VIII

3.4K 149 0
                                    

Aku tak habis pikir dengan apa yang tadi " Pria cabul " itu katakan. Sebuah kalimat yang tak bisa dicerna oleh otakku begitu saja , aku yakin 1000% dia hanya mengada-ada karena ingin menggodaku. Bangun tidur , dan tiba-tiba sudah ada di pelukannya saja sudah membuatku sesak nafas sampai tak bisa berkata-kata. Aku hampir frustasi di buatnya , jadi jangan sampai dia benar-benar merenggut kesucian ku !

Aku langsung keluar dari kamar , dan mencari keberadaan Bunda. Lagi pula aku juga tak mau berlama-lama didalam kamar menunggu Reino keluar dari kamar mandi sambil memamerkan lagi dada bidang dan perut kue sobeknya.

" Bundaaa !! " Teriakku manja , Bunda sedang sibuk dibalik meja dapur. Sepertinya dia tengah menyiapkan sarapan untuk kita semua.

" Hay , pengantin Bunda udah bangun " sahut Bunda sok ramah.

" Bunda !! Kenapa tuh Cowok ada di kamar aku ??!! " Tanyaku dengan memberikan penekanan pada setiap kalimatnya.

" Tuh Cowok siapa ? " Bunda malah balik bertanya , namun dia sama sekali tak menoleh padaku , dia tetap fokus pada bahan-bahan masakan yang ada dihadapannya.

" Reino Bun ! Siapa lagi ?? "

" Siapa lagii ?? Dia kan suami kamu ! " Bunda menatapku tajam , sejurus kemudian kembali fokus pada bahan-bahan masakannya. " Kalau bukan di kamar kamu , Reino tidur dimana ? Dikamar Bunda ? Kamar pembantu ? Ruang tamu ? "

Aku masih diam , tak tau haru bilang apa. Bunda benar , Reino adalah suamiku namun sampai detik ini bahkan selamanya aku tak bisa menerima kenyataan ini !

" Di mata agama , kamu dan Reino sudah SAH sebagai suami istri. Jadi , kamu harus terima itu. " Ujarnya lagi , Bunda seolah tau apa yang sedang aku fikirkan.

" Naya , cuma butuh waktu buat nerima semua  kenyataan pahit ini ! " Aku pergi meninggalkan Bunda karena aku tak mendapatkan jawaban yang aku inginkan. Ya , seharusnya aku tau kalau Bunda bahkan seisi rumah ini tak ada yang memihak ku. Aku kembali ke kamar , berniat untuk mengasingkan diri dari orang-orang rumah.

" Arrghh !! " Teriakku , sontak ku tutupi wajahku dengan kedua telapak tanganku. Aku sangat terkejut ketika melihat Reino sedang berdiri hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Astagaa , kenapa aku lupa kalau ada Reino didalam kamarku ?

" Eh , apaan sihh heboh banget !" Seru Reino.

Aku tak berani membuka mataku , karena bagiku ini masih sangat tabu. Aku melangkah mundur dan kembali keluar , kemudian segera ku tutup lagi pintu kamarnya.

" Cepet pake bajunya ! " Teriakku dari balik pintu " Kalau udah selesai buruan keluar ! "

Aku tak mendengar respon atau jawaban apapun dari dalam. Karena Sepertinya aku lagi dikacangin .

" Woy !! " Panggilku lagi.

" Iya Istriku !! " Sahutnya dari dalam kamar.

Astaga , menjijikan sekali mendengar kalimat itu keluar dari mulut Reino. Seketika rasanya aku sangat mual dan ingin sekali muntah tepat dihadapannya , di atas mukanya , dan masuk kedalam mulutnya lalu meracuni organ-organ dalam tubuhnya. Argghh , Pokoknya aku benci pada Reino !!

Lain halnya jika yang memanggilku seperti itu adalah Brian , aku bahkan sudah membayangkan hal-hal manis yang akan aku lakukan setelah menikah dengannya kelak , berbagi hal romantis , berguarau sepanjang hari , sampai akhirnya menua bersama. Semua terbayang sangat indah dan manis di dalam otakku , dan kini perlahan-lahan Reino mulai menghancurkan bayangan-bayangan manis itu.

Tak lama kemudian Reino akhirnya keluar dari kamar ku .

" Lain kali , kalau mandi jangan di kamar ku ! " Aku memperingati Reino sambil menunjuk-nunjuk ke wajahnya. Tidak sopan sih , jadi jangan ditiru ya.

Jodoh Ditangan Oma (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang