27. I MISS YOU

1.7K 91 0
                                    

"Sebuah kalimat sederhana yang
Mewakilkan perasaanku saat ini yaitu,
I MISS YOU"
-Anggaranatasya❤

♡♡♡

Tasya berjalan semangat menuju kelasnya. Koridor kelas masih cukup sepi. Jelas saja karena jam masih menunjukkan pukul 06.15

Tasya kira ialah orang pertama yang mendatangi kelas.

Ia kira teman temannya yang lain belum datang.

Namun pernyataannya salah.

Dia bukan teman Tasya,Dia bukan orang asing bagi Tasya.

Tetapi dialah orang yang saat ini masih menjadi orang pertama di hati Tasya, masih menjadi prioritas bagi Tasya.

"Angga"bisik Tasya lemah. Angga mengangkat kepalanya yang ia telungkupkan di tumpuan tangannya. Tatapan matanya sayu,bahkan wajahnya terlihat lelah.

Apa Angganya sakit?

"Tasya"gumam Angga. Jujur ia merindukan pelukan Tasya. Ia membutuhkannya saat ini. Dimana banyak sekali masalah yang menimpanya.

"Kamu sakit?"tanya Tasya khawatir. Ia menaruh tasnya di kursinya dan duduk di kursi samping Angga. Angga tersenyum seraya menggeleng pelan.

"Aku gak sakit cuma kecapean"jawabnya lirih. Tasya tau Angga berbohong. Bibirnya pucat bahkan kelihatannya Angga belum sarapan sama sekali.

"Kenapa?" Angga mengkerutkan alisnya bingung. Kenapa apanya?

"Lagi ada masalah?"lanjut Tasya lagi menyadari raut kebingungan di wajah Angga. Angga menunduk lalu memeluk Tasya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Tasya,menghirup aroma yang sudah lama tak masuk di indra penciumannya. Wangi Lavender.

"Kantin yuk!aku tau kamu belum sarapan" Tasya melepas pelukan Angga lalu mencoba menuntun Angga untuk berdiri. Angga sempat ingin terjatuh namun dengan seluruh kekuatan tubuh mungilnya membuat Angga tertahan.

•••

Di kantin.

Tasya dengan sabar menyuapi Angga yang entah mengapa hari ini sangat manja. Bahkan ia mengancam tak mau makan jika tak disuapi Tasya.

"Sekali lagi ya"

"Kenyang syaa"Angga menggelengkan kepalanya sambil mengunyah makanan yang ada dimulutnya. Tolong,siapapun yang melihat tingkah Angga pasti membuatnya gemas sendiri.

"Yaudah minum dulu" Angga mengambil botol air mineral yang tinggal setengah. Lalu melemparnya ke tempat sampah dan---

Hap.

Tepat sasaran. Botol itu dengan mudahnya masuk ke dalam tong sampah. Tasya menggelengkan kepalanya. Tak heran lagi dengan tingkah Angga yang selalu melempar barang dan anehnya itu sesuai dengan tujuannya.

"Pagi pagi udah bikin atraksi aja"ucap Tasya yang membuat Angga cemberut.

"Aku bukan lumba lumba ya!"protesnya tak terima.

"Syaa"panggil Angga yang hanya dibalas degeman oleh Tasya karna dirinya sedang sibuk memainkan handphone nya.

"Balikan yuk. Aku kangen kamu"

Deg.

Tasya menaruh Iphone nya di meja lalu menatap Angga gugup. Semudah itukah Angga mengajak dirinya balikan lalu memutuskannya kembali?ralat. Bukan Angga yang memutuskannya tapi Tasya. Tapikan sama aja yang bikin masalah Angga juga!

"Segampang itu kamu bilang balikan. Trus kalo nanti ada masalah kita putus lagi trus balikan lagi?"entah sejak kapan air mata Tasya sudah mengalir di kedua pipinya. Angga yang melihat Tasya menangis sontak mengusap air mata Tasya tetapi dihempas oleh pemiliknya.

"Bukan gitu"

"Trus apa?!benerkan yang aku ucapin?!" Angga memejamkan matanya mengatur pernafasannya supaya tidak emosi.

"Aku emang mau balikan sama kamu tapi bukan dalam bentuk pacaran biasa"ucap Angga serius.

Tasya mengusap air matanya pelan lalu menatap Angga heran.

"Tapi dalam bentuk..."

●●●

"OMG Tasya lo pagi pagi ngelamun hati hati kesambet loh!"teriak Adel sambil menjentikkan jarinya di depan wajah galau Tasya.

"Runtintas del. Dari tadi ngelamun terus tuh kerjaan"celetuk Oliv sambil memainkan kukunya. Meysa menoyor pala Oliv gemas.

"Emangnya lo mau punya temen yang rutintas kesambet?"

Tasya melotot "yee itu sih lo aja yang kesambet ya!!"

"Akhirnya Tasya berbicara"ucap Oliv sambil menengadahkan tangannya ala berdoa. Tasya mengernyit heran.

"Emangnya dari tadi gue ngelamun apa?"bingungnya. Adel melotot.

"Jadi bener tadi bukan Tasya?!"pekiknya heboh.

"Del apasii.."

"Buktinya lo gak sadar kalo dari tadi lo ngelamun!!!!"

"Berisik Adelia!!"pekik Meysa tak kalah keras.

"Heh domblehh asli lo berempat kalo mau konser dilapangan gih budeg pantat gue!"

"Kuping pea kok pantat?!"omel Rava. Reno menunjukkan cengirannya "Sorry khilaf hehe"

Terdengar suara perpaduan antara sepatu hells dan lantai. Suasanya yang tadinya ramai mendadak sepi. Memang beginilah ketika guru matematika wajib memasuki kelas. Semua murid tunduk kepadanya. Karena aura guru itu err---menakutkan.

"Siapa tadi yang berteriak teriak?!"tanya Bu Asmi selaku guru matematika. Tasya cs dan Angga cs mendukkan kepalanya takut.

"Gua gak ikut ikutan ngapa gua ikut ikutan nunduk bego"gerutu Angga. Arka mendengus "Baru tau kalo lu bego?"

"Angga?Arka?ngapain kalian dibelakang?!" Wajah Angga dan Arka sudah pucat pasi.

"Eh engga kok bu tadi Angga minjem pulpen ke saya"alibi Arka. Angga melotot tajam. Sejak kapan dirinya meminjam?!ada juga Arka yang sering betakkin pulpen nya. Temen sialan!

"Jujur sama ibu siapa yang tadi berteriak teriak?!"ucap Bu Asmi dengan suara lantangnya. Dengan gemetar Tasya cs dan Angga cs mengangkat tangannya.

"Ki--kita bu"jawab mereka takut. Bu Asmi menatap tajam kearah mereka yang membuat nyali Reno yang tadinya ingin mengombali bu Asmi menciut seketika.

"KALIAN---HORMAT KEPADA TIANG BENDERA SAMPAI JAM ISTIRAHAT SEKARANG!!!"

"Yah bu skincare saya luntur nanti bu"protes Meysa tak terima. Adel yang duduk disebelah Meysa mencubit lengan Meysa kecil.

"Aw..aw..aw sakit del!"dengus Meysa sambil mengusap usap lengannya yang terasa merah karena cubitan Adel.

"Lo mau cari mati hah?"bisik Tasya yang tepat berada dibelakang Meysa. Meysa menelan salivanya pelan pelan. Iya juga. Ia memprotes sama saja ia mengundang ratu singa untuk makin bangkit.

"KELUAR KALIAN KALO SAMPAI KETAHUAN TIDAK MELAKSANAKAN HUKUMAN DARI IBU,ORANG TUA KALIAN AKAN DATANG KESEKOLAH!!!!!"


Nahkan.

LOVE YOU ÄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang