

"Iya, kedua putri papa harus terlihat lebih cantik dari biasanya, tapi dari tadi papa belum liat Siezza, kemana dia?". Tanya Papa.

"Belum pulang kuliah pah". Jawab Muezza.

"Loh? Ini udah hampir maghrib Siezza belum pulang? Katanya acara dikampus udah selesai".

"Aku ngga tau pah, palingan juga sebentar lagi pulang".

"Yaudah, yang penting Muezza rapi-rapi duluan". Suruh papa.

"Iya pah". Muezza beranjak dari dapur untuk pergi kekamarnya membersihkan diri.

"Emangnya siapa sih anak dari temen papa? Kayanya spesial deh". Gumam Muezza.

Ia jadi penasaran siapa anak dari teman papanya, mengapa juga ia dan Siezza disuruh tampil cantik? Bukannya ini hanya sekedar bertamu?.

DIEZZA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang