"Assalamu'alaikum!" Teriak seorang pemuda bermata hijau itu dengan lantang.
"Wa'alaikum salam warahmatullahiwabarokatuh," jawab Najwa sembari tersenyum melihat anak semata wayangnya pulang.
Pemuda berperawakan tinggi, hidung mancung dengan postur tubuh persis babah Najwa, itu bernama Yusuf. Sekarang dia sudah berusia 25 tahun.
"Selamat sore, Ummi," kata Yusuf sambil mencium pipi Najwa.
Gus Dzaki melotot melihat anak semata wayangnya itu mencium Najwa.
"Yusuf, Stop mencium istri abi begitu!" Hardik Gus Dzaki sebal.
Yusuf memutar bola matanya malas, abinya terlalu posesif pada Ummi. Termasuk sering cemburu pada anak kandungnya sendiri.
"Haish... Abi mah begitu. Istri abi itu Umminya Yusuf kalau abi lupa," kata Yusuf jengah.
Yusuf kemudian memeluk erat Umminya sambil menjulurkan lidahnya meledek abinya. Gus Dzaki semakin melotot melihat Yusuf memeluk Najwa posesif.
Dengan wajah cemberut, Gus Dzaki menggendong paksa Najwa dan membawanya ke dalam pangkuannya.
"Hus.. Hus.. Mandi sana," usir Gus Dzaki sebal.
"Ayolah abi... Cemburu berlebihan sama anak sendiri," keluh Yusuf lalu mecium pipi Najwa sebelum akhirnya Yusuf berlari ke atas menuju kamarnya sebelum abinya mengamuk.
"Yusuf!! Abi slending ya kamu!" Teriak Gus Dzaki kesal melihat Yusuf lagi - lagi mencium pipi Najwa.
Najwa terkekeh geli melihat kelakuan mereka.
"Udah ah, abi juga sih. Sama anak sendiri setiap hari cemburu," kata Najwa menengahi.
Gus Dzaki terus menggerutu, merasa kesal karena Yusuf selalu manja pada Najwa.
.
.
.
.
.
.Setelah mandi dan berganti pakaian, Yusuf turun ke bawah menuju ruang tv.
Disana sudah terlihat abinya yang terus menempel pada Umminya bak lintah.
"Abi, minggir deh. Gerah Yusuf lihatnya. Gelondotan aja kaya kukang," gerutu Yusuf yang mulai jengah abinya terus mengekori Ummi Najwa.
"Berisik kamu, makanya sana menikah. Sudah tua masih aja ganggu orang pacaran," jawab Gus Dzaki sambil menjulurkan lidahnya meledek Yusuf.
Ummi tertawa kecil melihat perdebatan kedua prianya itu.
"Alah... Abi juga menikah usia 30 tahun. Pantes saja ngekorin Ummi kemana - mana. Ummi masih cantik begitu, abi udah banyak ubannya," cibir Yusuf.
"Enak saja! Abi biar udah ubanan begini masih perkasa!" Sanggah Gus Dzaki.
Yusuf terkekeh melihat abinya yang terys ngegas setiap berbicara dengannya.
"Yusuf, abi, sudah. Ini makan, jangan ribut terus," kata Najwa melerai keduanya sembari me.yerahkan setoples kwaci.
"Iya, Ummi," jawab keduanya serempak.
"Tati Enab gimana kerjanya?" Tanya Najwa pada Yusuf.
"Ah, baik. Meski sering ceroboh melupakan banyak hal," kara Yusuf sembari tertawa kecil mengingat tantenya yang satu itu.
Sekarang, Yusuf mengambil alih perusahaan abinya. Tentu saja, perusahaan itu semskin berkembang pesat di tangan dingin Yusuf.
Meski sejak kecil Yusuf selalu dididik agama dengan baik, dis tidak pernah nyantri. Umminya kekeh melarang Yusuf belajar di pondok pesantren meskipun abi yang memintanya berkali - kali. Jadi, jangan salahkan Yusuf jika sampai sekarang dia masih sangat manja pada Umminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JATUH CINTA (End)
Spiritualini sequel dari "Abi untuk Najwa" Menjadi anak broken home tidak selalu buruk. Najwa menjadi salah satu si anak malang yang menjalaninya sejak usianya masih sangat kecil. Kerinduannya pada babahnya (red: ayah) selalu dipendamnya dalam-dalam. Dia tak...