XVI

3K 143 1
                                    

Aku tak tau kalau ternyata Reino bisa masak , bubur yang ada di hadapanku saat ini adalah buatannya sendiri. Antara percaya dan enggak percaya sih , tapi gimana gak mau percaya kalau aku sendiri liat gimana sibuknya dia di dapur tadi.

" Aku suapin ya Nay " kata Reino , dia memasak untukku , lalu dia membawakan makanannya ke kamarku dan sekarang dia menyuapiku. Masyaallah , ini adalah sisi dari diri Reino yang baru aku ketahui.

" Kamu nggak jadi kerja ? " Tanyaku penasaran , padahal tadi pagi dia sudah siap dengan pakaian kerjanya , dia juga pamit padaku untuk pergi ke kantor. Jadi aku penasaran apa yang membuatnya berubah pikiran ?

" Kalau aku kerja , kamu sama siapa ? "

Deg !!

Jawaban itu seketika meluluhkan hatiku , dia benar-benar khawatir padaku sampai segitunya tak mau meninggalkan aku ?

Ini beneran Reino yang aku kenal kan ? Makin kesini sifat antagonisnya makin tak terlihat , justru sekarang sebaliknya ... Dia memperlihatkan sisi baik yang ada pada dirinya. Lalu yang mana sifat aslinya ? Mungkin kah dia berkepribadian ganda ?

Aku hampir tak mengenali Reino yang ada dihadapan ku ini , siapa yang tak senang memiliki suami seperti dia. Tampan , kaya , perhatian , romantis ... Astaghfirullah , mikir apa kamu Nay ?! Sadar ... Kamu udah ada Brian !!

" Rein , aku udahan ya makannya " kataku , tiba-tiba saja aku merasa kenyang dan sebenarnya tak ingin berlama-lama dengannya dalam situasi ini. Aku takut ada sesuatu yang berubah dari diriku , tak bisa ku pungkiri aku mulai menyukainya tapi aku tak mau terlalu tenggelam dengan perasaan ini , toh aku dan Reino sudah sepakat untuk mengakhiri pernikahan ini beberapa bulan lagi.

" Perutnya lagi nggak enak ya ? " Reino malah makin khawatir padaku , padahal menurutku aku sudah lebih baik dari sebelumnya.

" Aku mau istirahat aja Rein " Jawabku seadanya , aku tak mau membuat Reino makin khawatir dan bertanya macam-macam.

" Yaudah kalau butuh apa-apa kamu panggil aku aja ya "

Aku hanya mengangguk , lalu menenggelamkan tubuhku di atas kasur lagi , Jiwa rebahan ku kembali berkobar.

Ternyata Aku sudah tidur terlalu lama , bukannya makin enak badanku malah terasa capek. Mungkin ini sudah saatnya aku untuk bangun dan menjalani kehidupan nyataku.

" Rein , kamu masih ngapain ? " Aku terkejut bukan main ketika melihat Reino tengah berdiri diatas meja makan.

" Eh Nay " Sapanya , Dia tak menjawab pertanyaan ku.

Setelah ku amati tingkahnya , Reino ternyata sedang mengganti lampu di ruang makan. Tak tau ada angin apa dia sampai melakukan hal itu sendiri ,  anehnya lagi aku melihat beberapa kardus lampu yang masih belum di buka. Buat apa dia beli lampu sebanyak itu ?

Usai memasang lampu Reino bergegas turun dari meja makan.

" Kamu gimana Nay ? Udah enakan badannya ? " Tanya Reino , mungkin niatnya ingin mengalihkan pembicaraan atau dia emang pingin tau banget update kondisi badanku saat ini? Entahlah,

" Jawab dulu , kamu lagi ngapain ? Terus ini lampu banyak banget buat apa ? " Tukas ku

" oke " Reino duduk di sebelahku , dia menghadapkan kursinya ke arahku. " Jadi , im so sorry karen aku nggak peka soal ketakutan kamu. So , sekarang aku mau ganti seluruh lampu yang ada di rumah ini pake lampu emergency. "

" Rein ... " Aku menatap Reino dalam-dalam, " Maaf ya... gara-gara aku kamu jadi repot gini. " Aku tak enak hati setelah mengetahui semua ini ia lakukan untukku. Bahkan dia rela manjat-manjat sendiri buat ganti lampu di seluruh ruangan di rumah ini.

Jodoh Ditangan Oma (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang