Kevin belakangan ini selalu gugup. Apalagi jika bertemu dengan Rian. Ambyar sudah otaknya.
Rian yang tidak tahu apa-apa kan bingung. Temannya yang biasanya petakilan itu kenapa jadi kaku?
"Vin~" Rian menepuk pundak Kevin yang tengah berdiri di ujung lorong sekolah membelakangi Rian.
"Sial, kenapa harus dateng lagi??" batin Kevin.
"Ada apa?" jawab Kevin seadanya, dengan mata yang masih fokus menatap kedepan, dan kedua tangannya ia kepalkan. Menahan keinginannya untuk membalikkan badan terlebih dahulu.
"Kamu kenapa sih?"
"Kenapa apanya?"
"Ih, ya masa jadi begini?"
"Begini gimana?"
"Kaku, Vin. Kakuuu." Rian jadi gemas sendiri lama-lama. Rian membalikkan badan temannya itu sehingga sang empunya terkejut, namun tetap berusaha kelihatan cool. Seperti biasa.
"Apanya kaku?" tanya Kevin dengan tangan yang menyibak rambutnya.
"Ya- kamunya."
Kevin melirik arloji yang bertengger manis di pergelangan tangan kirinya. "Aku harus pergi dulu, nanti ku kabari, Jom." Setelahnya, Kevin meninggalkan Rian dengan segala kebingungannya akan sikap Kevin.
Disisi lain, Kevin memukul kepalanya berkali-kali setelah mengintip Rian dari kejauhan. Dilihatnya Rian duduk di kursi panjang di tempat keduanya berbincang singkat tadi, dengan wajah murungnya itu.
"Argh, bisa gila aku lama-lama."
🏆
"Kevi-" Rian sontak berhenti memanggil Kevin begitu Kevin segera melewatinya dengan Marcus dan Fajar disampingnya.
"Ck, ah!"
🏆
"Rian!" seru Anthony begitu memasuki kelasnya dan kelas Rian itu.
"Apa?" tanya Rian malas. Ini gila, namun percayalah, sikap Kevin sekarang membuat Rian jadi malas bersekolah.
"Lo dipanggil sama Kevin!" Rian langsung berdiri dan berlari ke luar kelas.
"Hoi, sini dulu!" Rian balik berlari ke arah Anthony yang diam-diam tersenyum itu.
"Kevin nunggu di depan perpustakaan." Tanpa menjawab apa-apa, Rian berlari secepat mungkin, meninggalkan Anthony yang mendesah lega. Hati Rian jadi senang bukan main.
Rian tersenyum lebar menemukan Kevin yang tengah duduk di kursi panjang dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya. Matanya ia pejamkan dan ia mendongak ke atas.
Rian meremas dadanya. Gak kuat!
Rian membasahi bibirnya yang ia rasa kering, lalu kembali melangkah menuju Kevin.
"Vin," Rian menepuk pelan bahu Kevin, namun tak ada reaksinya.
Rian melepas salah satu earphone dan memasangnya pada telinga sebelah kanannya.
"If I was your boyfriend,
never let you go
Keep you on my arm girl,
you'd never be alone
I can be a gentleman,
anything you want
If I was your boyfriend,
I'd never let you go,
I'd never let you go"Lagu karya Justin Bieber itu terus mengalun indah, masuk ke dalam pendengaran Rian, bahkan hingga lagu itu selesai. Rasanya lagu itu tak ada henti-hentinya berputar di dalam otak Rian.
Satu hal aneh yang terlintas di benaknya. Ia ingin Kevin yang menyanyikan lagu tersebut untuknya.
"Astaga, mikir apa barusan." gumam Rian, tak sadar jika Kevin telah membuka matanya dan menatap Rian intens.
Deg.
Jantung Rian serasa mau copot.
"Bundaaaaaaaaaa! Tolongin Rian dong!"
"Halo, Rian."
Aneh, satu kata yang menggambarkan awal percakapan keduanya.
"E-eh?"
"Sebenernya, aku cuma mau bilang.. Kalau, aku mau kita ketemuan di cafe dekat rumahku nanti jam 6 malam. Kamu bisa kan?" Rian belum menjawab, karena terlalu fokus menatap Kevin.
"Gimana?" Begitu suara medok itu terdengar kembali, Rian langsung sadar dan spontan mengangguk. Kevin tersenyum simpul.
"Inget ya, nanti jam 6 malam. Aku tunggu di cafe dekat rumahku. Semangat belajarnya ya, Jom. Dadah~" Kevin meninggalkan Rian setelah mengelus pipi dan mengusak rambut Rian.
"Ya Tuhan, tolong Rian!"
🏆🏆🏆
Nah nah nah, greget sendiri tau gak sih nulisnya:(:):):):):):)
hsuqnkagskqmsgqjausgkw
dah ah mau bobo
-jinsontrasheu
KAMU SEDANG MEMBACA
(①) BOOCiN // jothony [✔]
Fiksi Penggemar(COMPLETE) ⚠ first series of jinsontrasheu's badminton au ⚠ ▶Jonatan si tukang ngalus yang bucinnya kebangetan sama Anthony, kakak kelas kesayangannya itu.◀ a JoThony fanfic + Kevin-Rian as the side ship start: 29/09/2018 finish: 29/03/2020 highest...