Bab 5

41K 3.3K 108
                                    

karena komentar kocak ini, Dee hari ini doble up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

karena komentar kocak ini, Dee hari ini doble up....

.....

Mereka telah sampai di rumah beberapa jam yang lalu. Najwa  terdiam di dalam kamarnya, air matanya mengalir tanpa disadari. Rasanya masih sesak saja di dadanya.

Kang Dzaki memang tidak pernah menyatakan cinta padanya, tapi rasanya sangat menyesakkan. Setelah sekian tahun mereka curi-curi waktu untuk berbagi perhatian, sekarang mereka harus benar-benar selesai.

Najwa masih terus menangis, dia teringat nasib malangnya bersama Ummah dan babahnya. Itu membuatnya semakin sedih dan kecewa, Najwa takut kelak Kang Dzaki akan mengalami kegagalan seperti yang di alami Ummah dan babahnya dulu.

"Kang Dzaki... hiks...hiksss... Najwa takut kehilangan akang. Najwa kangen akang.hiks," bisik Najwa lirih sambil menangis pilu.

"Hei princessnya ayah," sapa Max memburaikan lamunan Najwa.

Najwa menghapus air matanya, dia memaksakan diri memasang senyum di wajahnya. Max memeluk putri sulungnya penuh sayang.

"Anak ayah kenapa?" Tanya Max sambil mengelus rambut Najwa.

Najwa hanya menggeleng, rasanya masih malu jika bercerita pada ayahnya  tentang masalah ini.

"Ayah masih teman bicara kamu, kan?" tanya Max hati-hati.

Najwa menatap wajah ayahnya dengan penuh haru. Sambil menangis Najwa merangsek ke dalam pelukan ayahnya.

"Hiks...hiks... ra-sa-nya sa-kit, a-yah... hiks... hiks..."

"Ssst.... tenang, apanya yang sakit?" Tanya Max dengan lembut.

"Hiks... hiikss," Najwa menangis pilu di pelukan ayahnya.

Max tersenyum kecil, dia sudah paham tanpa Najwa bercerita. Putrinya telah mengenal cinta.

"Anak ayah patah hati?" Tanya Max sambil melonggarkan pelukannya.

Najwa masih berusaha menghentikan tangisnya, dia hanya sesegukan tanpa berkata apapun.

"Dengar, mencintai dan dicintai itu wajar. Tapi, kamu harus ingat. Cintai orang yang halal buat kamu," kata Max pada putrinya.

"Ayah... Rasanya sesak di hati Najwa. Sakit," adu Najwa dengan air mata berurai.

"Ssst.... iya. Istighfar. Siapa orangnya, ayah kenal ngga?" Tanya Max lagi.

Najwa terdiam, bahkan untuk menyebutkan namanya saja membuat jantungnya berdetak hebat.

Najwa hanya menunduk sambil menggenggam sebelah tangan ayahnya dengan erat.

"Najwa pacaran?" Tanya Max khawatir.

Najwa menggeleng tegas, Max bernafas lega. Berarti putrinya hanya mencintai dalam diam.

JATUH CINTA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang