Bab 13

36.8K 2.9K 112
                                    

Setelah selesai memasak, Najwa seharusnya kembali ke asrama untuk masuk madrasah. Arsy dan Aini mendesah pasrah. Selalu begini, mereka harus membereskan kekacauan yang diperbuat oleh Najwa. Jadilah mereka harus membereskan semuanya bersama.

"Lain kali ngga usah masak deh, kamu merepotkan," gerutu Aini kesal.

Najwa hanya terkekeh polos,
"Kaya gitu kok ngimpi mau ngarep sama Gus Dzaki. Impian anjeun tinggi teuing, neng," kata Aini nyinyir.

Najwa mengerucut sebal,
"Mulut emak jahara, ih," kata Najwa sambil mengelap meja dapur.

Aini dan Arsy tertawa melihat wajah memelas Najwa.

"Kecerobohan kamu itu, ente tiasa ditulungan tahu ngga,", kata Aini gemas.

Arsy terkekeh kecil,

" Jahat ih, si Aini mah," sela Arsy.

"Dia mah abis makan cabe sekilo makanya begitu. Dasar sungut lada," timpal Najwa ketus.

Aini hanya tertawa mendengar jawaban Najwa.

"Ngeyel kamu mah. Mup on atuh, Neng. Eta si abah ngga bakalan khilap buat jadiin kamu menantu," kata Aini sambil tertawa.

"Astaghfirullahal'adzim. Punya sahabat mulutnya ngga ada remnya," ucap Najwa sambil mengelus dadanya.

"Udah ih, ribut aja. Sebentar lagi kelas balaghah udah di mulai. Mau kena takzir lagi," kata Arsy mengingatkan.

"Astaghfirullah. Ayo buruan," jawab Aini dan Najwa serempak .

Dengan gerakan kilat mereka bergegas membersihkan semuanya.

"Tugas kamu rapikan semuanya ke atas meja makan. Jangan ceroboh ," kata Aini mengingatkan.

"Ashiaaap..... Thanks cintah," jawab Najwa sumringah.

"Makan tuh cinta," kata Aini sambil berlari meninggalkan ndalem.

Arsy meninggalkan Najwa yang sibuk membawa makanan yang sudah jadi menuju ruang makan ndalem.

Najwa membawa mangkuk jumbo sayur sop dengan sangat pelan. Asap masih mengepul di atas mangkok menandakan sayur itu masih panas.

"Ish, panas," gumam Najwa pelan.

Tiba-tiba ada tangan yang mengambil alih mangkuk Najwa. Najwa memekik kaget,

"Kembali ke asrama. Dua puluh menit lagi kelas Balaghah kan kamu," kata Gus Dzaki sambil membawa mangkuk tadi ke atas meja.

"Tapi ini belum selesai, Gus," sanggah Najwa.

"Kembali ke asrama," hanya itu yang di ucapkan Gus Dzaki.

Najwa mengangguk, rasanya masih sangat canggung berhadapan dengan Gus Dzaki.

Najwa berbalik dan mengucapkan salam untuk meninggalkan ndalem.

"Najwa," panggil Gus Dzaki.

"Muhun,Gus," jawab Najwa sopan.

"Sampai kapan kamu manggil aku Gus?" Tanya Dzaki dengan tatapan datar. Sedatar layar tablet.

Jantung Najwa berdegup kencang, Najwa menunduk lalu bergegas meninggalkan Ndalem.

"Sadar Najwa, jodoh orang itu," gumam Najwa kemudian berlari menuju asrama.

Gus Dzaki tersenyum melihat Najwa yang tergopoh-gopoh meninggalkan ndalem.

Belum apa-apa Najwa menubruk tong sampah dan membuat sampahnya berhamburan. Gus Dzaki menepuk jidatnya. Gadis cerobohnya selalu begitu.

JATUH CINTA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang