prolog

707 77 5
                                    

Dia akan membuang sampah kala melihat seorang lelaki dengan surai hitam itu terlihat bingung dibalik pagar besi yang tergembok dari luar. Tatapan matanya mengisyaratkan permintaan tolong dan keputus asaan.

Dia mendekat kearahnya.

"Kau ingin keluar?"

Pemuda itu mengagguk ragu.

"Kau bisa memanjat? aku akan membantumu"

Pemuda didepannya diam tak menjawab. Lelaki itu mungkin sedang bergelut pada pikirannya tentang apa yang akan terjadi kala dia sudah keluar dari pagar besi ini.

Apa ayahnya juga akan menyiksa anak perempuan ini nantinya karena anak ini membantunya?

Apa ayahnya akan mencarinya kepenjuru kota lalu menyiksanya kembali?

"Hei, bagaimana? kau tak memiliki banyak waktu"

Pemuda dengan luka lebam disudut bibirnya dan pelipisnya itu mengangguk sekali lalu mulai memanjat pagar tinggi itu.

Perjuangan yang cukup sulit mengingat pagar ini cukup tinggi untuk anak berusia 15 tahun.

"Jangan takut, turunlah perlahan. Aku ada disini, tak usah khawatir"

Dia tau jika anak lelaki seusianya ini takut pada ketinggian karena dia bisa melihat onyx gelap itu tak fokus kala melihat kearah bawah.

"Lihat aku saja, jangan tanahnya"

Lelaki 15 tahun itu turun perlahan dengan mata beradu pandang dengan gadis berponi yang memiliki mata bulat.

Mata bulat itu seakan menghilangkan ketakutannya hingga dia memijak tanah.

"Aku Chaeyoung, kau mungkin tak mengenalku tapi aku mengenalmu"

Bagaimana bisa gadis pendek ini mengenalnya?

"Aku tinggal didepan rumahmu persis. Cepatlah pergi jika kau ingin pergi, carilah tempat aman okay? peganglah ini"

Chaeyoung mengambil telapak tangan lelaki itu lalu memberikan sebuah kalung padanya.

Kalung dengan bandul bulan sabit yang nampak cantik.

"Aku membeli ini kemarin, ingatlah aku okey? Sekali lagi. Aku Chaeyoung, kau bisa memanggilku Chaeng. Ah satu lagi"

Chaeyoung merogoh kantung celananya dan mengambil tiga buah plester dengan warna hijau pastel dari sana.

"Lukamu perlu ini"

Lelaki itu diam. Dia tak tau harus bicara apa.

"Cepat pergi Junho, ayahmu akan kembali sebentar lagi, pergilah yang jauh"

Junho tersadar dari lamunannya lalu mengangguk patuh dan pergi menjauh. Berlari pergi dari lingkungannya yang sekarang. Pergi menjauh dari ayahnya.

Chaeyoung kembali masuk kedalam rumah lalu menautkan jemarinya dan berdoa yang terbaik untuk pemuda itu.

"Tuhan, aku Son Chaeyoung. Aku ingin berterimakasih atas limpahan rahmatmu hari ini. Tuhan, aku Son Chaeyoung. Aku ingin Cha Junho hidup bahagia nantinya. Tuhan, aku Son Chaeyoung. Terimakasih untuk hari ini"







_______________
_____________________________

Mengerti Kembali.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang