XX

3K 143 0
                                    

Aku yang awalnya sangat memperjuangkan Cintanku pada Brian dan menghalalkan segala cara demi bersatu dengannya, kini kehilangan rasa cintaku terhadapnya hanya karena sebuah kesalahpahaman. Begitu juga dengan Fera sahabat karibku, yang selalu aku ikut sertakan pada setiap rencanaku dalam usaha pembatalan perjodohan ini,  karena rasa curiga menggerogoti pikiranku kini aku menghancurkan perasaan Fera sahabatku sendiri.

Awalnya aku memang menentang perjodohan ini dan merencanakan segala macam usaha pengagalan sampai akhirnya terjebak dalam sebuah pernikahan. Tak mau menyerah, aku yang saat itu sangat membenci Reino masih berusaha menghancurkan pernikahanku sendiri, kini malah jatuh cinta padanya sebelum sempat berbuat apapun. Dan kini, belum lama aku menyadari kehadiran cinta itu, aku harus kembali menguburnya dalam-dalam. Dengan keadaan yang telah hancur menjadi serpihan yang mungkin tak mampu lagi untuk aku satukan.

Dengan percaya dirinya, aku bertindak seolah aku adalah Tuhan. Yang mampu melakukan apapun yang aku inginkan. Aku lupa, bahwa Tuhan yang paling berkuasa atas hatiku. Dia mampu membolak balikan perasaan seseorang seperti yang aku alami saat ini.

Apakah ini sebuah hukum sebab dan akibat? Atau ini semua memang bagian dari nasib malangku?

Air mataku akhirnya tumpah setibanya aku didalam taksi, aku tak mampu menahannya lebih lama lagi.
Mungkin aku memang cengeng, tapi aku tak bisa menunjukannya pada setiap orang. Setidaknya hanya supir taksi online itu yang melihatku menangis. Terserah dia mau berfikir apa, lagi pula setiap manusia pasti menangis kan? Apalagi makhluk rapuh bernama Wanita. Pasti ia akan menangis ketika hatinya terluka, tergantung pada seberapa besar hatinya mampu menampung rasa sakit itu sendiri.

Tapi aku? Semua ini terjadi bertubi-tubi, terlalu cepat dan bahkan tanpa jeda. Setidaknya jika Tuhan memberi waktu untuk ku bernafas agak panjang, mungkin rasanya tak akan serumit dan sesakit ini. Jika begini, aku merasa Tuhan sangat tidak adil padaku! Perasaanku sedang kalut, wajar kan jika aku menyalahkan Tuhan? Tapi... makin lama aku berfikir dan meratapi segalanya, aku mulai tersadar bahwa ini semua adalah kesalahanku. Aku yang tak mengerti apa yang sebenarnya aku inginkan. Pertama aku ingin bersama Brian, dan sekarang aku ingin bersama Reino. Serakah, bukan?!

Seandainya aku tidak jatuh Cinta pada Reino, mungkin aku akan merasa sangat senang ketika mendengar dia akan kembali dengan kekasih lamanya. Karena itu artinya aku bisa kembali bersatu dengan Brian! Tapi bodohnya aku malah jatuh cinta pada Reino yang ternyata sama sekali tak memiliki perasaan apapun padaku!

Lalu bagaimana dengan ciuman malam itu?

Ah, tentu saja karena Reino adalah laki-laki normal. Dia bisa khilaf kapanpun. Aku saja yang terlalu menggunakan perasaan dan kini malah tenggelam didalamnya!

Taksi online itu akhirnya berhenti dihalaman rumah ku. Maksudku, dihalaman rumah impian Reino dan Jihan! Setelah membayar sesuai tarif yang tertera di aplikasi aku segera masuk kedalam rumah. Bukan untuk beristirahat, tapi untuk berkemas. Aku rasa aku tak bisa tinggal di tempat ini lebih lama lagi.

Aku mengambil koperku yang dulu ku bawa saat pertama kali menginjakan kaki dirumah ini, ku kemasi barang-barangku dan ku masukan kedalamnya. Jika dulu hatiku berat saat akan tinggal disini, kini hatiku lebih berat untuk meninggalkannya.

" Ayolah, Nay! Ini bukan rumah kamu... Ini rumah mereka! " aku mengukuhkan keyakinanku, ini memang bukan tempatku.

Lalu tiba-tiba, air mataku tumpah lagi. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku tak akan menahannya, ku biarkan tumpah saat ini agar tak membebaniku dilain waktu. Lalu, setelah puas menangis aku kembali berkemas.

Jodoh Ditangan Oma (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang