II

4.5K 221 5
                                    

Tubuhku baru saja menabrak sebuah dada bidang yang sama kerasnya dengan tembok. Aku hampir terjatuh , tapi dia tepat menangkap ku dengan sigap memegangi pinggangku. Aku Speechless , pertama karena terkejut aku hampir saja terjatuh , kedua karena ternyata orang itu adalah Reino. Setelah membantuku berdiri sempurna , Reino langsung melepaskan tangannya seolah tak ingin aku lama-lama menatapnya.

" Kemana aja sih ?! " Omelnya.

" Nggak kemana-mana. "

" Sejam , aku nunggu kamu di depan ! "

" Mana aku tau ?? " jawabku singkat sambil mengangkat bahu , aku berlaga seperti orang yang tak bersalah karena disini aku masih pura-pura tak tahu kalau dia ada di kampus ku sejak tadi.

Reino tak membalas lagi ucapan ku , dia langsung menarik tanganku. Genggamannya cukup keras , mungkin dia sengaja agar aku kesakitan atau itu memang efek dari tubuhnya yang kekar. Entahlah , aku langsung melepaskan tangannya. Enak saja dia mau ambil kesempatan dalam kesempitan ! Aku juga tak mau orang-orang di kampus ini melihatku bergandengan dengannya. Bisa-bisa dikira aku lagi jalan sama Om-om , dan gimana kalau berita itu sampai ke telinga Brian ? Mampus Lah aku.

" Aku bisa jalan sendiri ! " Cetus Ku. " Kalau ada yang liat nanti dikira aku lagi jalan sama om-om "

" kamu kira aku seneng , disuruh jemput anak kecil sekolah ? "

Aku cemberut , ternyata Reino memang begitu. Setiap kali aku mengejeknya dia akan membalas ucapan ku dengan kalimat yang tak kalah kejam. Dasar Cowok dingin !
Reino masuk kedalam mobilnya begitu saja , tanpa basa-basi seperti membukakan pintu mobil untukku layaknya adegan-adegan Film romantis dewasa yang pernah ku tonton.

Aku masuk kedalam mobil , lalu ku tutup pintunya cukup keras agar Reino tau kalau aku sedang kesal.

" Pelan-pelan , mobil mahal ! " Reino memperingatkan ku.

Ya ya ya aku tahu mobil ini memang mobil mahal , mobil Jip merek Hummer yang sama persis dengan kepunyaan Raffi Ahmad pesohor negri ini yang kekayaannya tidak diragukan lagi. Tapi please , bisa nggak sih biasa aja dan nggak usah sombong gitu ? Lebay.

Aku membuka lagi pintu mobilnya , kemudian aku tutup lagi dengan bantingan yang lebih keras dari sebelumnya. Biar tau rasa ! Reino menyipitkan matanya dan melirik tajam ke arahku , tatapannya sangat tajam seolah mampu mencabik-cabik tubuhku , namun dia tak berkomentar lagi. Mungkin takut jika kali ini aku akan melakukan hal yang lebih keji dari ini. Dia memakai kacamata hitamnya lagi kemudian menyalakan mesin mobilnya dan melaju meninggalkan kampusku.

Suasana terasa sangat kaku , baik aku dan Reino tak ada yang berbicara. Aku menyandarkan kepalaku sambil terus melihat keluar jendela , aku tak tau harus melihat ke arah mana lagi selain kejalan . Pemandangan di dalam mobil angker, se-angker wajah pemiliknya. Reino akhirnya menyalakan musik , aku sempat mengira pria itu menyukai aliran musik Jazz atau Rock namun ternyata selera musiknya sama sepertiku lagu-lagu melow tahun 2000an. Aku memainkan jemariku mengetuk-ngetukkan ke atas paha mengikuti irama musik yang ku dengar.

" Suka sama lagunya ? " Tanya Reino . aku sempat terkejut mendengarnya bertanya , Ku kira dia tak mau berbicara padaku.

Aku mengangguk , sambil menatapnya. Tapi dia tak menatap balik diriku , masih fokus menyetir. Tangannya menuju dashboard , tiba-tiba dia mematikan musiknya.

" Kok mati ?? " Tegurku

" Abis kamu suka. " Sahutnya.

Jawaban yang sangat menyakitkan , ya ampun baru saja aku mau merevisi penilaian ku tentang dia tapi ternyata dia masih orang yang sama.

Jodoh Ditangan Oma (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang