Jam menunjukan pukul 9 malam , aku masih di rumah sakit untuk menemani Oma. Entah apa yang merasuki Oma saat ini , aku sampai menghentikan acara ku dengan Brian demi memenuhi permintaan Oma untuk datang ke rumah sakit nyatanya hanya untuk hal sesepele ini. Oma memegangi tangan kami yang ia satukan , tangan Reino berada tepat di atas punggung tanganku. Tak mau berlama-lama , aku segera menarik paksa tanganku.
" Oma apaan sih ? " Gerutu ku.
" Ciyee kamu malu yaa ... " Goda Oma , masih bisa-bisanya dia menggodaku disaat begini.
" Oma inget umur , gaboleh ngisengin cucunya sendiri ! " omel ku , aku tidak bisa memungkiri saat itu aku memang malu juga males sih like 'Apa banget sih ?' pake nyatuin tangan segala kayak orang lagi mau nyapres.
" Biarin , Oma tau kamu pasti baper kan ?? " Goda Oma lagi. Dia melirik ke arahku sambil senyum-senyum sendiri.
" Ih Oma tau Baper segala ! "
" Oma nih lucu juga ya ternyata " Reino terkekeh , maybe ini pertama kalinya aku liat dia ketawa sih. Ketawa bener-bener ketawa yang gak pake ditahan kayak sebelumnya.
" Naya " panggil Oma " menurut kamu Reino gimana ? "
Aku mendekatkan wajahku sedikit " Tuakk " jawabku setengah berbisik.
" Denger kali ! " Sahut Reino , aku hanya melirik sebentar dan tak menanggapi tegurannya.
" Husst ! " Oma melotot kearah ku , " Dia ini arsitek hebat lhoo. Coba kamu , nanti umur segitu jadi apa ? "
" Yang jelas aku pasti udah jadi seorang ibu , minimal istrilah. Yang penting bukan jadi Jomblo " kalimat terakhirku sengaja aku khususkan untuk menyindir Reino.
" Halah kamu ini jawabnya ngelantur , maksud Oma pencapaian kamu nanti "
" Hehehe " Aku hanya tersenyum , bukannya tak mengerti maksud dari pertanyaan Oma tadi , aku sengaja ingin menyindir Reino dan lagi pula aku memang tak tau akan jadi apa kelak setelah lulus kuliah. Awalnya aku ingin mengambil jurusan sastra , tapi entah apa yang merasuki ku saat itu aku beralih pada jurusan Arsitektur yang sama sekali tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Tapi nyatanya sampai saat ini aku nyaman dengan jurusan itu.
" Reino itu baiiik banget , gak salah Oma pilih dia jadi cucu menantu. Perhatian , ramah , Oma baru beberapa kali ketemu aja udah bisa akrab gini "
Aku mendengarkan cerita Oma yang ku prediksi akan sepanjang episode sinetron di Indonesia. Katanya pertama kali Oma bertemu Reino adalah beberapa tahun lalu saat Oma datang ke kantor Om Bagas , waktu itu Oma masih terjun langsung dalam urusan kantor dan kebetulan Reino ikut meeting bersama mereka . Setelah itu Oma baru tahu bahwa Reino adalah anaknya Om Bagas. Mungkin saat itulah segalanya dimulai , perencanaan Oma untuk mempertemukan ku dengan Reino dan lain sebagainnya. Sebenernya sih gak sepenuhnya cerita Oma aku dengarkan , ada yang nguap gitu aja di telingaku karena menurutku cerita tentang Reino tak begitu menarik untuk didengarkan.
" Oma , udah jam 10 nih ngantuk " aku memotong cerita Oma , kalau masih mau diteruskan bisa sampai besok subuh. " Lagian Oma juga harus istirahat "
" Iya Oma , betul kata Naya. Udah malem , Oma harus istirahat biar besok makin fit lagi " Reino bangkit dari kursinya , sepertinya dia juga berencana untuk pergi.
" Ya udah , kamu pulang naik apa ? dianter Reino ya !"
" Enggak Oma , aku naik taksi aja. " tukas ku , aku tak mau Reino mengantarku karena sampai detik ini berada didekatnya masih terasa sangat kaku. Dia sangat dingin dan cuek , seperti menutup ruang untukku.
" Biar aku anter aja " Jawab Reino , aku melirik ke arahnya seperti tak percaya. Kayaknya sih dia sengaja cari muka demi mempertahankan image baiknya didepan Oma. Astaghfirullah , aku kok suka soudzon ya ?
![](https://img.wattpad.com/cover/202889307-288-k41767.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Ditangan Oma (SELESAI)
Storie d'amoreIni bukan lagi jaman perjodohan seperti Siti Nurbaya. Tapi Naya Siti Khumaira, merasakan ketidak adilan yang sama! Apa karena namanya sama-sama Siti? Entahlah, yang jelas Dia tak mau bernasib serupa. Naya dijodohkan dengan seorang Arsitek yang usia...