Reino.
Semua mulai berjalan normal, antara aku dan Naya sekarang sudah lebih dari sekedar baik-baik saja. Aku merasa Naya mulai menyukai ku, setiap kali aku menggodanya dia selalu saja salah tingkah.
Hari ini aku tak melihat Naya di kantor, aku bertanya pada Tania temannya tapi dia juga tak tau tentang keberadaan Naya. Setelah aku hubungi via telephone, rupanya Naya sedang berada di sebuah Cafe untuk makan siang. Aku menyusulnya dengan alasan sudah dekat dengan Cafe yang dimaksud, padahal saat itu aku masih berada dikantor. Setibanya di Cafe, aku sempat mencari-cari Naya yang tadi ku perintahkan untuk menungguku di luar. Tapi batang hidungnya tak kunjung ku lihat, terpaksa aku turun dari mobil dan masuk kedalam.
" kamu kenapa, Nay? " Tanya ku saat melihat Naya menitikkan airmatanya, aku langsung khawatir dan menerka-nerka apa yang menimpa bocah itu sampai menangis begini. Aku mengedarkan pandanganku dan menemukan pacar Naya tengah bersama seorang wanita. Itukah penyebabnya? Sebuah perselingkuhan mungkin?
Entah harus bahagia atau ikut iba, yang jelas ini adalah kesempatan ku. Dengan begini, mereka pasti akan putus dalam waktu dekat. Aku berusaha menenangkan Naya sekaligus mengambil kesempatan untuk bersikap sok pahlawan didepannya. Aku memberi perhatian lebih dan membawanya ke sebuah taman agar hatinya sedikit terhibur. Konon katanya hati wanita yang tengah patah hati lebih mudah untuk di masuki.
Naya sudah terlihat baik-baik saja, dia bahkan meyakinkan ku untuk tetap berangkat ke proyek. Aku hanya khawatir dia tidak bisa konsentrasi karena di proyek memang butuh fokus yang ekstra.
Tadi setibanya di proyek dia masih baik-baik saja, tapi sekarang aku melihat kejanggalan pada raut wajahnya. Apa dia masih memikirkan si brengsek itu?
Dan benar saja, Naya hampir saja tertimpa sebuah ember berisi semen. Jika saja aku tidak dengan sigap menangkap ya, atau terlambat sepersekian detik saja mungkin dia sudah celaka!
Tanpa sadar aku langsung memarahinya, melupakan segala kekesalanku. Aku kesal karena dia sangat ceroboh, aku kesal karena dia tidak fokus, aku kesal karena dia membantah saat aku menyuruhnya pulang, dan yang paling membuatku kesal adalah karena dia hampir celaka gara-gara terus memikirkan pacarnya itu!
******
Ternyata mereka tak berselingkuh, ini hanya salah paham. Aku jadi pesimis melihat Naya yang terus meratapi kesedihannya, apa dia sebegitu cintanya pada Brian pacarnya itu? Lalu mungkinkah mereka akan kembali bersama? Dan aku, bagaimana dengan nasibku?
Semalaman suntuk aku tak bisa tidur memikirkan hal itu, di tambah Naya masih mengunci dirinya didalam kamar. Namun tiba-tiba saja Naya keluar dari kamarnya, dia berbasa-basi untuk menyapaku yang masih terjaga dan menonton film yang sebenarnya dari tadi ku nyalakan hanya untuk mengisi keheningan malam. Aku tak menontonnya sama sekali.
Wajah Naya terlihat sembab, aku jadi tak tega melihatnya. Jika dia tak menutup dirinya, aku dengan lapang dada bersedia menyeka air matanya, menjadi tempatnya untuk bersandar dan berkeluh kesah.
" Aku nggak suka film action Rein, Serem! " Katanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk kembali ke kamar.
Aku menyusulnya, " Nay! " panggilku. Aku memegang tangannya untuk menahan dia pergi. Aku menatapnya sesaat. " Kalau film romantis suka? "
Tatapanku masih belum lepas dari wajah manisnya, aneh... Disaat seperti ini pun dia masih terlihat manis dan menggoda. Naya membalas Tatapanku, tatapannya begitu polos. Jantungku mulai terpacu, aku tak bisa lagi menahan hasratku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Ditangan Oma (SELESAI)
RomanceIni bukan lagi jaman perjodohan seperti Siti Nurbaya. Tapi Naya Siti Khumaira, merasakan ketidak adilan yang sama! Apa karena namanya sama-sama Siti? Entahlah, yang jelas Dia tak mau bernasib serupa. Naya dijodohkan dengan seorang Arsitek yang usia...