8; Kevin + Rian pt.2

1.4K 165 4
                                    

Ada yang perlu kuralat dari chapter 7, Rian itu sekelas sama Kevin, bukan sama Anthony. Nah, Anthony itu sekelas sama Fajar. Kalau Marcus kelas 12, Jonatan kelas 10.

🏆🏆🏆

Rian sedari tadi menunggu bel pulang sekolah. Dirinya begitu bersemangat dan tidak sabar untuk pergi menemui Kevin.

Kevin yang duduk tepat di belakang Rian hanya bisa tersenyum simpul. Sebegitu excited-nya kah Rian?

kringg.

Bel pulang sekolah berbunyi, Rian dengan begitu semangatnya menghampiri Kevin.

"Vin, kamu pulang naik apa?"

"Naik bus, hari ini aku ndak bawa motor soalnya." Rian mengangguk.

"Mau.. Bareng? Aku bawa motor sih."

"Hm? Tapi aku mau ketemu sama Fajar dulu. Takut lama, gak enak kalau kamu nunggu."

"Gak papa, lagian aku juga mau ketemu sama Anthony sebentar."

"Ya sudah, nanti tunggu aku di lapangan parkir ya." Rian mengangguk dan kemudian berpisah dengan Kevin.

🏆🏆🏆

"Jar!" Merasa dipanggil, Fajar menengok ke belakang. Menemukan Kevin yang berjalan ke arahnya.

"Yo, jadi gimana?"

"Nanti jam 6, udah tak bilang ke Rian."

"Jam 4 gue dateng ke rumah lo ya."

"Yaudah, berarti tinggal siap-siapin barang aja."

"Ko Marcus sama Anthony dateng juga?"

"Hm, mungkin. Paling sih Ko Marcus doang, entahlah. Liat nanti aja, gue ada tutor bentar nih buat anak kelas 10. Dah ya, sampe nanti." Fajar berjalan menuju ruang kelas 10 IPS-5, dan Kevin berjalan santai menuju lapangan parkir.

Dapat Kevin lihat dari atas, kalau Rian sedang bercerita pada Anthony dengan wajah berseri. Ah ya, ada Jonatan juga disana.

Kevin jadi makin gugup kalau begini caranya.

🏆🏆🏆

"Eh, itu si Kevin." Kuping Rian seketika memerah.

"Yaudah, gue sama Jonatan balik dulu ya, semangat, Jom!"

"Dah, Kak Rian~" Anthony dan Jonatan segera berlalu, sedangkan Kevin masih berjalan ke arah Rian.

"Ayo, pulang." Rian mengangguk kaku begitu Kevin merangkulnya, membawa tubuhnya menuju motor milik Rian.

"Sini tak bawa, kamu di belakang aja."

"Gak, gak usah.. Aku aja yang bawa."

"Bawel, mana kunci. Sini." Mau tak mau Rian memberikan kunci motornya pada Kevin.

Kevin menaiki motor sport milik Rian itu. Memasukkan kuncinya, lalu men-starter motor tersebut.

"Ayo naik." Rian naik dengan perlahan. Padahal biasanya, ia naik motor dengan cepat. Biasa, malu-malu dianya.

Kebetulan Rian membawa dua helm, satu untuk Kevin, yang lainnya untuk dia sendiri. Kevin mengenakan helm dengan cepat tanpa banyak omong, sedangkan Rian tak kunjung mengenakan helm-nya.

Kevin tersenyum gemas di balik helm. Membuka kaca helm, menengok ke belakang dan langsung memasangkan helm pada Rian.

"Jangan melamun." Ia menutup kaca helm, mengendarai motor keluar dari gerbang sekolah.

"Pegangan ya, gak tanggung kalau kamu jatuh." Setelahnya, Kevin ngebut-ngebut-an di jalan yang mulai ramai akan kendaraan itu.

Rian rasa jantungnya mau copot. Belum pernah segila ini kalau naik motor. Dengan ragu, ia meremas jaket pemberiannya yang Kevin kenakan. Hatinya menghangat.

"Bundaaaaaaaa~ Rian harus gimana?" batin Rian.

"Jangan pegangan di jaketnya, nanti sobek." Tangan kiri Kevin menuntun tangan Rian untuk memeluk perutnya. Lalu, ia kembali menancap gas lebih kuat dari sebelumnya.

"Kevinnnnnn~ aku gak mau mati sekarang!" Rian memukul punggung Kevin sekuat tenaga.

"Akh- sakit. Akh- iya, iya ampun!" Kevin langsung menurunkan kecepatan laju motor Rian.

Setelah sampai di rumah Kevin, Rian langsung membawa motornya ke rumahnya.

🏆🏆🏆

Chapter berikutnya masih tentang Kevin × Rian ya guize.

bitiwai, di rumahku lagi mati lampu, hhhh. sebal:<

selamat pagi, dan selamat beraktifitas!

-jinsontrasheu


(①) BOOCiN // jothony [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang