Aku tak habis pikir dengan apa yang tadi " Pria cabul " itu katakan. Sebuah kalimat yang tak bisa dicerna oleh otakku begitu saja , aku yakin 1000% dia hanya mengada-ada karena ingin menggodaku. Bangun tidur , dan tiba-tiba sudah ada di pelukannya saja sudah membuatku sesak nafas sampai tak bisa berkata-kata. Aku hampir frustasi di buatnya , jadi jangan sampai dia benar-benar merenggut kesucian ku !
Aku langsung keluar dari kamar , dan mencari keberadaan Bunda. Lagi pula aku juga tak mau berlama-lama didalam kamar menunggu Reino keluar dari kamar mandi sambil memamerkan lagi dada bidang dan perut kue sobeknya.
" Bundaaa !! " Teriakku manja , Bunda sedang sibuk dibalik meja dapur. Sepertinya dia tengah menyiapkan sarapan untuk kita semua.
" Hay , pengantin Bunda udah bangun " sahut Bunda sok ramah.
" Bunda !! Kenapa tuh Cowok ada di kamar aku ??!! " Tanyaku dengan memberikan penekanan pada setiap kalimatnya.
" Tuh Cowok siapa ? " Bunda malah balik bertanya , namun dia sama sekali tak menoleh padaku , dia tetap fokus pada bahan-bahan masakan yang ada dihadapannya.
" Reino Bun ! Siapa lagi ?? "
" Siapa lagii ?? Dia kan suami kamu ! " Bunda menatapku tajam , sejurus kemudian kembali fokus pada bahan-bahan masakannya. " Kalau bukan di kamar kamu , Reino tidur dimana ? Dikamar Bunda ? Kamar pembantu ? Ruang tamu ? "
Aku masih diam , tak tau haru bilang apa. Bunda benar , Reino adalah suamiku namun sampai detik ini bahkan selamanya aku tak bisa menerima kenyataan ini !
" Di mata agama , kamu dan Reino sudah SAH sebagai suami istri. Jadi , kamu harus terima itu. " Ujarnya lagi , Bunda seolah tau apa yang sedang aku fikirkan.
" Naya , cuma butuh waktu buat nerima semua kenyataan pahit ini ! " Aku pergi meninggalkan Bunda karena aku tak mendapatkan jawaban yang aku inginkan. Ya , seharusnya aku tau kalau Bunda bahkan seisi rumah ini tak ada yang memihak ku. Aku kembali ke kamar , berniat untuk mengasingkan diri dari orang-orang rumah.
" Arrghh !! " Teriakku , sontak ku tutupi wajahku dengan kedua telapak tanganku. Aku sangat terkejut ketika melihat Reino sedang berdiri hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Astagaa , kenapa aku lupa kalau ada Reino didalam kamarku ?
" Eh , apaan sihh heboh banget !" Seru Reino.
Aku tak berani membuka mataku , karena bagiku ini masih sangat tabu. Aku melangkah mundur dan kembali keluar , kemudian segera ku tutup lagi pintu kamarnya.
" Cepet pake bajunya ! " Teriakku dari balik pintu " Kalau udah selesai buruan keluar ! "
Aku tak mendengar respon atau jawaban apapun dari dalam. Karena Sepertinya aku lagi dikacangin .
" Woy !! " Panggilku lagi.
" Iya Istriku !! " Sahutnya dari dalam kamar.
Astaga , menjijikan sekali mendengar kalimat itu keluar dari mulut Reino. Seketika rasanya aku sangat mual dan ingin sekali muntah tepat dihadapannya , di atas mukanya , dan masuk kedalam mulutnya lalu meracuni organ-organ dalam tubuhnya. Argghh , Pokoknya aku benci pada Reino !!
Lain halnya jika yang memanggilku seperti itu adalah Brian , aku bahkan sudah membayangkan hal-hal manis yang akan aku lakukan setelah menikah dengannya kelak , berbagi hal romantis , berguarau sepanjang hari , sampai akhirnya menua bersama. Semua terbayang sangat indah dan manis di dalam otakku , dan kini perlahan-lahan Reino mulai menghancurkan bayangan-bayangan manis itu.
Tak lama kemudian Reino akhirnya keluar dari kamar ku .
" Lain kali , kalau mandi jangan di kamar ku ! " Aku memperingati Reino sambil menunjuk-nunjuk ke wajahnya. Tidak sopan sih , jadi jangan ditiru ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Ditangan Oma (SELESAI)
RomanceIni bukan lagi jaman perjodohan seperti Siti Nurbaya. Tapi Naya Siti Khumaira, merasakan ketidak adilan yang sama! Apa karena namanya sama-sama Siti? Entahlah, yang jelas Dia tak mau bernasib serupa. Naya dijodohkan dengan seorang Arsitek yang usia...