12

3.5K 196 0
                                    

Selesai makan Muezza memutuskan untuk berdiam diri di kamarnya, ia tidak mau mengganggu kemesraan pasangan yang sedang kasmaran.

Lagipula, ia masih sedikit merasa kesal pada Dion.

Menurutnya, cara mencintai bukan seperti itu, bukan selalu membenarkan apa yang dilakukan pasangannya.

"Bete bangetttttttt, mood gue ancur seketika". Teriaknya.

Kebetulan bunda dan papa nya sedang tidak ada dirumah.

Muezza ingin keluar rumah tapi ia tidak boleh meninggalkan kakaknya berdua dengan lelaki dirumahnya.

Ia mengintip kebawah dan melihat Siezza dan Dion yang sedang menonton film diruang keluarga.

Akhirnya ia memutuskan untuk ketaman belakang rumahnya sejenak.

Seorang diri, hanya ditemani ponsel digenggamannya.

Muezza membuka aplikasi wattpad diponselnya dan mulai menuliskan sedikit kata-kata.

Caraku mencintai bukan seperti itu, bukan pembelaan yang terus diberi tapi pengakuan akan kesalahan.

Setahuku, jika salah ya memang salah, tidak perlu dibenarkan dengan pembelaan atas dasar cinta.

Ah, cinta munafik juga ternyata.

Tidak ada 100 kata ia menulis, cukup apa yang tertera dihatinya ia tuang kedalam tulisan.

Ini hobbynya, menulis puisi-puisi sepenggal yang membuat  perasaannya lebih lega.

"Lo ngapain sendirian disini? Gabung sama gue aja didalem". Ajak Siezza yang  tadi mencari Muezza dikamar tetapi tidak ada dan ternyata seorang diri berada ditaman belakang.

"Ngga mau ganggu".

Siezza menarik paksa lengan adiknya agar berdiri dan membawanya keruang keluarga.

Dengan wajah datarnya Muezza duduk disamping Dion, tanpa menoleh dan tanpa berbicara apapun padanya, hingga ia larut pada film yang sedang diputar.

Mulutnya terasa hampa menonton film tanpa cemilan, Tangannya meraba-raba dimana cemilan yang biasanya ada dibawah meja.

Deg

Ia memegang tangan seseorang.

Muezza melebarkan matanya setelah tau sang empunya tangan, tanpa ada kata maaf ia menggigit jarinya malu dan membuang muka kearah samping.

"Bego". Gumamnya menjitak kepalanya sendiri.

...


"Mau kemana Mue?". Tanya siezza saat Muezza baru saja melangkahkan kakinya dibawah tangga.

"Supermarket, bunda suruh gue beli keperluan mandi". Jawabnya.

"Bareng Dion aja, sekalian mau pulang". Suruh Siezza.

"Ngga usah, Deket kok". Tolaknya halus.

"Bareng saya aja". Ucap Dion yang membuat Muezza mengangguk begitu saja.

"Yaudah, kalian hati-hati". Muezza naik kemotor Dion untuk pertama kalinya.

Walaupun rasa malu masih ia rasakan tapi rasa deg-degan mengalahkan rasa malunya.

Ia berpegangan pada pundak Dion.

"Saya minta maaf". Ucap Dion agak keras, karena suara deru motor sana sini yang membuatnya harus mengencangkan suaranya.

"Kamu ngomong apa?". Tanya Muezza dengan suara yang agak keras juga.

"Saya minta maaf". Ulangnya.

"Cara saya buat bikin Siezza tersenyum itu salah". Muezza tersenyum miring.

"Kalo kehadiran kamu udah buat ka Siezza seneng, kamu ngga perlu ngelakuin hal yang lebih dari itu".

Dion memberhentikan motornya didepan supermarket dan ikut turun ketika Muezza turun.

"Ngapain? Kan cuma anter?". Tanya Muezza bingung.

"Saya mau beli es krim". Muezza mengangguk dan mengikuti langkah Dion yang sudah lebih dulu masuk kedalam supermarket.

"Kamu suka rasa apa?". Tanya Dion.

"Aku?". Dion mengangguk.

"Matca". Dion mengambil beberapa es krim matca dan membawanya ke kasir.

Selesai membayar, Dion memberikan kantung plastik berisi es krim matca didepan wajah Muezza.

"Buat kamu, sebagai permintaan maaf saya". Muezza mengambil alih plastik berisi es krim dari tangan Dion.

"Sebenernya tanpa disogok es krim aku udah lupain kok, ya mungkin kedepannya bisa lebih jujur aja".

"Iya, kayanya saya harus belajar banyak dari kamu".

"Ha? Belajar apa?".

"Belajar untuk menghargai apa yang ada, bukan melebihkan untuk terlihat menghargai". Muezza tersenyum kearah Dion.

"Yaudah, nanti ka Siezza kelamaan nunggu aku". Baru saja ingin melangkah, suara Dion masih terdengar ditelinganya.

"Mau kemana?".

"Pulang".

"Saya anter, kamu kan kesini sama saya".

"Ngga usah, aku jalan kaki aja, ngga enak kan kamu jadi bolak balik". Tolak Muezza tak enak hati.

Tanpa mendengarkan penolakan Muezza, Dion menghidupkan motor nya dan menyuruh Muezza untuk naik.

DIEZZA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang