XII

3K 133 0
                                    

" Mbak Mas , Mohon maaf ya ... Kalian saya ikutkan rombongan yang lain biar sekali dayung 2 3 pulau terlampaui " Tutur pak Ahmad.

Pak Ahmad meminta ijin pada kami untuk membawa beberapa penumpang bersama kami , mereka turis lokal seperti kami. Kami tak bisa menolaknya , lumayanlah untuk tambah-tambah penghasilan pak Ahmad.

Setelah berhenti di sebuah Hotel untuk menjemput beberapa penumpang lainnya , tujuan selanjutnya adalah Candi Borobudur , yang letaknya agak jauh dari kota Jogja yaitu Magelang. Setelah kesana barulah kita akan berkeliling kota Jogja di sore harinya. Begitu penuturan pak Ahmad.

" Kalau di Borobudur , jam 5 sudah tutup. Jadi waktu paling pas ya sekarang ini Mas Mbak " jelasnya

Ada 4 Orang penumpang yang ikut bersama kami , sepasang suami istri yang sudah agak berumur , Mungkin kisaran umur 50 tahunan. Yang kedua adalah 2 orang wanita yang kelihatannya umur mereka tak jauh dariku.

Setelah mencari-cari area parkir yang kosong Pak Ahmad pun memarkirkan mobilnya di tempat yang tak terlalu jauh dari pintu masuk. Didepan parkiran berjajar toko oleh-oleh yang sangat banyak , seperti sebuah pasar. Barang yang mereka jual pun dari ujung ke ujung cenderung sama.

Aku masih merapihkan penampilanku , sebelum turun mobil aku memastikan membawa dompet serta Hp di dalam sling bag yang ku kenakan. Di depan mobil sudah banyak penjual yang mengelilingi mobil kami untuk menawarkan topi dan juga kacamata.

" Sini Nay! " Reino turun terlebih dahulu , kemudian mengulurkan tangannya untuk membantuku turun dan melindungiku dari pedagang-pedagang yang menyodorkan barang dagangan mereka pada kami. Layaknya para fans yang menyerbu idolanya untuk dimintai tanda tangan, dan Reino menjelma sebagai bodyguardnya. Setidaknya itulah yang ada dipikiranku!

" Baik banget deh " Godaku.

" Dari dulu kali , baru sadar ? " Balasnya, dia menjulurkan lidah ya untuk mengejekku.

Aku tersenyum geli mendengar pengakuannya , malah jadi besar kepala kan tuh orang!

Pak Ahmad memimpin jalan kami , setelah melewati pertokoan tibalah kami di sebuah loket. Pak Ahmad yang mengantre untuk memesankan kami tiket , sedangkan kami disuruh duduk di bangunan yang mirip hatle di pinggir loket sambil nungguin pak Ahmad.

" Orang mana Neng ? " Tanya ibu-ibu paruh baya yang tadi serombongan denganku.

" Jakarta Bu , ibu orang Bandung ? " Jawabku

" Iya neng , ketahuan dari logat saya Pasti ya ? "

" Iya Bu hehe "

" Pengantin baru ya neng ? Mirip banget wajahnya serasi "

Aku tak membalas lagi ucapannya , hanya tersenyum seolah mengiyakan padahal dalam hati meng-enggak-kan.

" Ibu bandungnya mana ? " Tiba-tiba Reino ikut nimbrung. Kami berbincang agak lama, membahas hal-hal basa-basi lainnya.

" Eh Pak Ahmad manggil tuh ! " Ujar Sari , wanita yang juga satu rombongan dengan kami. Aku tadi sempat berkenalan dengannya , dia meminta permen dariku saat mual di dalam mobil tadi. Namanya Sari , Orang Jakarta juga , sedangkan temannya bernama Renata.

Pak Ahmad bertepuk tangan sebelum akhirnya melambai kepada kami dari depan loket. Sepertinya dia Sudah selesai mengurus tiket kami. Kami langsung kesana , tapi aku agak kaget ketika tiba-tiba saja tangan Reino merangkul bahuku.

" Apaan sih pegang-pegang segala ! " Protesku setengah berbisik.

" Biar kayak pengantin baru " jawabnya dengan berbisik pula.

Jodoh Ditangan Oma (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang