Rian berdiri menunggu Kevin keluar. Wajahnya masih ditekuk, marah. Padahal, jantungnya langsung berdetak lebih cepat karena ia akan berbicara dengan Kevin empat mata. Tanpa orang lain.
Terdengar suara pintu terbuka. Dapat Rian lihat melalui ujung matanya kalau Kevin berjalan dengan santai, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana.
Ck, sok-sokan jadi anak kece.
Walau begitu, Rian jadi semakin deg-degan karena menurutnya Kevin itu tampannya bertambah berkali-kali lipat.
"Hai, Rian." sapa Kevin santai.
"E-ehm, ya." jawab Rian tanpa melihat ke arah Kevin. Gugup nih!
"Omong-omong, kamu marah sama aku?" Rian hanya bergumam tanpa Kevin tahu apa yang Rian gumamkan.
"Kamu ngomong apa?"
"Enggak."
"Rian."
"Apa?" Rian kini memperhatikan kedua kakinya yang tidak terlalu panjang itu.
Kevin menghela napas. Sebal kalau lawan bicaranya tidak menatap matanya ketika berbicara. Apalagi jika orang itu adalah Rian.
"Rian." Kevin kini berdiri tepat di hadapan Rian. Menatapnya dalam dengan wajah pokerface-nya itu.
Rian tanpa sadar menahan napas. Jantungnya terus berdetak tak karuan. Pipinya sedikit memanas. Ini tidak baik untuk kesehatan jantung Rian!
"Minggir, Vin." Rian yang ingin menjauh kembali dihadang oleh Kevin. Bahkan kedua tangan Kevin mengukung Rian, walau masih diberi jarak. Namun tetap saja, Rian tidak tahan.
"Jawab dulu pertanyaan aku. Kamu marah sama aku?" Rian mengangguk ragu. Takut jika Kevin akan marah besar pada dirinya.
"Kenapa marah, hm?" Alis kanan Kevin terangkat. Penasaran mengapa kekasihnya ini marah padanya.
"Ya abis kamunya tebar pesona sana-sini. Jengkel aku, sebel. Padahal kamu tahu kalau aku ada di belakang kamu. Tapi tetep aja kamu tengil sama anak-anak cewek tadi. Males aku jadinya. Emosi, huh."
Seseorang bantu Kevin agar bisa menahan tawanya sekarang. Bahaya kalau tiba-tiba tawanya lepas. Bisa-bisa Rian makin marah dan jadi cuek pada Kevin.
"Cemburu ya?" Kevin melihat kalau pipi Rian memerah. Emang bener cemburu.
"Kenapa cemburu? Kan aku memang begini orangnya. Perasaan dulu waktu kita masih sahabatan, aku tengil sama cewek-cewek, kamunya biasa aja. Kok sekarang jadi cemburu?"
"Ish, ya kan kamu pacar aku." Suara Rian memelan karena malu.
"Eh? Tadi kamu bilang apa? Aku siapa?"
"Kamu pacar aku." Kevin mengulum senyumnya. Terlalu senang saat ini. Kevin menoleh ke lorong, sepi. Setelah itu menatap Rian cukup lama.
Kevin mempersempit jarak antara Rian dan dirinya. Tangan kanannya memegang tengkuk Rian, sementara tangan kirinya memeluk pinggang Rian.
Kecupan yang cukup lama Kevin berikan pada Rian sebelum akhirnya berubah menjadi lumatan lembut. Rian terbawa suasana hingga tangannya melingkar pada leher Kevin.
Chup.
Kecupan terakhir setelah aksi saling melumat antara sepasang kekasih tersebut. Keduanya cukup terengah, ditambah dengan Rian yang wajahnya merah padam bagaikan tomat.
Kevin mengangkup wajah Rian. Mengecup keningnya lama.
"Aku sayang sama kamu."
🏆🏆🏆
Hai,
Selamat malam.
Selamat beristirahat, ingat. Besok Senin🙆. Dah ya, bye bye!
-jinsontrasheu
KAMU SEDANG MEMBACA
(①) BOOCiN // jothony [✔]
Fiksi Penggemar(COMPLETE) ⚠ first series of jinsontrasheu's badminton au ⚠ ▶Jonatan si tukang ngalus yang bucinnya kebangetan sama Anthony, kakak kelas kesayangannya itu.◀ a JoThony fanfic + Kevin-Rian as the side ship start: 29/09/2018 finish: 29/03/2020 highest...