IX

3.3K 141 4
                                        

Semalam aku tidur sangat nyenyak , walaupun aku baru saja pindah ke rumah ini bagiku tak ada bedanya tidur dimana pun itu , karena aku kalau udah ngantuk emang gak pernah liat tempat. Mau di rumah baru , rumah temen , kasur bahkan sofa pun aku jabanin asalkan ngantuk , kalau nggak ngantuk ya nggak bisa tidur. Yaiyalah ceunaah ! 🤣

Aku menatap jam dinding di kamarku , sudah jam 7 pagi ternyata. Dengan langkah gontai aku keluar dari kamar ku , belum sempat cuci muka sama sekali , aku langsung menuju ruang makan karena perutku sudah keroncongan. Yang membuatku bangun dari tidur pun alarm dalam perutku ini.

" Kok nggak ada sarapan sih ? " Ujarku  ketika mendapati meja makan masih sangat rapih dan tak ada satupun makanan di atasnya. Entah pada siapa aku bicara , aku baru sadar jika tak ada siapapun disana , jadi siapa yang harusnya menyiapkan sarapan untukku ?

" Harusnya aku yang nanya ke kamu ! " Tiba-tiba saja Reino yang baru keluar dari kamarnya menyahuti ucapan ku. Sepertinya dia juga baru bangun ,

" Aku mana bisa bangun pagi buat nyiapin sarapan ? kan biasanya juga di siapin Bunda " ujarku seraya menuju dapur , aku ingin melihat ada bahan apa saja disana yang bisa ku gunakan untuk mengisi perutku saat ini juga.

" Belajar dong , manja amat jadi cewek ! "

" Eh , denger ya ... Kita disini cuma tinggal bareng. Nggak ada tuh kewajiban aku buat nyiapin sarapan kamu " cetus ku kesal , enak saja dia mau memerintah ku dengan seenak jidatnya , dia pikir aku pembantunya apa ? Lagian ini semua juga salah mamanya yang gak ngebolehin pakai pembantu , ya beginilah jadinya ... Bangun pagi sama-sama kelaparan.

" Yee dasar istri durhaka ! "

" Ngomong apa barusan ?? Enak aja istri durhaka ! "

" Terus apa ? "

" tau ah , nggak penting ! "  Aku membuka seluruh isi lemari , tak ada bahan makanan satupun di dalamnya ,selain kopi gula dan teh. Lainnya hanya barang-barang pecah belah yang tersusun rapih. Di dalam lemari es juga tak ada apapun selain botol-botol yang berisi air mineral.
"Ini lagi di dapur nggak ada apa-apa ! Terus aku makan apa dong ?? " Protesku.

" Tau ... pikir aja sendiri " Reino pergi begitu saja meninggalkan dapur.

" Yaudah , aku juga mau beli sendiri. Gampang kok tinggal Order GoFood ! "

" Yaudaaah " Reino menjulurkan lidahnya padaku ,

Aku kembali kedalam kamar , mengambil dompet juga ponsel untuk segera memesan makanan. Tapi ketika aku membuka dompet , aku baru ingat kalau aku tak punya uang. Biasanya Bunda memberiku uang harian karena Bunda tak pernah membiarkanku membawa uang terlalu banyak apalagi memegang ATM. Alasannya karena aku masih kuliah dan belum bekerja , jadi belum butuh uang banyak-banyak. Dan sekarang , apa yang harus aku lakukan ? Paling di dompetku hanya tersisa beberapa puluh ribu. Jika aku memesan GoFood pagi ini , lalu siang nanti ? Malam ? Besok ? Lusa ?

" Sekarang , yang jatah uang jajan kamu itu aku. Suami kamu , jadi jangan macem-macem ! " Suara itu menggelegar memecah lamunanku. Reino sudah berdiri di ambang pintu kamarku , menatapku penuh kesombongan sambil melipatkan tangan di dadanya.

" Emang aku macem-macem gimana ? " Tanyaku sok polos , aku mulai memasang wajah melas ku. Oke , aku harus mengambil hatinya kali ini ... Kalau tidak tamatlah riwayatku.

" Sekarang kita omongin lagi peraturan semalam yang kamu buat sepihak ! "

Reino pergi dari kamarku dan aku mengikuti langkahnya , dia membawaku duduk di ruang makan. Aku menatap tajam pada Reino , menebak-nebak apa yang akan dia katakan padaku. Pasti sesuatu yang akan menambah siksaan hidupku di bumi Pertiwi ini !

Jodoh Ditangan Oma (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang