XI

3K 146 2
                                    

Entah apa aku sekarang ini , dibilang manusia tapi tak bisa melakukan apa yang diinginkan , dibilang robot tapi masih susah diatur. Hidupku seperti tak lagi memiliki arti , setiap hari masalah baru selalu berdatangan. Yang ono belum selesai udah dateng lagi yang anu. Seperti tak di beri jeda untuk bernafas sebentaaar sajaa. Dan masalah-masalah itu membawaku pada kesalahan baru. Berbohong , ya kini berbohong sudah mendarah daging pada diriku , entah itu berbohong pada Oma , Bunda , ataupun Brian sudah menjadi kebiasaan buruk ku. Mulutku rasanya juga sudah sangat terbiasa melakukannya , tidak ada keraguan atau perasaan tidak enak atau gugup seperti saat pertama kali aku melakukannya. I've become a bad girl.

Dari banyaknya manusia yang hidup di bumi ini hanya Reino satu-satunya orang yang mengetahui sifat-sifat buruk ku ini. Dia tahu jati diriku sesungguhnya , dia tau aku ini cewek freak , judes , tukang bohong , pemalas , manja , gak bisa apa-apa lagi! Seandainya aku bisa berdamai dengannya , mungkin dia akan menjadi sahabat terbaikku yang bisa menjadi tempatku berkeluh kesah karena hanya didepannya aku bisa menjadi diriku sendiri , tidak ada yang aku sembunyikan lagi darinya , masih punya pacar saja ku akui terang-terangan didepannya. Pokoknya sisi gelap diriku hanya Reino yang tahu.

Aku sudah berada di dalam kereta bersama Reino , tujuan kami adalah Jogja. Entah mengapa Oma memilih destinasi itu untuk kami. Semalam , selagi aku menyiapkan barang-barang untuk liburanku ini aku menyempatkan diri untuk menghubungi Brian , kami berbicara cukup lama di telefon. Aku memberitahunya akan pergi beberapa hari karena ada keluargaku yang akan menikah di luar kota , bohong lagi kan ?!. Brian tak bertanya macam-macam , dia langsung percaya dengan apa yang aku katakan. Syukurlah , aku jadi tak perlu repot-repot mengarang cerita lagi untuk menutupi kebohongan dengan kebohongan lainnya.

" Kamu jadi magang di kantor aku ? " Tanyanya sambil memberikan sebuah sandwich coklat favoritku. Reino mencoba membuka percakapan setelah lebih dari satu jam kami hanya saling diam.

" Ya jadilah , aku bisa apa coba ? " Aku meraih sandwich itu dari tangannya , entah kapan dia membelinya yang jelas aku sangat tergiur dan ingin langsung melahapnya. " Mau nolak , tapi waktu udah mepet. Lagian aku juga belum dapet tempat, " lanjutku.

" Jadi terpaksa nih ?? "

" Bukan terpaksa sih , lebih tepatnya emang nggak ada pilihan lain "

Reino hanya menggumam , dia juga masih menikmati sandwich di tangannya.

" Awas ya , kalau nanti waktu aku magang disana kamu usil "

" Hmmm , kita liat nanti yaa! " godanya.

" Iihh " Aku mencubit lengannya dengan wajah cemberut.

Reino malah tertawa.

Maybe , ini  pertama kalinya kami bisa ngobrol sesantai dan sedamai ini. Apa ini udah saatnya untuk kami berdamai ??
Eeeiits , aku nggak boleh gegabah.  Siapa tau 10 atau 15 menit kedepan Reino berubah lagi menjadi orang menyebalkan yang sama. Tapi kira-kira selama ini kami sering cek cok tuh sebenernya yang nyebelin aku atau Reino sih ?

Daaaan , ternyata aku sudah soudzon pada Reino. Kami baik-baik saja , larut dalam perbincangan berkepanjangan hingga tak terasa kereta kami telah berhenti di stasiun Jogjakarta. Reino membawakan beberapa barang ku , aku hanya diperbolehkannya membawa tas selempang kecil yang cuma berisi dompet dan Hp. Hmm baik ugha ternyata!
Selepas turun dari kereta kami sempat celingukan karena kata Oma akan ada yang menjemput kami di stasiun nanti. Tapi kami sama sekali tak tau siapa dia ? Bagaimana orangnya ? Siapa namanya ? Kami sama-sama tak menanyakan hal itu pada Oma kemarin.

" Itu tuh ! " Kataku menujuk seorang laki-laki bertubuh kecil dan agak hitam yang tengah memegang sebuah karton bertuliskan nama kami. " NAYA ❤️ REINO " apaan coba dia ganti simbol dan (&) pake Love (❤️) kayak gitu , malu-maluin banget.

Jodoh Ditangan Oma (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang