(①) BOOCiN // jothony [✔]

17 (JoThony)

Ini panjang guys! Percayalah:)

Selamat membaca!^______^

🏆🏆🏆

Kue ulang tahun Anthony sudah habis begitu saja. Tentunya, dimakan oleh para lelaki muda yang berkunjung ke rumah Anthony, termasuk Anthony juga.

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 12.17 dini hari, mereka memutuskan untuk menginap di rumah Anthony. Sekalian menemani sang tuan rumah yang sendirian. Anthony sih tidak keberatan sama sekali, justru senang.

Beruntung, di rumah Anthony ada empat kamar. Satu kamar orangtuanya, lalu ada kamar pribadinya, yang ketiga kamar yang terkadang ditempati pembantunya dan yang terakhir kamar tamu.

Jadilah teman-teman Anthony bisa menumpang tidur tanpa harus ribet.

"Ko Marcus mau tidur sama siapa?" tanya Anthony setelah menguap dan mengusap wajahnya.

"Hm, sama Rian aja." balas Marcus bercanda.

"Heh, si Koko! Ndak boleh, Rian cuma boleh tidur sama gue." Kevin bergerak memeluk Rian posesif lalu menatap Marcus tajam. Mana rela dia kalau kekasih manisnya itu tidur dengan temannya.

"Haha, iya, Vin. Koko bercanda. Sama Fajar aja deh kalau gitu."

"Ya udah, berarti Kevin, Rian sama Jojo sekamar dong?"

"Lah? Mana bisa?" protes Kevin. Rian dan Jonatan hanya memandang ke arah Anthony bingung.

"Ya terus gimana?"

"Ya Jojo sama lu, Thon." ujar Fajar.

"Oh.. Iya ya bener." Anthony mengangguk paham bagaikan anak kecil, menurut Jonatan.

Intinya, Jonatan gemas akan tingkah Anthony barusan.

🏆🏆🏆

Anthony merebahkan tubuhnya di atas kasur diikuti oleh Jonatan disampingnya. Keheningan memenuhi ruangan tersebut, sampai akhirnya Anthony mendudukan dirinya di pinggir kasur, yang dapat menarik perhatian Jonatan.

"Kenapa, Kak?" Anthony menoleh ke belakang, melihat Jonatan yang menghampirinya.

"Gak papa, Jo. Cuma gak bisa tidur."

"Ah, sama nih, Kak."

"Hmm."

"Kak."

"Ya?"

"Rasanya jatuh cinta itu gimana sih, Kak?" Anthony melirik Jonatan, bingung. Apa jangan-jangan Jonatan sedang jatuh cinta pada seseorang?

"Rasanya? Ahh, sebenernya jatuh cinta itu asik. Apalagi kalau kita bisa deket sama orang yang kita cinta itu. Terlebih lagi kalau cintanya terbalas." Anthony tersenyum di akhir. Jadi ingat beberapa kenangannya dengan Mitzi. Namun, senyuman itu adalah senyuman pahit. Ya, begitulah.

"Kak?"

"Apa lagi, Jo?"

"Boleh peluk?" Anthony memiringkan kepalanya. Kenapa permintaan Jojo makin kesini makin aneh?

Anthony mengangguk pelan. Kalau dipikir-pikir, ia juga butuh pelukan.

Jonatan merentangkan tangannya lebar. Kalau menurut pandangan Anthony, Jonatan terlihat lebih keren sekarang.

Anthony perlahan menghampiri Jonatan, awalnya hanya mendekatkan tubuhnya pada tubuh bongsor Jonatan. Kedua tangannya mulai ia lingkarkan pada punggung Jonatan. Lalu dibalas dengan pelukan pada pinggang Anthony.

Hati Jonatan seketika terasa damai. Pipinya juga menghangat begitu tubuh mungil Anthony mendekapnya. Perutnya serasa ditebari bunga. Entah untuk alasan apa, yang pasti Jonatan merasa bahagia. Ternyata memang benar pepatah yang mengatakan, "bahagia itu sederhana." Ini contohnya, apa yang Jonatan alami sekarang.

Entah sejak kapan Anthony mengelus punggungnya, yang pasti, begitu Anthony memanggilnya, tubuh Jonatan meremang.

"Jo."

"Ya, Kak?"

"Makasih ya."

"Karena?"

"Karena udah ada buat gue sampe sekarang. Gak nyangka bisa punya temen, adek kelas pula, yang sampe sedeket ini. Selama ini gue temenan cuma sama yang seangkatan. Paling Ko Marcus doang yang lebih tua. Tapi, semenjak ada lo, hari-hari gue makin absurd, Jo. Hahaha,"

"Ya ampun, Kak. Hahaha." Demi apa pun, Jonatan begitu senang. Baru kali ini Anthony berbicara panjang lebar padanya. Biasanya kalau bicara panjang lebar itu ketika ia marah. Tapi Anthony tidak sedang marah. Kok aku seneng ya?

"Aku juga senang bisa kenal sama Kakak. Senang, senang, senang, senang, senang, senang. Dah itu aja. Untuk sekarang, gak ada kata lain yang bisa menggambarkan perasaan aku ke Kakak." Dapat Jonatan rasakan kalau Anthony mengangguk di depan dadanya.

Anthony melonggarkan pelukannya, begitupun Jonatan. Jonatan menatap Anthony yang juga menatapnya. Hening sama sekali, tanpa ada suara yang mengganggu keduanya.

Jonatan menelusuri tiap inci wajah Anthony. Mulai dari mata, hidung, dan terakhir pada bibirnya. Tanpa sadar ia meneguk kasar salivanya.

Anthony sendiri tidak tahu apa yang menjadi pusat perhatian Jonatan sekarang. Yang pasti, Anthony dalam hati mengagumi Jonatan yang terlihat berkali-kali lipat tampan dari jarak yang tidak lebih dari sejengkal.

Jonatan menipiskan jarak antara keduanya.  Kali ini benar-benar memperhatikan wajah Anthony, ralat. Maksudnya memperhatikan bibirnya. Rasanya ingin mencoba, walau hanya menempelkan juga tidak apa-apa.

"K-kak.." Anthony melirik Jonatan, menantikan kalimat Jonatan yang berikutnya.

"B-bo-leh g-ak?" Anthony tidak paham. Ia mengernyit, menampilkan ekspresi bingung yang polos. Menurut Jonatan.

Tangan kanan Jonatan bergerak menutupi kedua mata sosok mungil di depannya ini. Ia meneguk kasar salivanya, berharap apa yang ia akan lakukan ini tidak salah. Semoga.

Chup.

Anthony dapat merasakan sesuatu yang lembab dan kenyal menempel pada bibirnya. Hanya menempel tanpa ada pergerakan sedikitpun.

Anthony tidak sepolos itu. Ia tahu kalau Jonatan kini mengecup bibirnya. Anthony sempat tersentak, namun tidak melawan.

Jonatan yang merasa bahwa Anthony tidak melawan, mencoba menggerakkan bibirnya perlahan. Namun karena Jonatan sebelumnya tidak pernah, jadilah pergerakkannya begitu kaku.

"Mhh, bentar, Jo." Jonatan terkejut begitu Anthony melepas tangannya yang menutupi mata Anthony.

"Bukan begitu. Tapi begini," Anthony menangkup kedua pipi Jonatan dan perlahan melumat bibir Jonatan.

Tunggu, tunggu. Ini Kak Thony yang ngelakuin duluan?

Tak lama, Anthony menyudahi kegiatannya dengan Jonatan barusan. Sial, udah kelewatan.

Anthony berjalan ke luar kamar tanpa mempedulikan Jonatan yang termenung sembari meraba bibirnya yang lembab itu.

🏆🏆🏆

Yas yas yas aku apdet lagi!!!;-/×&***

ada yg main twitter gak disini? Kalau ada ayo mutualan sama aku:)

Selamat beraktifitas, hehe

ps. hrsnya ini ku publish kmrn malem, tapi hpku diaimpen wkwk:(

-jinsontrasheu