Hari ini adalah hari kelulusan Najwa sekaligus acara perpisahan di sekolahnya.
Setelah kehebohan Ummah dan Zaenab di salon, akhirnya Najwa dengan berbalut gamis brukat berbahan sutera itu terlihat lebih dewasa.
Dengan mobil ayah, Najwa bersama keluarganya menuju sekolah.
Sedangkan, babah, Ummi dan adik Najwa turut serta ke sekolah Najwa.
Gus Dzaki dan Gus Alwi tidak ketinggalan untuk menghadiri acara perpisahan sekolah Najwa.
Suasana sudah sangat ramai. Karena undangan hanya dua, dengan perdebatan alot diputuskan yang akan masuk adalah Ummah dan Gus Dzaki.
"Udah, babah sama ayah dan yang lain tunggu diluar saja," kata Najwa.
Najwa hari ini berada pada teritorial Ummah. Jadilah Gus Dzaki tidak memiliki kesempatan dekat dengan Naajwa.
Saat berjalan, Gus Dzaki mencoba menggandeng tangan Najwa. Namun sayangnya, Ummah sudaah menyeret Najwa menjauh. Gus Dzaki hanya pasrah, meski wajah Gus Dzaki terlihat kusut sekarang.
Gus Dzaki hanya bisa menatap istrinya tanpa bisa mendekat.
Gus Dzaki
Bee, i miss you. Pengen peluk kamu:(
Gus Dzaki mengirimi line pada Najwa yang berada di samping Ummahnya sekarang.
Najwa membuka dan membaca pesannya. Kemudian terkikik pelan melihat wajah nelangsa Gus Dzaki.
Seharusnya bisa saja Najwa di tengah antara Ummah dan Gus Dzaki. Tetapi bukan Ummah Khumaira jika tidak ajaib.
Ummah yang berada di tengah membuat Gus Dzaki tidak berkutik.
"Kamu jangan dekat - dekat Najwa. Ayah kan ngga disini. Sekarang Ummah jadi jomblo. Kalian juga harus jaga jarak lah. Enak saja mau gandengan," kata Ummah dengan teganya.
Tentu saja, Najwa dan Gus Dzaki tidak bisa membantah titah ibunda ratu.
"Siniin deh hp kamu. Jangan sibuk maen hp sendiri gitu," tegur Ummah sembari mengambil hp Najwa dan memasukkan ke dalam tas Ummah.
Najwa dan Gus Dzaki terperangah di buatnya.
Gus Dzaki mendesah pasrah, sepertinya dia tidak akan melepaskan istrinya saat sampai di rumah nanti.
Gus Dzaki sangat frustasi melihat Najwa yang bermake up semakin cantik, ditambah lagi baju Najwa yang membuat gadisnya semakin terlihat anggun dan dewasa.
Semakin frustasi saat banyak pandangan mata teman-teman lelaki Najwa yang sekilas menatap Najwa.
Gus Dzaki melotot ke arah Najwa karena Najwa menebar senyum saat teman lelakinya menyapa. Rasanya sangat panas disini, Gus Dzaki semakin blingsatan saja.
"Kamu kenapa dari tadi ngga ada tenangnya, sih?" Tanya Ummah Khumaira pada Gus Dzaki.
Gus Dzaki memasang senyum kaku.
"Kalau bukan karena Ummah, Najwa tidak akan berdandan dan hanya memakai daster saja kesini. Emang aku rela istriku se cantik ini tebar senyum begitu," gerutu Gus Dzaki dalam hati.
Tentu saja, Gus Dzaki tidak akan mengatakan secara langsung. Bahkan ayah Max saja kalah, bagaimana dengan Gus Dzaki?
Gus Dzaki masih belum mau dipecat jadi menantu.
"Hei, lihatin Najwanya biasa saja," tegur Ummah.
"Eh, i-iya Ummah," jawab Gus Dzaki tergagap.
Najwa terkikik pelan, kemudian memundurkan posisi tubuh nya. Najwa kemudian menjulurkan lidahnya meledek suaminya yang memasang wajah nelangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
JATUH CINTA (End)
Spiritualini sequel dari "Abi untuk Najwa" Menjadi anak broken home tidak selalu buruk. Najwa menjadi salah satu si anak malang yang menjalaninya sejak usianya masih sangat kecil. Kerinduannya pada babahnya (red: ayah) selalu dipendamnya dalam-dalam. Dia tak...