" Bosen nggak sih ketemu terus ? " Aku menatap Reino , ku harap dia merasakan apa yang aku rasakan saat ini.
Malam itu setelah acara makan selesai , seperti biasa Bunda dan yang lainnya selalu saja mencari cara agar aku bisa berduaan dengan Reino. Kali ini akal-akalan Oma , awalnya ia mengajakku dan Reino duduk berdua di halaman belakang rumah namun ditengah percakapan yang Oma bangun , dia meninggalkan kami dengan alasan mau ke toilet sebentar. Tapi ini udah 10 menit dan Oma belum juga kembali , dan Fix ini emang akal-akalan dia aja sih.
" Sekalian belajar , nanti kalau udah nikah juga bakal ketemu terus " Jawab Reino dengan santai , dia duduk bersandar di kursi sambil menatap langit. Entah apa yang sedang ia nikmati , langit malam itu gelap nyaris tak ada bintang satupun.
" Eh ! " Aku protes , tak terima dengan apa yang Reino katakan . Sudah berulang kali ku katakan padanya bahwa aku akan menggagalkan perjodohan ini bagaimanapun caranya , tapi dia seolah tak peduli dan sepertinya menganggap ucapan ku hanyalah main-main. " Siapa yang mau nikah ?? "
" Kok siapa ? ya kitalah ! " Jawabnya lagi nadanya lebih songong.
" Denger ya ! Sekali lagi aku kasih tau , pernikahan itu nggak akan pernah terjadi ! " Cetus Ku sambil menuding kan jari ke arahnya.
Reino menatapku dan seperti biasa , ekspresinya sangat datar. Dia tak terlalu menanggapi apa yang baru saja aku katakan , mungkin seperti angin lalu baginya. Dia membuatku makin muak dengan tingkah dinginnya , Reino ini memang cowok paling ajaib yang pernah aku temui. Bisa ya punya kepribadian ganda gitu ? Kadang keliatan baik dan kadang nyebelin. Tapi lebih banyak nyebelinnya sih !
Aku langsung bangun dari kursi , lalu pergi meninggalkannya. Lagipula untuk apa lama-lama bersamanya , gak ada faedahnya sama sekali. Reino tetap diam saja , tak menghalangiku atau sebagainya mungkin dia sedang fokus menerawang isi langit malam yang sedari tadi tengah ia tatap. Siapa tau ketemu gambaran jodoh masa depannya , dan pastinya bukan aku !
Tak tau kapan bangkitnya , Reino tiba-tiba sudah memegangi pergelangan tanganku. Aku terkejut dan menghentikan langkahku
" Ditinggalin tuh nggak enak tau ! " Bisiknya ke telingaku kemudian berlalu meninggalkanku.
*****
Aku masih tak mengerti kenapa aku dilahirkan dan di besarkan di kota ini ? Kalau boleh di revisi aku ingin sekali di lahirkan serta di besarkan di daerah pegunungan yang tentunya akan terasa lebih sejuk dan dingin di bandingkan kota Jakarta. Ya , Jakarta hari ini sangat panas ,Suhunya mencapai 37° Celcius. Padahal kulitku tak terpapar sinar matahari secara langsung , namun rasanya seperti terbakar. Tenggorokanku juga terasa sangat kering padahal baru saja aku hujani dengan air mineral sebotol ukuran sedang .
Aku sedang sendirian berjalan menuju kantin , seperti sebatang kara yang tak memiliki teman satupun. Fera menghilang entah kemana , sedangkan Brian aku sengaja tak mengajaknya bersamaku karena aku tengah membagikan undangan ulang tahunku. Aku masih bingung akan mengundang Brian atau tidak ke acara ku itu , karena aku yakin disana pasti akan ada Reino dan keluarganya , namun aku juga tak mau Brian kecewa dan jadi curiga karena tak ku undang di hari sepesial ku.
" Nay !! " Panggil Fera , dia melambai ke arahku. Ku lihat Fera tengah duduk berhadapan dengan Brian yang juga ikut melambai kearah ku.
Fera memang mudah sekali bergaul dan akrab dengan siapapun , tak heran dia bisa sedekat itu dengan Brian. Sejak awal ku perkenalkan Brian dengannya , Fera langsung bisa menyesuaikan diri dengan Brian , obrolan mereka nyambung dan terlihat sangat menyenangkan seperti orang yang sudah lama saling mengenal. Tapi , ya begitulah Fera ... Dia memang mudah sekali berkawan. Tidak seperti aku , yang pemalu. Iya , aku ini sebenarnya pemalu. Apalagi dengan orang yang belum ku kenal , aku cenderung diam ketika mereka tak mengajakku bicara. Awal perkenalanku dengan Fera serta Brian juga karena merekalah yang memulainya. Tipe seperti Brian dan Fera seharusnya sangat mudah untuk mendapatkan pasangan , tapi entah mengapa sampai detik ini Fera masih saja lengket dengan status jomblonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Ditangan Oma (SELESAI)
RomanceIni bukan lagi jaman perjodohan seperti Siti Nurbaya. Tapi Naya Siti Khumaira, merasakan ketidak adilan yang sama! Apa karena namanya sama-sama Siti? Entahlah, yang jelas Dia tak mau bernasib serupa. Naya dijodohkan dengan seorang Arsitek yang usia...