"Hei, sweetheat... Wake up," kata Gus Dzaki membangunkan istrinya.
Gus Dzaki menepuk pipi Najwa pelan, keringat dingin bercucuran di kening Najwa.
"Sweetheart, bangun," bisik Gus Dzaki di telinga Najwa.
Najwa terbangun dengan nafas memburu, dia melihat Gus Dzaki menatapnya khawatir. Najwa langsung menghambur ke pelukan Gus Dzaki sampai Gus Dzaki nyaris terjungkal ke belekang.
"Hikss...hiksss... Akang..." tangis Najwa pecah di pelukan Gus Dzaki.
Gus Dzaki memeluk istrinya erat, mengecup puncak kepala Najwa memberi ketenangan.
"Hei, ada apa? Kamu sepertinya tertidur saat membaca novel itu," kata Gus Dzaki lembut.
Najwa yang masih menangis sesegukan, kemudian mengurai pelukannya. Najwa menatap suaminya dengan wajah sembab.
"Hei, kamu mimpi buruk? Jangan tidur setelah sholat ashar. Tidak baik, sweetheart," nasehat Gus Dzaki lembut. Gus Dzaki mengusap air mata Najwa lalu mengecup kedua mata Najwa.
"Hiks... I-tu ha-nya mim-pi," gumam Najwa pelan. Najwa memeriksa tubuhnya. Tidak ada bekas memar apapun, Gus Dzaki menatap istrinya bingung.
"Astaghfirullahal 'adzim," kata Najwa berulang - ulang sambil kembali mengatur nafasnya.
"Bangun, mandi hangat terus wudhu. Sebentar lagi maghrib, akang sudah siapkan air hangatnya," kata Gus Dzaki lembut.
Najwa masih sesegukan, namun mengangguk pelan. Saat dia akan bangun, tiba - tiba Gus Dzaki menggendong Najwa ala bridal syle.
"Masih jam lima sore, kita mandi bareng sambil kamu ceritakan mimpi buruk kamu itu," kata Gus Dzaki lembut.
Najwa mengangguk, memeluk Gus Dzaki erat. Gus Dzaki terkekeh kecil di buatnya. Najwa semakin manja sekarang.
"Mimpinya buruk sekali, tapi Najwa agak lupa sama mimpi buruk tadi," kata Najwa lirih.
"Kamu ngga ingat?" Tanya Gus Dzaki lembut sambil menurunkan istrinya saat sampai di kamar mandi.
"Najwa tidak ingat sama sekali. Tapi itu sangat menakutkan," jawab Najwa pelan. Najwa masih memeluk Gus Dzaki dari belakang dengan erat.
"Okey, lupakan mimpi buruk tadi. Sepertinya kamu harus melepaskan pelukanmu dulu sweety. Akang harus mengisi bathup dulu," kata Gus Dzaki lembut sambil mengelus kedua tangsn mungil Najwa yang membelit kuat di perutnya.
"Ngga mau, Najwa takut," cicit Najwa pelan
"Baiklah, sepertinya akang harus membakar semua koleksi novel triller kamu itu sweety. Atau sebaiknya jangan ya, akang senang saja sih. Artinya seminggu ke depan kita akan mandi bersama setiap hari, dan kamu libur kuliah seminggu karena terus menempel di tubuh akang setiap hari," kata Gus Dzaki sembari terkekeh geli.
Najwa melepas pelukannya kemudian mencubit perut Gus Dzaki. Gus Dzaki terkekeh pelan, hal itu pernah terjadi beberapa waktu lalu saat Najwa mimpi buruk.
Dan hasilnya adalah, sebagai upah maka Gus Dzaki mendapat 'gift long sift' selama seminggu dari istrinya.
"Najwa suka novel trillernya," jawab Najwa dengan pipi menggembung.
Gus Dzaki tersenyum tipis, kemudian mematikan air karena bath up sudah penuh. Gus Dzaki memutar tubuhnya, berjongkok di depan Najwa sambil memegang kedua tangan Najwa.
Mengecup tangan Najwa lama, sembari menatap istrinya lembut.
"Akang tidak suka saat kamu bermimpi buruk dan ketakutan, sweety. Setelah ini akang bakar semua koleksi novel kamu. Membaca Al - Qur'an lebih bermanfaat," kata Gud Dzaki lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
JATUH CINTA (End)
Spiritualini sequel dari "Abi untuk Najwa" Menjadi anak broken home tidak selalu buruk. Najwa menjadi salah satu si anak malang yang menjalaninya sejak usianya masih sangat kecil. Kerinduannya pada babahnya (red: ayah) selalu dipendamnya dalam-dalam. Dia tak...