2

6.8K 307 5
                                    

"Semudah ini rasa datang dan sesulit ini mengusirnya pergi agar tidak terlalu dalam"

-Muezzamanis


Seperti biasa, Muezza selalu keluar malam untuk sekedar membeli makan atau ke toko kue.

Dan malam ini, sang bunda menyuruh dirinya untuk ke toko kue, dengan berjalan kaki tanpa ditemani siapapun. Jangan tanya kemana Siezza, sudah jelas kakaknya itu belum pulang kuliah.

Walaupun Jarak rumah ke toko kue tidak terlalu jauh tapi lumayan jauh jika berjalan kaki apalagi sendirian.

"Nasibnya jomblo emang begini". Gumamnya sendiri.

"Mau kemana Za?" Tegur teman rumahnya yang kebetulan lewat didepannya.

"Kelisa? Aku mau ke toko kue". Jawabnya.

"Sendiri?". Tanya gadis yang dipanggil Kelisa. Muezza mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Aku temenin yah?". Tawar Kelisa.

"Boleh nih? Ngerepotin ngga?". Tanya Muezza memastikan.

"Ya engga lah, kaya sama siapa aja".

"Yaudah yuk". Mereka berdua berjalan bersisian menuju toko roti diiringi dengan canda dan tawa.

Namun, satu hal yang membuat Muezza terkejut.

Dari arah depan, sosok lelaki yang dilihatnya tadi pagi kembali dilihatnya kini.

Duduk diatas motor ninja dengan wajah datarnya tetapi terkesan manis dimata Muezza.

"MasyaAllah". Gumamnya.

"Kenapa Za?". Tanya Kelisa.

"Engga, engga kenapa-kenapa".

Ini kedua kalinya mereka bertemu

Ini kedua kalinya jantung Muezza bergetar hebat dibuatnya.

Tapi tunggu...

Apakah lelaki itu merasakan pertemuannya seperti yang Muezza rasakan?.

'Inget, kata bunda ngga boleh terlalu berharap sama manusia'. Batin Muezza berkata seperti itu.

...

"Lo kuliah lembur apa gimana? Jam segini baru pulang". Jam sudah menunjukkan pukul 21.30, tidak biasanya Siezza pulang larut seperti ini.

"Dikampus gue lagi ada acara". Balasnya.

"Masa iya acara sampe malem gini?". Curiga Muezza.

"Gue kan panitia, makanya lo kuliah biar tau rasanya gimana". Cibir Siezza.

"Udah tau gue rasanya, ngga enak kan?". Muezza tertawa pelan didepan Siezza yang terlihat kesal.

Muezza berdiri dari tempat tidur dan beranjak dari kasurnya.

"Mau kemana lo?". Tanya Siezza.

"Mau ambil minum".

"Jangan keruang tamu". Perintah Siezza.

"Why?".

"Ada temen gue". Balas Siezza yang mendahului Muezza keluar kamar.

"Pasti cowo". Tebak Muezza.

Jika dilihat dari segi fisik, Muezza dan Siezza itu sangat berbeda, Muezza dengan tubuh tinggi nan langsing dipadukan kulit putihnya sedangkan Siezza tubuh yang bisa dibilang pendek dengan kulit kuning langsatnya.
Muezza berwajah manis sedangkan Siezza berwajah cantik, ya setiap wanita mempunyai kelebihannya masing-masing. Apalagi terkait hal Lelaki, Muezza jarang sekali dekat dengan lelaki berbeda dengan Siezza yang kadang suka membawa lelaki kerumah, contohnya seperti saat ini.

Muezza mengintip Papa, Bunda, Siezza dan Satu Lelaki yang tengah berbincang hangat diruang tamu tanpa dirinya.

Sudah biasa sebenarnya dirinya diacuhkan disaat-saat seperti ini, tapi apa boleh Muezza berpikir jika dirinya yang berada disana berbincang dengan Mas-mas yang ditemuinya hari ini?.

Eh?

Kok jadi ke Mas-mas itu?

"Kacau otak gue lama-lama". Muezza memukul kepalanya pelan dan beranjak dari tempat persembunyiannya ke kamarnya.

"Baru juga ketemu, masa iya gue jatuh cinta pandangan pertama?". Gerutunya.

"Kebiasaan deh ngomong sendiri, jatuh cinta sama siapa lo?". Tiba-tiba saja Siezza sudah berada disampingnya menatap intens dirinya.

"Apaan sih lo, udah ah gue mau tidur". Alih Muezza.

"Dasar bocah, awas ya lo cinta-cintaan dibelakang gue". Ancam Siezza.

"Gue udah gede, emangnya lo doang yang boleh bawa cowo kerumah?". Sindir Muezza yang membuat Siezza terdiam.

"Besok-besok bawa cowo siang kek jangan malem, gaenak diliat tetangga". Pesan Muezza sebelum pergi kealam mimpinya.

"Belom ngerasain aja lo, makanya ngga ngerti". Balas Siezza pelan.

Siezza menidurkan dirinya disamping Muezza yang terlihat sudah pulas, ia menatap adiknya yang terlihat kelelahan. Semua pekerjaan rumah hampir diselesaikan Muezza, Siezza sadar jika dirinya terlalu egois akan hal kuliahnya, padahal ada adiknya yang setiap hari kelelahan membantu bunda dan usahanya.

DIEZZA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang