28

762 78 3
                                    

oh asataga gak kerasa book BOOCiN mau tamat huhuhu 😭 gak nyangka parahh, setahun udah lewat. dari 0 sampai sekarang ini yang kalo aku baca ulang suka gemes gimana gitu huhuhu.

enjoy selama baca chapter ini manteman!

🏆🏆🏆

Sekarang Fajar tengah menunggu seseorang. Hanya duduk diam sembari melirik jam tangan yang bertengger manis di pergelangan tangannya. Sudah hampir 2 jam Fajar menunggu. Tapi tak apa, toh Fajar bukan prioritas orang yang sedang ditunggu. Jadi tak bisa memaksa agar mereka bertemu dengan secepatnya.




"Fajar!" Orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Fajar tersenyum lega.

"Kamu udah kelamaan nunggu ya? Maafin saya ya?" Fajar mengangguk saja, toh kehadiran orang ini sudah membuat Fajar merasa sedikit lebih baik.

"Iya, Ko. Fajar maafin kok, santai aja kali.." Fajar terkekeh, kadang kalau Marcus meminta maaf rasanya lucu sekali.

"Kamu udah makan belum? Kalau belum kita cari makan yuk? Kebetulan saya laper, pengen cari makan."

"Fajar lagi gak laper, Ko. Tapi gak apa, Fajar temenin Koko makan aja." Marcus mengangkat kedua bahunya sebelum menarik tangan Fajar menuju motor yang ia parkir tadi.

🏆🏆🏆

"Jo, kamu gak mau makan?" Jonatan melepas pelukannya dan menatap Anthony.

"Aku mau makan Kak Thony aja boleh gak?" Jonatan mengaduh kesakitan setelah Anthony mencubit lengannya cukup keras.

"Kamu pikir aku makanan? Ih nyebelin." Anthony mengerucutkan bibirnya.

Sumpah gemesin banget sih, calon pacar.

"Ayo, Kak kita pergi cari makan. Kakak bisa makan sepuasnya, nanti Jonatan yang bayarin."

"Serius kamu, Jo?" Melihat mata Anthony yang berbinar, senyum Jonatan melebar.

"Seriusan Kak, untuk apa aku bohong?"

"Oke deh, ayo kita makan!" Anthony menggandeng tangan Jonatan dengan wajah yang berseri-seri. Jarang ada yang mau traktir Anthony makan kalau bukan karena ulang tahun.

Aduh manisnya, Kak Thony. Jadi gak sabar deh...

🏆🏆🏆






Jonatan dan Anthony tiba di suatu restoran cepat saji di dekat sekolah. Mereka memasuki restoran tersebut dan langsung memilih pesanan yang mereka inginkan.

"Kak Thony mau apa?"

"Aku mau makan yang paket itu aja ya, Jo." Anthony menunjuk ke arah sebuah menu paket yang menampilkan sepiring nasi dengan ayam goreng dan sebungkus kentang goreng.

"Ada lagi?"

"Hm, paling sama minumannya aja ya, Jo. Minumannya apa aja deh, samain kayak kamu kalau perlu." Jonatan mengangguk lalu menyebutkan pesanan mereka pada pelayan di kasir.

Tak perlu meunggu lama, makanan merekapun jadi. Jonatan yang membawakan papan berisi makanan, sedangkan Anthony hanya memegang minuman pesanannya.

"Eh Kak, kita di atas aja mau gak?" Begitu Anthony mengangguk, Jonatan langsung memimpin ke lantai atas.





"Anthony?" Anthony mendapati teman sekelasnya sedang menemani temannya yang lain untuk makan siang.

"Loh, Mas Fajar, Ko Marcus?" Anthony dan Jonatan cukup kaget melihat dua temannya itu di restoran cepat saji seperti ini. Kalau Marcus sih cukup sering berhubung dia termasuk dalam orang tajir se-antero sekolah. Tapi kalau makan berdua ditemani Fajar rasanya aneh.

"Sini, makan bareng kita aja." ajakan Marcus itu membuat Anthony dan Jonatan langsung menempati tempat yang kosong.

"Tumben amat Ko makan berdua sama Fajar?" Anthony bertanya setelah duduk di sebelah Marcus.

"Lagi kepengen aja makan ditemenin Fajar." Fajar mendelik. Marcus bisa banget ya bohongnya, padahal tiga bulan terakhir Marcus selalu minta ditemani Fajar kalau mau makan siang ataupun makan malam. Mana terkadang maksa, bahkan pakai ancaman segala. Hih.

Anthony dan Jonatan sih hanya manggut-manggut saja. Setelah itu, mereka berdua larut dalam makanan mereka masing-masing.

"Jar, kamu gak mau makan?" Marcus sedikit menyodorkan makanannya mendekati Fajar. Fajar hanya menggeleng pelan.

"Rasanya lagi gak kepengen makan, Ko." Fajar balik menyodorkan makanan pada Marcus.

"Perasaan kamu dari tadi belum ada makan, kecuali pas tadi kita sarapan. Eh–" yAH keceplosan.

Marcus melirik ke arah Anthony yang duduk di sebelahnya. Anthony saat itu menatap Marcus menyelidik. Anthony merasa ada yang disembunyikan oleh Marcus dan Fajar. Ya kamu betul untuk kali ini Anthony.

Anthony menelan makanan yang ia kunyah bulat-bulat. Setelah itu ia meminum air mineral yang ia bawa dari rumah. "Ko Marcus, seriusan deh. Thony yakin banget pasti ada yang gak Thony gak tau."

"Semuanya malah, Ny." sambung Fajar dalam hati. Kayaknya nanti dia perlu kasih pelajaran sama Ko Marcus yang udah buat Anthony dan Jonatan jadi dua orang pertama yang tahu tentang rahasia terbesarnya dan Marcus.

"Ah apaan sih kamu, Ny. Perasaan kamu aja kali yang ngerasa gitu. Koko sih gak ngerasa apa-apa." Marcus menyengir lalu memasukan sesuap besar makanan ke dalam mulutnya.

Anthony hanya mendengus kesal. Sumpah dia ngerasa kayak lagi dibohongin padahal sih gak ada yang bohong sama dia. Justru dia yang bohong sama orang lain.







Ya, dia bohong tentang perasaannya ke Jonatan.


Loh?




Pipi Anthony tiba-tiba saja memerah. Malu bos.

🏆🏆🏆

eaaaa ngegantung! adoooh apasi,, tapi kayaknya ending dari book ini bakalan gak jelas deh ya wkwkw

udah ah segitu aja, chapter selanjutnya akan aku publish secepat yang kubisa. semoga bisa tetap enjoy sama book ini dan book lain yang sudah ada maupun yang akan datang.

selamat malam, selamat beristirahat!
-jinsontrasheu

badewei masi baper sama pramel 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😍😍😍😍😍😍😍😍😍😻😻😻😻😻😻😻😻💙💙💙💙💙💙❤❤❤❤❤❤❤❤❤💚💚💚💚💚💚💚💚💛💛💛💛💛💛💛💛💜💜💜💜💜💜💜💜💓💓💓💓💓💓💓💓💓💕💕💕💕💕💕💕💖💖💖💖💖💖💖💖💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💘💘💘💘💘💘💘💘💝💝💝💝💝💝💝💞💞💞💞💞💞💞💞💟💟💟💟💟💟💟

(①) BOOCiN // jothony [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang